Kamis, 07 Juni 2012

Sedikit tentang home schooling

saat ini saya lagi seneng-senengnya baca artikel tentang home schooling. dua blog yang paling sering saya baca tentang home schooling adalah daramaina.com dan rumahinspirasi.com. dua blog tersdebut benar-benar inspiratif, menceritakan seluk beluk home schooling dan pengalaman pribadi blogger selaku praktisi home schooling. Saya sangat setuju bahwa sudah saatnya kita sebagai orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak kita pada pihak sekolah seperti yang bnayak dilakukan para orang tua masa kini. Fenomena sekolah mahal pun menjadi konsekuensi karena orang tua menumpukan harapannya pada pihak sekolah untuk mendidik anak-anaknya. Banyak biaya yang sebenarnya tidak langsung berkaitan dengan operasional belajar mengajar mau tak mau dibebankan kepada para orang tua. Orang tua pun tak keberatan membayarnya. Lalu mereka pun bekerja keras demi membayar biaya sekolah anaknya di sekolah terbaik menurut mereka yang tentunya biayanya juga mahal. Ternyata brand sebuah sekolah, baik negeri ataupun swasta dengan bayaran yang tinggi pun tak menjamin kualitas pendidikan bagi para siswa dan alumninya. Tak sedikit dari mereka melakukan tindakan-tindakan pelanggaran, dari yang ringan hingga berat. Mencontek,erokok, tawuran, sex bebas tak terelakkan. Orang tua menyalahkan guru (pihak sekolah). Guru pun beranggapan bahwa waktu di sekolah terbatas dan diluar itu bukan tanggung jawabnya. Dan yang pasti guru tak pernah mengajarkan siswanya untuk berbuat nakal(bener kan?). Home schooling sebagai sebuah metode pendidikan alternatif adalah salah satu solusi atas rendahnya kualitas pendidikan bangsa kita(bisa juga dibaca kualitas bangsa, kualitas manusia indonesia). Home scholing bukanlah mengurung anak dirumah-saya sudah tercerahkan dalam hal ini. Bukan pula mengekslusifkan anak. Bukan pula pendidikan untuk para selebritis ataupun anak berkebutuhan khusus. Home schooling adalah pendidikan berbasis keluarga. Pernah ga denger istilah keluarga adalah unit organisasi terkecil? Atau istilah yang ini, Indonesia strong from home? Maksud saya begini, keluarga, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak dalam home schooling mereka saling bahu membahu dalam mendidik-dalam hal ini adalah pendidikan anak. Ayah dan Ibu berbagi peran dalam mengajar dan juga mendidik anaknya karena merekalah sumber ilmu pertama dan utama bagi anak. Pendidikan dengan home schooling yang ada sekarang ini bukanlah pendidikan yang semrawut ataupun kaku. Ada banyak kurikulum yang bisa dijadikan patokan bagi orang tua. Orang tua bisa memilih kurikulum home scholing yang ada baik yang dari dalam maupun luar negeri. Pemilihan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan anak di masa depan. Meskupun mempunyai kurikulum, home schooling tidaklah kaku karena pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi keluarga saat itu, baik dari segi materi, biaya, tempat, waktu dan lain-lain. Sebenarnya saya ingin sekali menerapkan home schooling bagi anak-anak saya, afifah dan syahnaz. Tapi saya sendiri tidak yakin apakah saya mampu melakukannya. Saya bukanlah orang yang well educated dengan background pendidikan yang memadai. Saya hanya lulusan Diploma III Kebendaharaan Negara STAN. Saya juga tak memiliki banyak keahlian. Saya benar-benar orang yang biasa-biasa saja. Apalgi saat ini saya masih berstatus PNS, full worked mom. Tak banyak waktu saya untuk mendampingi anak-anak dirumah. Hanya Sabtu-Minggu dan satu jam di pagi hari sebelum saya bekerja dan dua jam sepulang kerja. Yang bisa saya usaahakan saat ini adalah dengan menerapkan home schooling saat saya bersama mereka. Sebisa mungkin saya menemani mereka bermain dan melibatkan mereka dalam aktivitas sehari-hari. Sebagai ibu, saya menginginkan yang terbaik untuk anak-anak saya. Saya ingin sekali mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi pembelajar yang beriman. Saya ingin anak-anak-saya menjadi anak yang sholeh, menjadi orang yang bermanfaat bagi ummat. Saya ingin menjadi madrasah bagi anak-anak saya, seperti sabda Nabi Muhammad saw. Dan tentu saja, sabda beliau adalah salah satu prinsip home schooling bagi saya. Saya ingin terus mengasah ketrampilan, menuntut ilmu, untuk anak-anak yang sangat saya sayangi.