Jumat, 25 September 2009

Lunas


Jangan pernah sekali-kali mencoret-coret tiket pesawat Anda. Yang saya maksud tentu tiket pesawat yg belum terpakai dan tiket fisik. Pasalnya dua tahun yang lalu saya sempat direpotkan oleh coretan pada tiket pesawat saya. Tepatnya si teman sya yang repot. Ceritanya saya pernah meminta tolong kepada teman saya-sepasang suami istri (sebut saja Dewi dan Agus) untuk membelikan tiket pesawat Bengkulu-Jakarta. Beberapa hari sebelum keberangkatan, Dewi saya menelepon Dewi untuk menanyakan apa sudah dapat tiket atau belum.
Sudah ko Na, harganya juga lumayan murah. Tapi sori ya, Maaf ya Na, kemarin aku sempat lupa naro tiket dimana. Yang jelas si masih di kantorku. Nanti dicari deh, insya Allah ketemu. Besok kita ketemuan di bandara jam xx WIB.
Pada hari dan jam yang telah ditentukan, saya datang ke bandara fatmawati bertemu dengan Dewi dan Agus.
"Tiketnya harganya sekian Na.Biar kita aja deh Na yang check in-in. Ada sedikit masalah ni."
"Masalah?"
"Iya, kemarin tiketnya kan ketinggalan di kantorku, terus ternyata ditemuin ma satpam di kantor dan tiketnya ditulisin “lunas” ma Pak Satpam yang nemuin."
"Ha?"
"Iya dikiranya itu tiket udah ga kepake lagi."
"Trus gimana?"
"Udah deh, biar aku dan suamiku yang chek-in, kita nego ke maskapainya."
Aku sempet deg-degan juga. Takut banget tiketku ditolak dan ga bias pulang ke Jakarta. Setelah dialog yang cukup a lot antara Dewi dan Agus Vs maskapai dari maskapai itu, akhirnya mereka keluar.
"Gimana?"
"Alhamdulillah beres Na. Kamu bisa terbang sekarang."
"Trus tadi gimana critanya?"
"Tadi si maskapainya ga mau terima, terus kita nego akhirnya mereka minta uang Rp 50.000,00 karena tiket yang udah ‘lunas’ itu."
"Berarti aku nambah 50rb ke kalian y?"
Sempet kuatir juga, 50rb kan lumayan. Masih bisa dipake buat bayar airport tax kalo di Cengkareng dan bus Damri dari Bandara ke Kampung Rambutan.
"Ga usah de, karena itu keteledoran kita, biar kita aja yang nanggung. Ga usah diganti."
What a friend. Baik banget deh mereka. Aku sih asyik-asyik aja punya temen mereka. Moga Allah beri ganti yang lebih baik buat mereka.

Gitu ceritanya..

Kamis, 24 September 2009

Titip Rindu Untuk Afifah


Hari yang dulu pernah kubayangkan akhirnya datang juga. saat ini aku benar-benar jauh dari anakku, juga suamiku. kami terpisah jarak bengkulu-jakarta. Demi Allah, ini sangat berat dijalani. Apalagi kemarin, saat pertama memasuki rumah. Terlebih komplek rumah dinas yang kutinggali benar-benar sepi karena para penghuninya masih dalam perjalanan arus balik. Oh my God. Sepi benar-benar menyergapku. Dengan segenap keberanian aku buka pintu rumah dan masuk ke dalamnya. Alhamdulillah aman. Terima kasih ya Allah...Saat kunyalakan lampu, terlihat satu persatu isi rumahku yang secara ekonomis bukan tergolong barang-barang berharga, apalgi mewah. Tapi mendadak semua menjadi bernilai dalam anganku. Saat kulihat televisi china-ku, ada bayangan anakku yang sedang menyentuh layar TV, mencoba memegang gambar yang ada dalam kotak kaca itu. saat kulihat ayunan, terbayang anakku yang yang sedang tidur sambil ngedot. Saat kulihat kipas angin miyako-ku, kulihat anakku juga sedang berdiri bermain disana. setiap benda yang ada dirumah memutar memoriku dengan amat jelas. bagaimana tidak, setipa hari benda-benda itu begitu akrab dengan anakku yang suka sekali memainkan, menyentuh atau memanjatnya. kelopak mataku benar-benar panas dibuatnya. apalgi saat aku menelepon mertuaku memberitahukan bahwa aku sudah sampai di rumah dengan selamat. Di seberang sana ada suara rengekan bayi 10 bulan yang begitu akrab denganku. siapalagi kalo bukan afifah. Aku tak sanggup lagi menahan tangis. Aku benar-benar dilanada rindu pada buah hatiku satu-satunya. Rindu yang begitu menyayat. Rindu yang hanya bisa dirasakan oleh para ibu kala anaknya jauh dari mereka. Rindu untuk mencurahkan kasih sayang pada cahaya mata. Aku tak kuat ya Allah. Aku hanya bisa berdoa semoga Engkau segera mengumpulkan kami dalm kebaikan di dunia dan akhirat. Aku titipkan rindu untuk Afifah padaMu ya Allah..


Robbana hablana min azwajina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqiina imamaa Robby habli muqimashsholaty wa min dzurriyati robbana wataqobbal du'a Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti khasanah waqina adzabannar

Kamis, 25 Juni 2009

Asistenku pergi


Baru sebulan aku merasakan pahit-manis punya asisten di rumah, kini asistenku sudah minta pulang kampung. Aku tak mungkin menahannya karena alasannya adalah suaminya yang sakit keras dan takut dapat hukum karma. What can i say? Singkat cerita akhirnya kupulangkan dia. Aku hanya mampu membiayai kepulangannya dengan bis.
Hfff...kemarin saat si asisten ada, aku mengeluhkan pekerjannya yang dibawah standar. Maksud saya, kalo saya disuruh menilai, mungkin saya hanya akan memberinya nilai 4 dalam skala 1-10. Kini, setelah dia pergi banyak sekali yang ingin saya keluhkan. Baru sadar saya betapa berjasanya seorang asisten dirumah. Sudah dua hari ini, saya harus bekerja ekstra keras. Pagi sebelum ke kantor, harus memasak. Pulang kantor harus bersih-bersih rumah. Malamnya harus mencuci. Alhamdulillah ada suami di rumah yang sedang luburan pasca UAS. Suami dengan sukarela mau membantuku di rumah, terutama membantu mengasuh buah hati kami, Afifah yang lagi lincah-lincahnya. Suami juga yang ikut pusing bersama mencarikan jalan keluar saat si asisten minta pulang. Suami besok sudah harus kembali ke Jakarta. Sebagai gantinya, Minggu besok Ibu datang lagi ke rumah kami di Bengkulu. Alhamdulillah, aku masih dikelilingi orang-orang yang sangat mencintaiku. Terima kasih untukmu suami dan Ibuku tercinta. Hanya Allah yang bisa membalasnya.

Kamis, 14 Mei 2009

Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat (Memory Power)

Mungkin Anda pernah atau bahkan sering menemui seseorang yang mampu mengingat serial number dari sebuah program komputer. Namun ironisnya orang tersebut "sering lupa" meletakkan kacamatanya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Disatu sisi ia mampu mengingt sesuatu dengan detil tapi ia mudah lupa dengan hal yang sepele. Bicara daya ingat, tentu tak dapat lepas dari peranan dari anugerah Allah yang sangat berharga ini. OTAK! Selama ini mungkin kita belum benar-benar mengerti kegunaan "otak" ini. Apa fungsi utama otak, apa saja bagian yang menyusun otak seseorang, bagaimana otak memproses sebuah informasi, bagaimana cara otak belajar, hal-hal apa saja yang mudah diingat oleh otak dan bagaimana cara yang tepat dan alami dalam berpikir?
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan terjawab setelah Anda membaca buku yang satu ini. Beberapa fakta menarik yang menggelitik:
  1. Ternyata otak akan menganggap sesuatu yang berbau "seks" sebagai informasi yang menarik untuk terekam dalam memori
  2. Si super jenius Einstein hanya menggunakana kemampuan otaknya tidak lebih dari 10%
  3. Penambahan umur tidak menyebabkan penurunan daya ingat.
Penasaran kan? Makanya buruan baca buku karangan ibu muda yang satu ini, Mba Deasy Harianti. Beli bila perlu, ga rugi ko. Ato kalo mau irit pinjem juga boleh.

Selasa, 12 Mei 2009

BUAT YANG SUKA MAKAN PAKE SUMPIT

Tahukah Anda, bagaimana sumpit ini dibuat ?

1. Dipotong dari pohon bambu
2. Diproduksi oleh industri rumah tangga (contoh gambar dari Vietnam Tengah)
3. Di "putihkan" dengan menggunakan sulfur dan hidrogen peroxida (tanpa disinfektan)
4. Proses pengeringan seadanya
5. Di kemas seadanya juga untuk di export ke luar negeri
6. Pengiriman ke luar negeri menggunakan kapal laut (terlalu mahal jika menggunakan pesawat)
Dibutuhkan waktu yang cukup lama, contohnya 1 bulan dari Vietnam ke Taiwan . Sementara itu, sumpit yang dikemas dengan seadanya akan sangat besar sekali kemungkinan untuk terkontaminasi oleh kotoran/sarang tikus dan kecoa.
7. Proses pengemasan (tanpa disinfektan)
Contoh kasus, untuk setiap penerimaan kargo sumpit di taiwan , akan langsung di distribusikan ke industri rumahan yang akan mengerjakan pengemasannya, dan tanpa proses disinfektan (sterilisasi) akan langsung dikirim ke restoran-restoran sebagai titik akhir distribusi.
8. Dan langsung masuk ke mulut Anda
9. Tahukah Anda, bahwa ada ribuan bahkan jutaan monyet yang menetap di dalam sumpit ?

10. Sudah kelihatan belum monyet-monyet tersebut ?
Semua sisa cairan (pemutih, sulfur, hidrogen peroxida, kotoran tikus, kotoran kecoa, telor kecoa, telor ulat dsb) akan terus menetap di lubang-lubang kecil tersebut sampai Anda menggunakannya.
Pernahkan Anda mendengar kasus keluarnya ulat dari sumpit saat digunakan di mangkok kuah yang panas ?

Sebuah percobaan yang dilakukan oleh pelajar sekolah dasar :
1. Rendamlah sumpit bambu ini ke dalam air selama 1 minggu, airnya akan menjadi BAU.
2. Kacang polong yang ditanam dengan air rendaman ini akan tumbuh lebih lambat, dan berhenti tumbuh ketika mencapai 5-6 cm dan kemudian mati.
3. Asap pembakaran dari sumpit ini akan bersifat asam.
Cara terbaik adalah bawalah sumpit Anda sendiri.
Sebuah pohon yang berusia 20 tahun bisa menghasilkan sumpit sebanyak 3000 sampai 4000 pasang.
Taiwan menggunakan sumpit sebanyak 100 triliun pasang setiap tahun, artinya 29 juta pohon hilang setiap tahunnya.
Dengan begitu banyaknya sisa-sisa penggunaan sumpit, apakah tidak mungkin ada orang yang demi keuntungan semata, melakukan pendaurulangan kembali sumpit-sumpit sisa pakai tersebut dengan cara diatas (sulfur dan hidrogen peroxida) untuk dijual kembali ???? Carilah di google dengan keyword "Chopstick controversy" ( Chopstick controversy: China eats its forest away - http://findarticles .com/p/articles/ mi_m0JQP/ is_311/ai_ 30130478 )

Hati2 yaa ... buat yang hobby makan pakai sumpit...

Senin, 04 Mei 2009

K

"ADK nya ga ada di flash dish Pak."
"Masa si mba?"
"Iya, ni liat aja, di drive F ga ada. Nama flash disknya Mirzani kan?"
"Coba kalo di K mba, siapa tahu ada?"
"K?"
"maksudnya?"--> sambil senyum-senyum

Minggu, 03 Mei 2009

Berpisah dengan anak


Ini baru rencana. Tujuh belas hari lagi, Ibu minta pulang ke Jawa. Kangen Bapak dan adik bungsuku yang sedang belajar keras menghadapi UAS dan SNMPTN. Aku kelabakan. Disatu sisi aku juga tak mau menjauhkan Ibu dari Bapak dan adikku. Tapi aku juga bingung nanti tak ada yang mengasuh Afifah karena hingga kini aku belum mendapatkan pengasuh. Hanya ada satu jalan tengah. Afifah harus kubawa ke Jakarta untuk diasuh sementara oleh Mbah Putrinya disana selama kurang lebih 2 minggu. Aku "mengultimatum" ibuku untuk segera mendapatkan pengasuh sesampainya Ibu di Pemalang.
Ini terpaksa kutempuh, karena tak mungkin aku menitipkan buah hatiku yang baru menginjak 6 bulan ke sembarang orang. Di Jakarta nanti Afifah diasuh oleh Mbah yang pasti sayang pada cucunya. Suamiku juga saat ini sedang melanjutkan pendidikan disana. Paling tidak Afifah bisa bertemu dengan abinya seminggu sekali.
Hiks..sedih rasanya harus berpisah dengan buah hati tercinta. Apalagi disini bisa dibilang aku sendiri. Tak ada keluarga. Siang mungkin aku kuat jauh dari Afifah, toh selama ini Afifah sudah biasa kutinggal bekerja. Tapi nanti kalo malam...
Tak ada lagi yang ngoceh ngobrol dengan ummi
Tak ada lagi yang merajuk minta nenen dan gendong
Tak ada lagi yang beratraksi nungging2 dihadapan ummi
Tak ada lagi wajah riang penuh senyum dan tawa
Tak ada lagi tubuh kecil yang kupeluk dan kukecup di malam hari
Tak ada lagi...

Hiks..aku dah ga kuat lagi buat nulis. Padahal ini baru rencana. Dan Allahlah sebaik-baik perencana. Ya Muqollibal quluub,tsabbit qolbi 'ala diinik..

Rabu, 29 April 2009

Berburu Asisten

000Wuih, ternyata susah-susah-susah cari pengasuh plus pekerja rumah tangga ya. Saya dah nyari, tanya kesana kemari dari bulan november tahun 2008 belum juga dapat. Where i have to find u? Bengkulu bukan sumber tenaga kerja rumahan, cari di Bengkulu, terutama di Kota Bengkulu susah. Saya sudah mencoba mencari dengan menitipkan pesan kepada tak kurang dari 10 bendahara, pembuat daftar gaji atau petugas pengantar SPM yang datang ke kantor saya.
"Pak, Bu kalo ada orang yang mau jadi pengasuh plus kerja rumah tangga tolong kasih tahu saya ya. Saya sedang butuh asisten Pak. Anak saya ga ada yang ngasuh kalo neneknya pulang ke Jawa."
Dan jawaban yang saya terima adalah :
"Orang ga mau ngasuh lagi mba. Dia mau nikah"
"Kemaren ada. Tapi sudah kerja sama orang pos."
"Wah susah kalo disini mba. Banyaknya di utara"
"Kenapa ga cari di Jawa aja mba?"
" Waduh mba, saya sudah cari di Lebong tapi ga dapet mba. Maaf ya mba."
Duh gusti...
Bapak saya di Jawa sana juga sudah menghubungi keponakannya yang berniat untuk mencarikan asisten. Tapi...
"Orangnya udah betah kerja di Jakarta. Jadi g jadi pulang."
"Orangnya mau, tapi punya tanggungan hutang kos dan makan 2 bulan."--->Nggak bangeet deh. Blm apa-apa masa' bayarin utangnya.
" Ada yang mau ni. Tapi minta gajinya tiap bulan Rp xxx.xxx,-".Wuih, ga kuat saya.
Terus dapat kabar gembira dari Bulek saya di kaki gunung slamet sana, ada yang mau jadi asisten saya, hanya saja belum punya KTP.
" Ya udah bulek tolong bikinin KTP. Bulan depan kesini ma suami saya. Tolong diantar ke Jakarta. Uangnya besok kukirim untuk bikin KTP dan transport ke Jakarta."
2 hari kemudian...
"Mbahnya dia sakit. Dia takut Mbahnya ninggal. Kamu ngomong sendiri aja deh sama orangnya. Besok bulek kesana"
" Mudah-mudahan cepet sembuh ya Mbahnya. Besok deh saya telpon Bulek lagi"
Besoknya..
" Gimana bulek?"
"Ni ngomong langsung aja ma ibunya."
"Gimana bu?"
"Anak saya udah ke Jakarta kemaren sore. Dia ga mau ke Bengkulu, kejauhan."
"Ha?!!!!"
Hiks. Saya sempat mengumpat-ngumpat karena kesal. Merasa dikhianati. Ada yang punya info ga orang ayang mau jadi asisten di rumahku buat ngasih bayi plus ngurus rumah. Plis help me...Trus standarnya digaji berapa y? Thanks before..

Senin, 13 April 2009

Ga Ikut Pemilu 2009


Rabu, 8 April 2009. Sepulang dari kantor, saya langsung ngacir ke rumah Pak Din, ketua RT 07 RW 02 Kelurahan Kampung Bali Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu.
Dengan semangat juang 45 yang berkobar-kobar, saya bawa amplop putih kiriman dari Bapak saya dari Jalan Tangkuban Perahu No.7e RT 07 RW 02 Mulyoharjo, Pemalang, Jawa Tengah.Amplop tersebut berisi form model C-4 yang merupakan undangan untuk mengikuti Pemilu Legislatif 2009 atas nama saya-Siti Nurkhasanah dan ibu saya-Siti Maryam. Saat itu ada ada anak Pak RT dan dua orang Bapak Ibu dari Partai Indonesia Baru.
"Ayah di TPS, mungkin sampai malam kelak barui pulang"kata anak perempuan Pak RT
"TPS nya dimana?"tanyaku.
"Di UMB situ lah.."Bapak dari PIB yang jawab.
"Pak, saya mau ikut Pemilu disini pake Undangan dari Jawa bisa gak ya?"
"Entah, idak tahu. Tanyo bae langsung ke TPS nyo." Jawab Bapak dari PIB.
"Ini untuk ayah 50 ribu, bla...bla...bla..." ni kata Ibu dari PIB.
"Kalo gitu saya permisi."pamitku, ga mau lagi buang waktu.

Singkat cerita sampailah aku di TPS yang dimaksud.Disana saya bertemu dengan Ketua dan beberapa anggota PPS dan juga Pak RT. Dengan segala cara saya mencoba memberi pengertian agar saya dapat ikut Pemilu di Bengkulu.
"Ada KTPnya?"Tanya Bapak PPS yang berkacamata.
"Pak RT, KTP saya sudah jadi belum ya?"
"Belum. Masih dalam proses."
Huh, ni pak RT gimana si, bukannya dibantu warganya untuk menyalurkan hak pilihnya. Asli sewot saya. Lha, saya dimintain uang 150rb buat bikin KTP dan sudah tiga minggu belum jadi.

"Ini kurang A5nya, kami idak berani, idak ada dasarnya. Nama adek kan ga terdaftar di DPT sini. Kalo ada A5nya kami amau bantu"
Tapi Pak, apa tidak bisa saya menggantikan para pemilih yang sudah pindah domisili dari sini. Yang nempatin rumah saya dulu kan sudah pindah ke Aceh. Daripada nanti jumlah pemilih di TPS ini kurang Pak." Ga nyambung juga sih alasanku buat ngotot ikut milih. Namanya juga cari jalan.
Bapak PPS malah bilang gini : "kalo Adek ada undangan punya mereka, Adek boleh milih disini."
"Yah Pak, mana saya punya."
Ya kalo gitu minta A5 dari TPS di Jawa, biar besok bisa milih. Kalo tidak ada ya saya tak bisa bantu.
Itu kesimpulan akhir dari proses diplomasi yang alot antara aku dan para Bapak-Bapak PPS.
Malamnya, saya telpon ketua TPS di kampung halaman saya nun jauh di mata. Namanya Pak Edi. Belio adalah vguru les matematika saya semasa SMP dan SMA. Yang ada malah Pak Edi ga tahu apa itu A5. Ditambah lagi kesibukan belio sebagai ketua TPS untuk mempersiapkan Pemilu. Terdengar nada "marah" dan "keluh" karena telpon saya yang mendadak dan minta yang aneh-aneh. Ga aneh sih,tapi waktunya yang mepet. Ujung-ujungnya, Pak Edi cuma bilang nanti diusahakan. Saya takut kualat ma guru, jadinya ga berani terlalu memaksa.
Habis itu, saya juga telpon adik saya disana, agar nanti ngirimin A5nya via fax ato email.
Huh, paginya semuanya gagal. Tak ada A5. Tak ada Pemilu 2009 buatku. Dan juga buat orang-orang lain yang dapat menggunakan hak pilihnya karena keteledoran KPU. DPT bermasalah. Asli ngawur. Saya menikah Oktober 2007. KTP saya di Pemalang sudah dicabut sejak tahun 2008 dan menjadi warga DKI secara resmi dengan alasan ikut suami. Tapi saya bekerja sebagai PNS di Bengkulu. Mau tak mau saya juga harus memiliki KTP Bengkulu. Tapi kok ya malah saya tak terdaftar di Jakarta ato Bengkulu, malah terdaftarnya di Mulhoharjo Pemalang sana.

Jadi, mau gimana lagi?9 April 2009, saya hanya di rumah. Bermain dengan buah hati.


Belakangan ternyata ada orang yang divonis penjara 6 bulan dan denda 6 juta rupiah karena menggunakan undangan orang lain. Mereka tak tahu kalau itu ada ancaman pidananya. Sebagai warga negara merekaAlhamdulillah..Allah masih melindungiku. Beritanya disini.










































































































































































































































































Minggu, 01 Maret 2009

Baby blues


Ada yang belum tahu baby blues? Saya pernah mengalaminya. Begini ceritanya..
Jauh-jauh hari sebelum melahirkan saya banyak baca artikel kehamilan dan kelahiran, termasuk artikel tentang babyblues. Tentu saja dengan harapan babyblues ini tak akan menghampiri saya pasca melahirkan nanti. Ternyata tidak demikian. Saya terkena baby blues. Stress berat. Uring-uringan. Banyak nangis. Persiapan mental saya menghadapi kelahiran anak pertama ternyata kurang dari cukup.
Sesaat setelah anak saya lahir, saya diberi kesempatan untuk memeluknya. Tak lebih dari 10 detik. Subhanallah, i am a mother now. Setelah itu, para bidan segera melakukan prosedur untuk membuat anak saya menangis. Salah seorang menyedot dengan selang, sepertinya untuk mengeluarkan cairan ketuban yang tertelan oleh sang bayi. Berikutnya tubuh bayi saya yang begitu kecil dijungkirbalikkan. Ditepuk-tepuk punggungnya. Dst. Hingga akhirnya bayiku dibawa ke ruang bayi. Suamiku pergi. Tinggallah aku sendiri di ruang persalinan. Tak boleh tidur. Sementara tubuh ini begitu lelah setelah melewati proses melahirkan dengan induksi sejak jam 8 pagi hingga jam 17.20.
Berikutnya datang Bapak dan ibu mertua." Selamat ya."
Lalu kakak ipar dan sepupu. "Gimana? Tadi ibunya telpon."
Aku tak mampu bersuara. Hanya berkomat-kamit saja."Mas ahmad mana?"
"Di rumah, nyuci kain dan nanem ari-ari."
Jam berjalan begitu lambat. Aku sangat membutuhkan kehadiran suamiku saat itu.
Singkat cerita aku dibawa ke ruang rawat. Baru sekitar jam 8 saya bisa bertemu dengan bayi saya. Itupun karena perjuangan kakak ipar saya. Makasih ya mba ratih...Jam sembilan akhirnya saya bertemu suami. Saat itulah sedih dan marah bercampur jadi satu. Aku berteriak sejadi-jadinya memarahi suamiku karena pergi tanpa permisi saat aku masih lemah dan butuh dia disisiku. Aku sampai lupa betapa beratnya perjuangan suamiku menemaniku menanti kelahiran buah hati kami. Ada lagi. Satu hal terlupa. Anakku belum diadzanin. Astagfirullah...Suami berpikir Bapak yang mengadzani. Bapak malah mengira sudah diadzani oleh suamiku. Aku makin marah. Perasaan "dilupakan" begitu kuat. Merasa ditinggalkan setelah anak lahir. Belum lagi dipisah dari anak di saat awal-awal menjadi ibu.
Sakitnya luka yang dijahit menambah parah sindromku. Aku memang takut sakit. Duduk setelah berbaring sakit. Berdiri setelah duduk sakit. Duduk setelah berdiri sakit. Semua gerakan menimbulkan rasa sakit. Diam juga sakit. Aku dibayangi rasa sakit pasca melahirkan. Merasa tubuhku rusak gara-gara melahirkan.
Aku melahirkan di kampung mertua di Jakarta. Hampir tiga bulan disana. Aku kagok. Ibuku dari Jawa Tengah memang datang spesial untuk merawatku sehari setelah aku melahirkan. Dengan penuh cinta Ibu merawatku. Mengambilkan aku makan. Memandikan bayiku. Membuatkan aku jamu-jamu khas Jawa. Bahkan juga mengurusi keperluanku yang sangat pribadi. Pokoknya tak terhitung lagi. Selebihnya semua dengan mertua. Alhamdulillah mertuaku sangat baik. Tapi ya tetep aja aku kagok. Banyak hal yang ingin aku tumpahkan. Tapi malu. Aku tak dibesarkan disini. Secara psikologis, aku masih asing dengan keluarga mertua dan juga lingkungan sekitar.
Sepanjang pagi hingga sore saya berkutat dengan bayi yang tak dapat kupahami tangisnya. Asli panik. Aku tak tahu kenapa bayiku menangis. Padahal bayi memang cuma bisa nangis karena belum bisa bicara. Belum lagi kalo ada hal-hal baru. Misalkan saja saat bayi gumoh sampe kemana-mana.
Baru 23 hari melahirkan, pipi kiriku bengkak. Tiga hari tiga malam badanku demam tinggi namun kedinginan. Ya Allah, apalagi ini...Dua kali aku ke dokter gigi. Gigi bungsuku tumbuh. Dokter gigi menyarankan aku untuk operasi kecil cabut gigi bungsu. Ow..Aku bakal "terluka lagi". Aku baru bisa curhat atas kebingungan dan kelelahanku mengurus bayi setelah suamiku pulang dari kantor. Setiap hari seperti itu. Belum lagi saat bayiku menangis dan aku tak mampu menghentikan tangisnya. Rasa percaya diriku jadi terkikis. Mertua dan Ibu kadang bilang "Anak sendiri nangis ko ga bisa ndiemin sih". Jleb. Anjlok pd ku sebagai ibu baru. Aku benar-benar butuh refreshing. Dengan merengek-rengek, aku minta pada suami untuk pulang ke kampungku. Tentu saja bersama dengan bayiku. Suamiku setuju. Disana aku ingin melepas segala penat. Aku banyak tidur. Aku juga berkunjung ke dokter spesialis kandungan muslimah ke Tegal yang berjarak 75km untuk mendapatkan "kesembuhan". Disanalah aku mulai mendapatkan advices yang "agak" melegakan dan mengurangi sindromku. Tak lupa juga ke dokter gigi untuk memeriksakan gigi bungsuku yang membuatku panas dingin itu. Aku juga sempat menjalani fisioterapi. Tak ketinggalan "dukun bayi" juga dipanggil oleh Ibu khusus untuk memijatku. Bayiku diasuh oleh Nenek dan Kakeknya dengan penuh sukacita.
Kehidupan terus berlanjut. Tiba saatnya aku harus mulai bekerja kembali di Bengkulu. Bersama Afifah, suami dan Ibu saya ke Bengkulu. Bayangkan, kami belum punya tempat tinggal disana karena si empunya kontrakan kami sebelumnya mengusir kami saat aku cuti bersalin. Huh, teganya dirimu. Sebulan lebih kami menumpang di tempat Mbak Sri (Jazakumullah mba Sri, mas agung n Puput...) sambil terus berusaha untuk mencari kontrakan (alhamdulillah akhirnya dapat rumah dinas. Makasih Pak Kis, Pak Agus, Pak Hari, Pak Hendro dkk..). Ibuku tak betah di Bengkulu. Rumah masih numpang. Suami sudah kembali ke Jakarta. Tekanan datang lagi. Apalagi saat anak menangis dan tak bisa kudiamkan. Ditambah stres cari kontrakan yang ga ketemu-ketemu. Aku kirimkan sms-sms pada suamiku yang jauh disana. Aku benar-benar minder jadi Ibu baru. Aku juga sebel sama suami. Padahal ini adalah konsekunsi logis dari sebuah pernikahan dan perkawinan. Aku dan suamiku tak mungkin bertukar peran. Sampai kiamat pun wanita lah yang hamil, melahirkan dan menyusui.
Bi, ummi g pd ngurus Afifah. Kyny masih kagok bgt. panik kalo afifah nangis mulu. Afwn y

Tlg dibntu ngasuh plus mendidik afifah ya bi..ummi ga sanggup tanpa abi*nangis*

Bi, badan afifah agak anget, doain ya moga cepet fit afifahnya

Sayang, aD sangat membutuhkanmu untuk mendengarkan kelu kesahku. aD marah dan sedih karena yayang tak ada saat aD membutuhkanmu, bahakan ditelp pun tak bisa

Sayang, is3mu di ambang putus asa..semakin hari semakin merasa tak bs mjd ummi yg baik bg bidadari kcil qt.kepercayaan diriku u merawatnya trkikis habis.mendiamkannya dr tangis saja ummi tak bisa.rupanya baby blues yg kualami semakin parah.i really nid u..dampingi ummi merawatnya..doakan agar is3mubs bertanggung jwb atas amanah ini d akhirat nanti


Dan inilah jawaban-jawaban dari suamiku...

smangat dinda, qt sama2 sabar y dinda, Allah lg nyiapin yg terbaik buat qt dan afifah sayang..

Smoga Allah selalu menjaganya ya mi..

ummi yang sabar y,ktnya afifah mo djadiin orang besar nantinya, jgn marah2 dunk,djaga baik2 y buah cinta kita^_^;

hari ni mang hp abi lg eror, bbrp x khilangan sinyal, layarnya g ada tulisan. sms ummu baru masuk jam7, sms jg failed,abi sayang ummi, afifah juga, semoga Allah memudahkan segala urusan kita di dunia dan akhirat

kanda memilih dinda menjadi istri tercinta karena kanda yakin dinda adalah ibu terbaik buat anak2 kita.smangat sayang, sugesti positif bisa membantu memperbaiki

Dinda adalah is3 yang cerdas, pasti bisa mengurus seorang afifah, kembalikan niat kita seperti wkt perjuangan qt menghasilkan benih ungguldi rahim manusia ter......*sensor*(habis suamiku berlebihan banget c mujinya)

90% diri kita adalah sugesti, klo kita penuhi diri ini dgn sugesti positif, insya Allah kita akan menjalani kehidupan yg positif, mknya jgn memelihara sugesti negatif

einstein bikin bohlam stelah 100an bahkan mungkin 1000an kali percobaan krn dia punya sugesti positif pasti bisa melakukannya, coba kalo dia bilang gagal&jangan berharap pdnya, mgkin smpe hr ni triliunan ton lilin yg kita habiskan, smangat sayang, aku percaya padamu, karena kau adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki ---> maap yg bener thomas alfa edison sayang

lupakan baby blues, hapus kata ini dari kamus dinda, tanamkan kata baru yang lebih positif..dinda adalah wanita tercerdas dalam mendidik bidadari kecil kita

Lots of luv! raise up my beauty..keep fight, keep spirit.muach..:)


Selain itu aku juga sering berdialog dengan beberapa teman kampus tentang repotnya menjadi ibu baru , salah satunya ibu Ratu Siti Maryam. Jazakillah ya ukh...

Dan akhirnya, Terhitung Mulai Tanggal 28 Januari 2009 jam 18:57, aku bebas dari Baby Blues..
Kukirimkan sms pada suamiku tercinta:

Makasih ya kakanda, telahmenitipkan benih cinta dalam rahimku, dan sekarang dinda akan terus berusaha u menjadi ibu terbaik bagi anak-anak qt.


















Afifah si BOLANG (Bocah Petualang)


Si kecilku ini sepertinya benar-benar hobi traveling. Bagaimana tidak, sejak dalam kandungan Afifah sudah menjelajah ke beberapa tempat bersama Ummi dan Abinya. Berikut catatan perjalanannya :

Sebelum ada dalam kandungan, Ummi dan Abinya bersepakat untuk haoneymoon guna mempercepat hadirnya sang buah hati. Memang sih tak ada yang bisa mempercepat atau memperlambat, tapi hubungan jarak jauh kami Jakarta-Manna yang hanya berjumpa tiga hari-an setiap bulannya membuat kami harus berpikir bagaimana caranya agar rumah tangga kami duianugerahi buah hati. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk cuti. Ummu Afifah "kabur" dan cuti lebih dulu meninggalkan rutinitasnya di KPPN Manna, terbang ke Jakarta menemui Abu Afifah. Setelah Abu Afifah mendapatkan izin cuti, kami berdua melaju ke Pemalang, tempat kami menikah dulu untuk berbulan madu^_*;
Dalam perjalanan panjangnya menemui Abu Afifah, Ummu Afifah telah melampaui banyak ritangan. Penerbangan yang dibatalkan seharian karena Cengkareng banjir, harus cari tempat menginap (Thanx to dr. Cintya, saudaranya dan Ibu pegawai bank Mega), bertemu Sang Kepala Kantor dan diomelin di bandara, Abu Afifah yang kerja banting tulang tak bisa pulang, tak ada yang jemput setelah turun dari Angkot, tak ada yang menjamu saat tiba di rumah mertua..hiks...pokoknya benar-benar tak terlupakan. Namun akhirnya semua perjuangan itu tak sia-sia. Sebulan kemudian Ummu Afifah hamil. Alhamdulillah...

Saat dalam kandungan
  1. usia dua bulan, Afifah jalan-jalan ke bendungan di Seginim, kurang lebih setengah jam dari Kota Manna bersama tante Eka dan Tante-tante dan Om-Om dokter yang PTT di Manna
  2. usia tiga bulan kehamilan Afifah sudah pulang pergi Jakarta-Manna mengikuti umminya yang mendapat jatah diklat pegawai KPPN Percontohan.
  3. usia lima bulan, Afifah ikut umminya pindah domisili dari Manna ke Bengkulu, sesuai SK Penempatan Pegawai KPPN Percontohan di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
  4. usia enam bulan, Afifah ikut ummi dan abinya jalan-jalan naik motor ke Kepahang, melewati dua gunung kecil, gunung tunjuk dan gunung bungkuk
  5. usia delapan bulan, Afifah ke Jakarta untuk dilahirkan
Setelah nongol di Bumi

  1. usia 1 bulan, Afifah diajak kondangan
  2. usia 41 hari, Afifah ke Pemalang untuk bertemu dengan keluarga besar di Pemalang, terutama kakek, nenek dan om-omnya
  3. usia 52 hari, Afifah balik lagi ke Jakarta
  4. Usia 57 hari, Afifah terbang Jakarta-Bengkulu (padahal di bengkulu kami belum punya tempat tinggal, numpang sementara di rumah kawan karena rumah yang dulu tak kontrakkan lagi)
  5. Usia tiga bulan, Afifah pindahan lagi dari rumah kawan Ummi ke Rumah dinas
  6. usia 3,5 bulan, bersama neneknya Afifah menemani Ummi outbond di Tahura (Taman Hutan Raya dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam, tanpa menangis daan hanya tidur sebentar-bentar
  7. Usia 6 Bulan, Bengkulu-Jakarta-Bengkulu dalam empat hari, mengantar nenek pulang dan menjemput pengasuh.
  8. Usia 8 Bulan, Bengkulu-Jakarta hanya bersama abi, terpaksa karena tak ada pengasuh di Bengkulu.
  9. Usia 9 Bulan, Jakarta Bengkulu, karena sudah dapat pengasuh di sana.
  10. Usia 10 Bulan, Bengkulu-Jakarta, terpakasa dibawa ke rumah Mbah Uti karena oleh abi pasca diopname karena malaria dan tak ada pengasuh.
  11. Usia 11 Bulan, Bengkulu-Jakarta, ada pengasuh lagi
  12. Usia 1 tahun, Bengkulu-Lubuk Linggau, silaturahmi ke mbah disana.
  13. Usia 15 bulan, Bengkulu-Jakarta, bersama abi karena ummi dimutasi ikut suami. Sementara ummi masih di bengkulu untuk packing.
  14. Usia 20 bulan, Jakarta-Pemalang, mudik Lebaran 2010.
  15. Usia 2 tahun, jalan-jalan ke Bandung.
  16. Usia 3 tahun, jalan-jalan ke Jogja.
Subhanallah, ternyata sejak bayi saja sudah terlihat bakat dasarnya, travelling. Afifah paling suka kalo dipakein topi atau jilbab dan kaos kaki. Ini tandanya Afifah akan diajak keluar rumah, paling tidak jalan ke tetangga atau belanja ke warung terdekat. Afifah jarang sekali menangis kecuali panas atau lapar. Apalagi kalau diajak pergi jauh, yang tua sudah teler tapi Afifah masih enjo-enjoy aja. Alhamdulillah setelah bepergian jauh pun Afifah belum pernah sakit.

Afifah, jeljajahilah bumi Allah yang luas ini dan temukan keagunganNya dalam setiap penciptaan,
Agungkanlah nama Allah, Nak..

Jumat, 27 Februari 2009

Trik Nyaman Berjilbab


JAKARTA-- Wanita muslimah tak terlepas dari hijab atau jilbab untuk menutup aurat. Indonesia adalah negara tropis sehingga terkadang penggunanya merasa tak nyaman. Untuk itu Anda perlu mengetahui trik memakai jilbab yang tepat sekaligus nyaman setiap saat.
Bahan jilbab yang ringan, nyaman serta bentuk praktis dapat menjadi pilihan tepat bagi wanita muslimah di Indonesia. Jika hendak menggunakan jilbab langsung atau bergo, gunakan yang sesuai dengan bentuk wajah. Jangan lupa untuk memilih bentuk yang sesuai dengan acara yang hendak dihadiri.

Untuk keindahan, Anda bisa memilih busana serta jilbab dengan warna yang senada. Selain memperhatikan warna model dan bahannya, juga sebaiknya memperhatikan aksesoris yang tidak terlalu berlebihan untuk memberi kesan elegan dan cantik.

Agar jilbab yang Anda gunakan tidak sepanjang acara. pastikan memakai ciput, bando atau bandana sebagai bagian dalam sebelum menggunakan jilbab. Anda bisa menggunakan ciput, bando,atau bandana agar rambut tidak mudah keluar dan rambut pun rapi tersembunyi. Keuntungan lain, jilbab akan lebih mudah diatur.

Namun perhatikan juga bahan dari bagian dalam jilbab Anda. Terkadang jilbab atau bergo yang digunakan tidak cukup tebal sehingga dalaman jilbab cukup membayang. Untuk menyiasati pilih warna yang serasi dengan jilbab luar atau pilih warna hitam, putih atau warna kulit yang akan cocok dipadu-padan dengan jilbab aneka warna.

Agar terlihat lebih menarik dan manis gunakan aksesoris jilbab seperti bros atau lainnya agar terlihat lebih cantik. Namun hindari model jilbab yang rumit dan banyak aksesoris untuk pemakaian sehari-hari. Agar aktivitas tidak terganggu dan mendukung gerak agar tetap leluasa. (cr1/ri)

Sumber :

Tentang Belajar

"Dinda, kanda disini malas belajar." 
"Kok malas? Jangan malas dunk Kanda...Masa' udah jauh-jauh ninggalin anak-istri malas belajar? Dinda di sini juga belajar." "Belajar apa? Dinda kan ga' kuliah, cuman kerja." 
"Ya belajar jadi ummi. Jangan kalah sama Afifah dunk sayang." 
Usianya anakku baru tiga bulan, tapi sudah nampak perubahan-perubahan yang signifikan. Sungguh menggemaskan putri kami yang pertama ini. Dari bayi merah yang tak bisa apa-apa, kini sudah terlihat perkembangannya yang cukup menggembirakan. Dari tidak bisa melihat, bisa melihat dari jauh, tertawa dan menjawab dengan "baby language-nya", bahkan kini sudah pintar mengajak ngobrol orang yang ada di dekatnya-masih dengan bahasanya tentunya. Dari tak bisa menggerakkan tangan dengan benar, kini gerakannya sudah mulai terkoordinasi. Dalam gendongan, Afifah sudah bisa menarik-narik jarik yang dipakai untuk menggendongnya. Apapun yang didekatkan padanya berusaha untuk diraihnya, tanpa menyerah, tak lain untuk dilihat, dipegang dan kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Afifah ingin merasakan semuanya. Dan kini, Afifah sedang sibuk belajar untuk tengkurap. Tengkurap sih bisa, hanya saja masih sangat kesulitan untuk menarik tangan kiri yang tertindih badannya. Hup, akhirnya bisa juga, meskipun baru dua kali. Ummi yakin, kau pasti bisa sayang... Subhanallah, betapa agungnya kekuasaanMu ya Allah yang telah mengajari makhluk-makhlukmu dengan ilmuMu.. 
 Afifah bukan satu-satunya bayi yang sibuk belajar. Semua bayi, bahkan kita sendiri pada waktu bayi adalah seorang pembelajar keras yang tak kenal putus asa. Tak sadarkah kita bahwa dulu kita tak bisa apa-apa? Jangankan untuk membaca, pipis dan saja masih ngompol di popok. Kita dulu hanyalah bayi merah yang tak bisa dan tak tahu apa-apa. Berkat rahmat Allah, usaha keras kita dan tentunya ketelatenandan kesabaran orang tua kita akhirnya bisa seperti sekarang. Tadinya kita tak bisa apa-apa, lalu sedikit demi sedikit akhirnya kita bisa tersenyum, ngoceh, tertawaa, tengkurap, duduk, merangkak, berjalan dan berlari. Bahkan lebih dari itu, kini kita bisa membaca, menulis, berhitung. Lebih jauh lagi, akhirnya kita bisa mempunyai keahlian khusus. Tuhkan, ternyata manusia memang terlahir untuk menjadi pribadi pembelajar. Belajar itu tak kenal usia, tak kenal henti. Pernah kan dengar ungkapan-ungkapan seperti,
"Belajar dari buaian hingga liang kubur"
" Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina"
Bahkan Allah memerintahkan lewat sabda Nabi Muhammad saw :
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim laki-laki dan muslim perempuan."

Jadi, jangan berhenti belajar. Jangan malas belajar.

AYO BELAJAR

Special written 4 Kakanda, SMANGAT YA SAYANG...