Selasa, 13 September 2016

Hilang

Aku mencari hingga lupa diri
Aku menggali, terkubur dan mati
Aku terbang dan hilang
Aku menyelam tenggelam
Aku tak tahu lagi dimana diriku
Aku tersesat dan tak mampu kembali
Aku hilang kendali

Senin, 12 September 2016

Husnudzon pada Sesama Muslim

Salah satu nasehat ustadz yang menurut saya sangat susah untuk dilaksanakan adalah keharusan berbaik sangka pada sesama muslim. Baik sangka atau husnudzon pada sesama muslim adalah sebuah kunci dalam bermuamalah. Baik sangka, tak hanya bermanfaat bagi dia, orang yang kita sangka dengan baik, tapi paling utama manfaatnya adalah bagi diri kita sendiri.

Hm, mudahnya mata, hati,  dan lisan ini memberikan 'judgement'  yang sering kali lebih mengarah pada sesuatu yang negatif atau su'udzon, berburuk sangka. Lihat si A begini kita berpikir jelek, dengar si B begitu, langsung mikir yang enggak-enggak. Bahkan terkadang cuma baca status di Facebook seseorang kita langsung baper, mewek, dan mengatakan si X bla bla bla lalu kita bikin status tandingan sebagai balasannya. Kamu gitu nggak? Kalo aku pernah banget gitu.
Kalau diri ini lagi waras, trus buka-buka lagi itu fb, ya Allah, aku ngapain sih kemaren? Nurutin emosi sampai ngono banget, gak karu-karuan. Trus manfaatnya apa coba. Ya kalo yang dia tulis itu buat aku, kalau bukan gimana coba? Berprasangka buruk saja sudah dosa, apalagi membalasnya dengan hal yang jelas-jelas gak baiknya. Benar memang apa kata Nabi, bahwa sebagian prasangka itu dosa. Lha wong di pengadilan aja, selama belum ada bukti yang memberatkan pelaku, berlaku asas praduga tak bersalah -maaf kalau salah istilah,maklum, bukan orang hukum, hanya seorang mak-mak rempong saja. Kita kok menghakimi Saudara kita dengan asumsi-asumsi kita sendiri yang kita gak tahu bener enggaknya.

Banyakin istighfar ya, jangan mikir yang enggak-enggak. Kita ini kan cuma manusia super biasa, mata cuma dua, telinga juga. Tapi kita punya mata hati. Asahlah ketajamannya. Arahkan pandangan mata hati ini hanya pada hal yang baik-baik, agar tak sempat mikir yang jelek-jelek. Paling tidak meminimalisasi yang jelek-jelek itu. Jika setidaknya sehari 100 kali berburuk sangka, maka kurangilah intensitasnya, sedikit demi sedikit. Ganti dengan berbaik sangka. Keburukan yang diiringi dengan kebaikan, insya Allah lama-lama akan terkubur oleh kebaikan. Gitu kan ya?

Ingat ya, jangan cuma mikir, tapi juga dzikir, agar nafsu dan makhluq jahat tak mudah menggelincirkan kita.

#menulisadalahmengingatkandirisendiri
#bukanorangbaiktapiberharapadayangtergerakuntukberbuatbaikdengantulisanini, kepedean ada yang baca apa?
#ngetagdirisendiriaja

Selamat Idul Adha 1437 Hijriyah
Taqobballahu minna waminkum

Selasa, 06 September 2016

Perempuan dan Uang

Ceritanya pulang kuliah perdana Auduting I. Dapat kata2 super dari bu dosen yanv ternyata ketika ditulis membuat tulisan utu berkembang sedemikian rupa sehingga berubah dari sebuah quote menjadi sebuah artikel dari seorang penulis amatir macam saya. Berikut tulisannya. Selamat membaca.

Quote of the night:
Wanita ga wajib mencari nafkah, tapi wanita wajib punya uang.

Itu bukan kataku, tapi kata dosenku lho ya.

Tapi kalau dipikir-pikir bener banget ya apa kata bu dosen. Buktinya wanita itu gampang stres kalau uang sedang menipis. Ga usah jauh-jauh nunjuk orang, aku sendiri lho gitu. Normal kan?

Kalau ga kerja uangnya dari mana?

Kalau belum menikah dan masih ada orang tua yang menafkahi, ya dari orang tua.

Kalau sudah menikah dan masih ada suami, ya berarti dari suami.

Kalau belum menikah tapi orang tua sudah tiada, atau ada tapi tak mampu memberi, ya kerja lah, apa saja, yang penting halalan thoyyiban, dalam batasan syariat.

Kalau sudah menikah, tapi sudah bercerai dan mantan suami tak menafkahi, atau suami meninggal, atau suami sakit, dan tak ada anak dan saudara yang menafkahi, ya kerja juga.

Kalau sudah menikah, suami menafkahi, merasa cukup dengan nafkahnya - dan harus merasa cukup - ya cukup-cukupinlah, atur strategi, gimana caranya biar dengan uang nafkah pemberian suami cukup untuk bertahan hidup sampai waktunya suami memberi nafkah lagi. Terlepas kita sebagai wanita bekerja atau tidak, intinya sama. Rasa cukup dengan pemberian Allah itu kan bisa dirasakan siapa saja, baik ibu bekerja maupun tidak.
Demi Allah ya, bukan jaminan ketika suami berpenghasilan tinggi, nafkah darinya juga banyak, istri juga bekerja dengan penghasilan yang tak sedikit, tak menjadi jaminan bahwa wanita tersebut merasa cukup. Kau tahu, wanita mudah sekali congkak, sombong, dengan uang yang ia hasilkan. Mudah baginya untuk mengungkit pemberiannya, kontribusinya, partisipasinya dalam keuangan rumah tangga. Saya bukan sekali dua kali mengalami hal ini. Dan semoga tidak terulang lagi.

Trus bagaimana cara mengatur keuangannya?

Mau istri bekerja atau tidak, intinya sama.

Pertama, sesuaikan pola, gaya, dan segalanya dengan keadaan finansial kita. Kita sebagai istri dan ibu, yang sekaligus adalah manajer keuangan, adalah yang paling tahu kondisi keuangan keluar kita. Kalau kata para penasihat macam perencana keuangan, harus dibuat skala prioritas.

Skala prioritas ini mirip lah dengan tingkatan hukum dalam agama islam. Ada yang wajib, sunnah, mubah, makruh, hingga haram.

Segala kewajiban yang harus dibayar, seperti hutang dan tagihan bulanan harus jadi prioritas nomor satu, jangan sampai malah tak terbayarkan karena uangnya terpakai untuk hal yang jelas-jelas tidak pokok. Tahu kenapa? Karena hutang akan ditagih hingga akhirat sana. Catat ya, ini poin yang amat sangat penting.

Kedua, tunai kan hak Allah. Jika sudah mencapai nishob, tunaikan zakat. Jika belum, jangan lupa bersedekah. Atau bagi yang zakatnya menunggu nishob selama seratahun, tetaplah bersedekah. Ambil setiap peluang yang datang untuk bersedekah. Dengan uang, tanaga, senyuman. Yakinlah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik, lebih banyak, lebih berkah.

Catat. Iya catat. Ini serius. Catatan adalah sebuah bentuk pengendalian internal yang sangat efektif. Catat segala hutang, piutang, sumber pemasukan, segala pengeluaran. Buatlah anggaran, agar kita tahu persisi potensi keuangan dan kebutuhan keluarga kita.Pastikan semua pos keuangan telah masuk dalam anggaran keluarga, termasuk pos sedekah dan menabung. Sebagai manajer keuangan, membyat rencana adalah sebuah kewajiban. Kegagalan membyat rencana, katanya adalah sama dengan merencanakan kegagalan. Buatlah daftar belanja yang harus kita beli, juga berdasarkan prioritas. Sertakan waktu deadline atas rencana-rencana keuangan keluarga kita. Kalau sudah lalu apa? Hm, konsisten lah dengan apa yang sudah kita buat. Tetaplah keep right on the track. Evaluasilah kinerja kita atas setiap realisasi rencana tsb.

Tundalah kesenangan. Seleksi pengeluaran yang sifatnya senang-senang dan memerlukan biaya yang cukup besar. Nonton film di bioskop, kalau memang duit pas-pasan ga usah lah. Lagian juga lebih banyak mudhorotnya. Makan di restoran karena ingin membahagiakan anak-anak dan agar bisa selfi, wefie, trus bisa upload picture di medsos, padahal sebenernya duit cekak, ini juga ga usah pake banget. Naik mobil tiap hari biar gaya tapi sebenarnya ngos-ngosan buat beli bensin dan bayar tol, itu juga ga perlu.
Nyalon biar muka selalu kinclong, tapi sebenernya kantong lagi bolong, ya tinggalkan. Nyalon sendiri di rumah saja, biar hemat dan kulit tetao terawat. Ra sah kakean gaya, kalau kata orang jawa. Karena hidup itu sebenarnya sederhana. Kalau kita sudah mulai merasa hidup kita sulit, tak sederhana, ada baiknya kita introspeksi. Mungkin saja selama ini kita kakehan gaya.
Menunda kesenangan adalah ketrampilan sangat mendasar yang harus kita kuasai. Wajib. Bahkan tak hanya dalam urusan uang uang. Misalnya gini. Lagi asik facebookan, dengar adzan, ya tinggalin dulu lah itu Facebook, ambil air wudhu, segera update statusmu dihadapanNya. Menunda kesenagan juga perlu sekali ditanamkan pada anak sejak dini, agar dia tahu, tak semuanya didaoat dengan instan. Tak semuanya harus didapat sekarang.

Last but not least, jangan lupa bahagia. Sumber daya kita memang terbatas. Jadikan ini sebagai peluang dan tantangan bagi kita untuk membuktikan bahwa kita adalah manajer terbaik dan handal bagi keluarga kita.

That's all.

#selfnote
#biargangantukjadikenekpribadi

Kamis, 25 Agustus 2016

Belajar dari Keluarga Ibrahim

Kajian Orang Tua
Pertemuan kedua,  tahun ajaran 2016/2017
Bertempat di Kuttab Al-Fatih Tangerang Selatan
Sabtu,  20 Agustus 2016
Pukul 08.45 - 10.30
Narasumber : Ustadz Akhmad Nizaruddin (Dewan Syariah Kuttab Tangerang Selatan)

🌷Belajar dari Keluarga Ibrahim🌷

🌺Dalam Al-Qur'an, Allah menyebut Ibrahim sebanyak 69 kali,  lebih sedikit daripada Musa yang disebut sebanyak 103 kali.
Ibrahim disebut sebanyak 69 kali di dalam 25 surat dengan fragmen yang berbeda. Ada fragmen Ibrahim dengan ayahnya, fragmen Ibrahim dengan istrinya, fragmen Ibrahim ketika bertemu dengan malaikat, dll.

🎯Bagaimanakah sosok Ibrahim dalam keluarga?

Sosok Ibrahim dalam keluarga bisa kita lihat dalam Al-Qur'an Surah Ali Imron ayat 33.
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)."

Dalam ayat tersebut Allah menyebut Adam dan Nuh sebagai pribadi. Allah tak menyebut keluarganya karena keluarganya bermasalah. Anak Adam hasad, sehingga membunuh membunuh saudaranya. Sedangkan anak dan istri Nuh kafir.
Bahkan Allah menyebut perumpamaan istri yang kafir dengan istri Nuh dan Luth. Istri Nuh dan Luth tidak sebut disebut zauji/zaujah yang dalam bahasa Arab berarti istri. Istri Nuh dan Luth disebut dengan imroah,  yang berarti perempuan, karena zauji/zaujah mengandung makna keserasian dan kesetaraan dalam iman.
Dalam ayat tersebut yang disebut keluarganya adalah Ibrahim dan Imron. Muhammad tidak disebut karena Muhammad termasuk dalam 'ala Ibrahim (keluarga Ibrahim).

Penyebutan Ibrahim dan Imron dalam Al-Qur'an adalah contoh yang lengkap, yaitu :
🎨Ibrahim adalah contoh keluarga dengan anak laki-laki
🎨Imron adalah keluarga dengan anak perempuan
⛳Ibrahim adalah contoh keluarga dengan poligami
⛳Imron adalah keluarga dengan monogami.

🏅Sifat-sifat yang Allah sebutkan tentang Ibrahim

Sifat-sifat Ibrahim sebagai pribadi sangat penting dipelajari karena karena langkah pertama untuk membentuk keluarga yang sholih adalah dengan ishlahun nafs, menjadi pribadi yang sholih.

Beberapa sifat yang Allah sebutkan tentang Ibrahim adalah sebagai berikut :

🎀1. Muhsin/Ihsan
Kedudukan muhsin lebih tinggi dibandingkan          muslim dan mu'min. Ihsan artinya beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, dan
menghadirkan perasaan selalu dilihat Allah.
Sifat ihsan disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surah Ash-shofat : 105
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
🎀2. Sholihin
Q. S. An-Nahl : 122.
"Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh."
🎀3. Qonitan Lillah
Q. S. An-Nahl : 102
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)."
🎀4. Siddiq : jujur
🎀5. Awwah : sering mengadu kepada Allah, bukan
manusia.
Q. S. Huud :75
"Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. "
🎀6. Halim : penyabar, tidak mudah marah
Betapa sabarnya Nabi Ibrahim sehingga beliau ingin agar azab/hukuman atas kaumnya bisa ditunda.
🎀7. Hanifah : lurus
Q. S. An-Nahl : 120
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)."
🎀8. Khullah / Khalila : perasaan cinta yang tidak ada kekurangan,  perasaan cinta yang paling tinggi.
Ibrahim dan Muhammad adalah kholilullah
🎀9. Ummah
Q. S. An-Nahl : 120
Ibrahim disebut sebagai ummah karena pada saat itu,  saat semua orang kafir, hanya Ibrahim dan istrinya yang beriman kepada Allah dan juga karena kualitas dirinya.  Kualitas beliau yang seorang diri setara dengan kualitas ummat secara keseluruhan. Tapi sekarang seorang muslim saja tidak dapat memenuhi kualitas dirinya sebagai pribadi. Kualitasnya sebagai pribadi seorang muslim jika diukur mungkin hanya setengah atau seperempatnya saja. Inilah sebuah kemunduran umat muslim.

🆘Bagaimanakah kualitas seorang muslim yang sesungguhnya?
Kualitas seorang muslim disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surah Adz-Dzariyat ayat 56
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
Seorang muslim adalah yang seluruh hidupnya adalah ibadah. Kerjanya, belajarnya, muamalahnya, politiknya, adalah dalam rangka ibadah kepada Allah. Seorang muslim tidak mengambil islam sepotong - sepotong.

💞Pelajaran yang bisa diambil dari Keluarga Ibrahim💞

❗1. At Tadhiyah ash-shohihoh (pengorbanan yang benar)

Pengorbanan beliau untuk Allah sangat besar. Beliau berhijrah berkali-kali dari satu negeri ke negeri yang lain. Dari Iraq, Mesir, Syam hingga Mekkah. Beliau menanti buah hati begitu lama, dan ketika buah hatinya telah lahir, Allah perintahkan beliau untuk meletakkan dan meninggalkannya di negeri yang gersang dan tandus. Ketika anaknya mulai tumbuh,  kemudian Allah perintahkan kepada beliau untuk menyembelihnya. Sungguh, dari Ibrahim kita belajar untuk selalu siap mengorbankan segala sesuatu karena dan untuk Allah.

❗2. Mahabbah

Apapun yang kita miliki jangan sampai mengalahkan cinta kita kepada Allah subhana wata'ala.

❗3. Sur'atul istijaban

Nabi Ibrahim adalah sosok yang cepat merespon panggilan Allah SWT, tidak menunda-nunda.

❗4. Banyak mendoakan keluarga

Doa orang tua untuk anak adalah doa yang makbul. Ketika Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di padang nan gersang, Ibrahim berdoa kepada Allah dengan urutan prioritas. Kala itu Ibrahim hanya meninggalkan bekal sekantung air dan sekantung kurma.
Doa Ibrahim diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surah Ibrahim (14) ayat 35-41:

⚠‌" Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala."

Dalam proses mendidik anak, dibutuhkan  lingkungan yang kondusif/mendukung, aman. Proses mendidik anak tak akan berjalan sesuai harapan jika lingkungannya tidak mendukung.

⚠‌" Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Nabi Ibrahim berdoa agar anak keturunannya dijauhkan dari penyembahan berhala. Namun pada yang menyembah berhala, beliau serahkan sepenuhnya kepada Allah.

‌⚠"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."

Nabi Ibrahim berdoa agar Ismail disukai karena akhlaqnya. Sedangkan akhlaq adalah buah dari Aqidah dan ibadah.
Nabi Ibrahim juga mendoakan akan Allah menumbuhkan buah-buahan, yang artinya memohonkan rezeki agar keturunannya bersyukur. Tidak seperti manusia zaman sekarang, yang menjadikan dunia sebagai tujuan. Sedangkan doa Ibrahim adalah agar keturunannya menjadi orang-orang yang bersyukur. Kita diperkenankan meminta dunia agar kita semakin bersyukur, semakin banyak beramal ibadah. Misal meminta mobil pada Allah agar bisa mengikuti kajian di tempat yang jauh.
Meskipun Mekah saat itu benar-benar gersang dan tandus, meminta buah-buahan bukanlah doa yang pertama diucapkan oleh Ibrahim,tidak seperti apa yang kita pikirkan sekarang jika mengalami kondisi seperti Ibrahim.

‌⚠"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit."

‌⚠"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit."

‌⚠"Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) do'a."

⚠‌"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku (itu)."

Ibrahim berdoa agar anak keturunannya adalah orang yang tetap mendirikan sholat, dengan terlebih dahulu berdoa untuk dirinya.  Hal ini mengajarkan pada kita akan pentingnya keteladanan dalam mendidik anak. Jika kita sebagai orang tua memberikan contoh yang baik, maka anak cucu kita akan mengikuti.

⚠‌"Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). "

Nabi Ibrahim selalu mendoakan orang tuanya, meskipun orang tuanya adalah orang kafir yang menyembah berhala, sampai turun larangan dari Allah untuk mendoakan orang kafir.

Ketika telah selesai membangun ka'bah bersama Ismail, Nabi Ibrahim juga berdoa. Doanya diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 126.

⚠"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa : "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezeki kepada penduduknya dari (berbagai macam)  buah-buahan, (yaitu penduduknya)  yang beriman diantara mereka kepada Allah dan harinkemudian." Allah berfirman : "Dan siapa yang kafir maka Aku beri kesenangan smentara, kemudian aku memaksanya menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."

Ayat ini mengajarkan kita agar tak berhenti mendoakan anak-anak kita dan orang-orang beriman.

❗5. Tidak berputus asa

Saat Hajar berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke Bukit Marwah selama tujuh kali bolak-balik untuk mencari sumber air, hal ini mengajarkan kita agar tidak berputus asa dari rahmat Allah meskipun akhirnya sumber mata air justru memancar dari kaki Ismail.

❗6.Ikatan yang kuat antara ayah dan anak.

Ibrahim memanggil Ismail dengan panggilan kesayangan, ya bunayya.
Ismail memanggil ibrahim dengan ya Abati, yang dalam bahasa Arab artinya lebih dekat dibandingkan ya abi..

⁉Kisah Ibrahim dan istri Ismail

Suatu hari Nabi Ibrahim datang ke mekkah untuk menemui Ismail. Saat itu Ismail sesang tidak ada di rumah dan hanya ada istri Ismail. Ibrahim bertanya kepada istri Ismail,  "Bagaimana kehidupan dan keadaanmu?"
"Kami dalam kondisi buruk. Kami dalam kesusahan dan kesulitan."
Usai mendengarkan penuturan menantunya, Ibrahim berpesan, "Tolong sampaikan salamku kepada suamimu. Katakan kepadanya agar mengganti palang pintu."
Saat ismail pulang, Ismail merasakan ada tanda bekas bertamu di rumahnya. Ismail bertanya kepada istrinya, adakah yang datang bertamu. Istrinya llau bercerita," tadi ada seorang tua yang datang.  Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku katakan kepadanya dan bahwa sesungguhnya kita berada dalam kesulitan dan kesusahan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu."
Maka Ismail pun berkata : "Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu."
Kemudian ismail menceraikan istrinya.
Kemudian Ismail menikah dengan wanita yang lain.
Ibeahim datamg lagi di waktu yang lain dan Ismail sedang tidak berada di rumah.  Ibrahim meneumui istri Ismail dan bertanya tentang keadaan mereka. Sang istri berkata :" Kami baik-baik saja dan berkecukupan. "
Ibrahimpun pamit dan berpesan,  Sampaikan salamku pada suamimu. Sampaikan pula agar ia menguatkan palang pintunya."
Saat Ismail pulang, sang istri mencerikan tentang kedatangan tamunya. Lalu Ismail berkata : Dia adalah ayahku dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu sebagai istri.
Ibrahim, begitu juga sifat-sifatnya.

🎀7. Memohonkan perlindungan untuk anak cucu dan keturunannya

Nabi Ibrahim selalu memohonkan perlindungan untuk anaknya.  Hal ini juga dicontohkan oleh Rasululllah yang memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husein.

✅"Nabi shallahu 'alaihi wasallam biasa memohonkan perlindunganuntuk Al-Hasan dan Al-Husein (dua cucu beliau)  dan berkata : " Sesungguhnya nenek moyang kamu pernahmemohonkan perlindungan untuk Isma' il dan Ishhaq dengan kalimat ini :"'audzubillahit taammati min kulli syaithaani wa hammatin wa min kulli 'ainin laammah" (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurnadari setiap setan dan segala makhluq berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka. "✅

Secara fisik Rasulullah sangat mirip dengan Ibrahim, begitu pula dengan sifat-sifatnya. Sementara Abu bakar sifatnya seperti Nabi Isa yang pemaaf,  dan Umar seperti Nabi Nuh.
Nabi nuh berdakwah selama 950 tahun.  Beliau bahkan melihat kaumnya yang ingkar hingga beranak cucu, bahkan cicit yang juga ingkar. Sehingga Nuh berkesimpulan bahwa orang kafir tidaklah melahirkan kecuali kafir.

❓Sesi tanya jawab (yang terekam hanya jawaban sekilas)

🔸1. Mengukur manusia, siapapun dia adalah dengan Al-Qur'an dan sunnah,termasuk yang mengaku ulama.
Jika sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah, kita ikuti. Jika tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah kita tinggalkan.
🔸2.Tidak semua masalah adalah adalah pokok agama yang jika kita berbeda dalam memandangnya tak berarti kita meninggalkan agama.
🔸3. Di Indonesia ada MUI yang mempunyai otoritas untuk mengeluarkan fatwa atas suatu persoalan.
Di luar negeri ada mufti-mufti, misal Syaikh Utsaimin di Arab Saudi dan Syaikh Yusuf Qardhawi di Mesir. Tapi tidak semua fatwa mereka bisa diikuti karena kondisi di negeri kita yang berbeda dengan di negeri mufti tsb.
🔸4. Tidak ada alasan bagi orang di zaman sekarang ini beralasan tidak ada rasul yanh diutus kepadanya karena Allah telah mengutus Rasulullah sebagai rasul penutup hingga akhir zaman.

📝Resume ditulis oleh Ummu Afifah (walisantri Kuttab Awal 2B, Kuttab Al-Fatih Tangerang Selatan) 📝

Barokallahu fiikum jami'an

Semoga bermanfaat

#alhamdulillah, akhirnya selesai sudah proyek bikin resume pekan ini. Dibaca lho ya, udah ditulis panjang2 juga. Awas lho kalo ga pada baca.. :)
 
 

 

 

Rabu, 20 Juli 2016

Milk Cleanser

This is a little review of my skin care product..

Dengan umur yang tak bisa dibilang belia, wajah saya mudah sekali jerawatan. Dulu sewaktu masih single, wajah ini memang sudah berjerawat, tapi tak separah sekarang. Dulu hanya sedikit, dan ahanya di bagian pipi sebelah kiri. Kalo jerawat punggung banyak, karena termasuk yang mudah berkeringat. Namun setrlah menikah dan punya anak, jerawat punggung alhamdulillah benar-benar pergi dan tak kembali entah kemana. Tapi jerawat di wajah makin membanyak saja. Tak hanya si pipi sebelah kiri, tapi kuga menyebar ke pipi kanan, dahi, dagu dll. Herannya tambah anak malah tambah jerawat, apalagi saat menjelang haidh. Padahal saya kira saat usia bertambah, jerawat ini akan hilang dengan sendirinya. Eh ternyata malah semakin akrab dengan jerawat yang suka sekali nongol di wajahku nan hitam manis ini.. Xixixixi, muji diri sendiri boleh kan ya.
Padahal kalau saya amati, jumlah minyak di wajah sudah jauh berkurang di usiaku yang tiga puluhan. Dulu waktu usia dua puluhan, wajah begutu berminyak mengkilap, tapi jerawat sedikit. Sekarang minya sedikit, tapi jerawat nambah banyak.
Yang paling bikin galau itu kalau jerawat udah mulai sembuh, bekasnya bisa bertahan lama dengan fleknya, eh sudah nongol jerawat baru lagi. Mana kadang-kadang jerawat ini selain meninggalkan flek juga meninggalkan semacam lubang kecil di wajah yang membuat diriku suka ga pede kalau dilihat dari jarak dekat, terutama oleh mas misua tercinta. Ya sudahlah, sampe sekarang belum tahu cara mengatasi jerawat dan bekasnya. Eh tapi kalo untuk mencegahnya aku ada sedikit tips..
Sepengalamanku sih ya, jerawat itu numbuh kalau kita ga menjaga kebersihan kulit kita, terutama kulit wajah. Kotoran yang menempel di wajah akan menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Maka dari itu, kita harus rajin menjaga kebersihan wajah kita. Apalagi buat yang berdomisili dan bermobilisasi di kota seperti jakarta dan sekitarnya. Tingkat polusi yang tinggi semakin membuat wajah kita mudah kotor. Asap knalpot, asap rokok, debu jalanan, sisa keringat dll adalah contoh kotoran yang akan membuat wajah kita kotor. Bahkan sel kulit mati pun konon kalau tak dibersihkan juga akan menyumbat pori-pori kulit. Makanya kita harus rajin mandi, karena kulit kita dalam  sehari syahid dan berganti dua kali dalam sehari.
Oia, kalau untuk membersihkan wajah, saya pakai milk cleanser. Paling sering saya pakai milk cleanser dari viva. Pernah juga coba dari Mustika Ratu dan juga Sari ayu. Semuanya enak kok. Ngangkat kotoran banget. Apalagi buat wajahku yang entah kenapa mudah banget berdaki.Kalau habis pakai milk cleanser itu, kapasnya langsung terlihat hitam karena daki-daki yang terangkat. Entah dari mana pula itu si daki datang. Apalagi di bagian leher. Pakainya kapas ya, lebih ngangkat kotoran dibandingkan tissue.
Berapa harganya? Murah, malah mungkin bagi sebagian orang murah bingit. Dari semua produk milk cleanser yang saya tahu, viva adalah yang paling murah. Variannya yang saya tahu ada yang cucumber sama bengkoang. Yang sekarang saya punya adalah yang bengkoang. Milk clenser viva teksturnya lebih creamy dibandingkan milk clenser sari ayu. Dua-duanya saya suka.. Karena sudah merasakan manfaatnya. Cara pakainya gampang kok. Tuang sedikit di telapak tangan, oleskan di beberaoa titik wajah, lalu ratakan dan berikan pijatan ringan. Sambil bersihin wajah juga memberikan pijatan ringan di seluruh wajah, sehingga peredaran darah di wajah pun lancar. Setelahnya, angkat kotoran dengan kapas atau tissue.
Saat ini saya cuma punya pic viva bengkoang dan kapas dengan daki yang terangkat. Yang lain menyusul kalau ingat, hehehe..

Orang bermasalah

Orang bermasalah itu apa ya? Hm.. maksud saya gini.. Pernah ga ketemu sama orang yang 'sebaik apapun' kita,  orang itu tetep aja menunjukkan sikap yang aneh menurut kita,  dalam artian tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Rasa-rasanya kita lho ga pernah bikin masalah ke dia,  eh tapi itu orang ada aja kelakuannya. Yang nyinyir lah, yang black campaign lah,  yang nylekit lah, yang buang muka lah. Ada aja pokoknya lah.
Kalau kamu pernah ngalamin itu, berarti kamu sama dong sama aku.. Hihi, trua kenapa lagi kalo sama. It means it's normal. Bisa jadi kita memang aneh bagi orang itu sehingga dia pun bersikap aneh,  atau orang itu memang orang unik. Coba lakukan survey kecil-kecilan, kalau 9 dari sepuluh orang yang kenal dia memberikan respon yang negatif atau kurang lebih sama dengan penilaian kita, itu artinya kita tidak perlu risau. Kita pasti punya salah atau ada hal yang tidak disukai orang lain, tapi tak perlu over. Tak perlu cemas berlebihan. Tetap tenang. Kita memang tak bisa membuat semua orang suka pada kita. Lha.. Nabi Muhammad saw saja yang maksum, begitu banyak yang memusuhinya, apalagi kita. Keep calm, terus perbaiki diri, dan tetaplah Allah sebagai orientasi, bukan manusia. Karena menuruti manusia itu banyak macamnya..

Bingung ya bacanya, sama:)
Ya gitu deh..
Yang penting nulis..

Selasa, 29 Maret 2016

Sesuai tekad dan janji saya kemarin untuk terus berlatih menulis selama seratus hari non stop, hari ini saya kembali menulis. Meski bingung apa yang harus saya tulis disini, saya harus tetap menulis, agar saya bisa menaklukkan diri saya, dan memegang teguh komitmen yang telah saya buat.

Baiklah, kali ini saya ingin menulis tentang "time management" saya mulai dari tadi malam hingga saat ini. Kemaren sore, saya pulang dari kantor sekitar jam 17.30 karena harus menunggu suami. Dua pekan lalu suami dinas luar ke Bali, sehingga terasa sekali berkurangnya kebersamaan kami, dan saya tidak ingin melewatkan waktu berharga ini. Saya kangen duduk berdua dengan suami saya. Sebenarnya saya ingin pulang on time jam 17.00 karena pagi harinya status absensi pagi saya adalah TL2 yang artinya saya mendapatkan diskon alias potongan tunjangan kinerja sebesar 1% dan tidak mendapatkan kompensasi untuk mengganti jam keterlambatan saya karena saya tiba di mesin absensi pada pukul 08.27. Saya dan suami pulang berdua dengan naik mobil kesayangan kami, Karimun Wagon R GL. Sebelum pulang saya telah menyiapkan bekal untuk buka puasa kami. Saya telah membeli nasi goreng di jalan pecenongan dan juga membuat 1L teh manis hangat, disertai juga 2 buah pia legong, oleh-oleh suami dari Bali pekan lalu.
Saat adzan Maghrib berkumandang, kami telah sampai di jembatan roxy mas. Kami batalkan puasa dengan meminum teh manis dan air putih, juga memakan pia legong. Kami berhenti di Rumah Sakit Sumber Waras untuk menunaikan sholat Maghrib, kemudian kami melanjutkan perjalanan sembari memakan bekal yang telah saya siapkan tadi dan kami berhenti lagi di masjid di Seklah Al Azhar Meruya.
Kami tiba di rumah cukup malam, pukul 08.15. Anak-anak terlihat sudah mengantuk sehingga saya segera menyiapkan mereka untuk masuk kamar. Si Ganteng Umar lebih dahulu sampai di alam tidurnya. Si Cantik Sayahnaz meminta dibacakan cerita, dan semalam saya memilih untuk mengajarinya membaca. Si Sulung Afifah sedang tidak enak badan, meminta dibersihkan telinganya dan dipijit. Pukul 22.00 mereka telah pulas semuanya, dan sebenarnya yang paling pertama pulas adalah Abi, kelelahan menyetir.
Usai anak-anak tidur, kami berdua moving ke kamar atas. Kami ingin melatih anak-anak agar bisa tidur di kamar mereka sendiri, apalagi si sulung telah memasuki usia 7 tahun lebih. Sedianya kami juga ingin melakukan kewajiban kami sebagaimana layaknya pasangan suami istri. Namun belum lama kami naik ke atas, terdengar suara langkah di tangga, ternyata si sulung kami telah berada di depan pintu kamar kami. Hihihi...ya gini deh resiko pasangan suami istri yang telah dikaruniai anak-anak. Sering kali kami harus "bertahan" karena gangguan anak-anak. Gak mungkin lah ya kita mengabaikan mereka, sedangakan kita dulu begitu mengharapkan kehadiran mereak di tengah-tengah kita.
Pgi saya bangun saat suami pulang dari sholat berjamaah di musholla. Ini siang banget sebenernya untuk ukuran ibu bekerja yang jarak antara rumah dan kantornya kurang lebih 20km ditambah dengan kemacetan parah dimana-mana. Sesuai janji saya juga, saya sempatkan untuk memasak sayur bening caisim dan tahu isi, untuk sarapan kami berdua, untuk bekal, juga untuk snack tukang, agar lebih hemat. Ujung-ujungnya kami baru keluar dari rumah pukul 06.30 dan sudah pasti bisa ditebak, saya terlambat lagi sampai di knator, sama saja seperti kemarin. Tapi saya merasa puas karena saya telah menghasilkan karya berupa masakan sederhana dan merasa telah mebnghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak-anak semalam.
Kini, saatnya asay melakukan planning apa yang akan saya lakukan di rumah.
1. Touch up with the children plus murojaah, anak-anak tidur maksimal pukul 21.30
2. Touch up with the husband, hahaha...
3. Tidur maksimal pukul 23.00
4. Bnagun lebih awal pukul 04.00
5. Fun Cooking time, fastly. The menu is oseng kangkung plus cumi, roti goreng, tempe dan tahu tepung.
6. Berangkat ke kantor keluar dari rumah jam 06.00

Ok. Segitu dulu kiranya. Suami sudah on the way dan saya harus bersiap-siap pulang.

#2nd day 100 hari menulis



Senin, 28 Maret 2016

Manajemen Waktu

Saya lagi googling tentang manajemen waktu ibu bekerja, dan ternyata nemu artikel ini yang menurut saya sangat bermanfaat, realistis, dan logis. Saya memang merasa manajemen waktu saya masih sangat awut-awutan dan sangat harus saya benahi dari sekarang. Semoga saya bisa melakukan perbaikan itu, sedikit-demi sedikit.

Ini link sumbernya http://fh.unpar.ac.id/strategi/strategi7.html

Oh iya, saya mau menantang diri sendiri untuk menulis setiap hari selama 100hari berturut-turut.
Bismillah..dan meskipun di tulisan kali inilebih banyak copy pastenya, bagi saya ini sadalah sebuah awal yang lumayan. One million journey begin with a step, gitu kan ya?

Oke. Saya siap memulainya.

#tantanganmenulis100hari
#1st day

BAB VII 

MENYUSUN MANAJEMEN WAKTU
(TIME-MANAGEMENT)
  1. APA ITU MANAJEMEN WAKTU?
    Manajemen waktu adalah cara yang dapat anda lakukan untuk menyeimbangkan waktu anda untuk kegiatan belajar atau bekerja, bersenang-senang atau bersantai, dan beristirahat secara efektif. Tanpa disadari, setiap saat anda sesungguhnya telah membuat beberapa putusan terkait manajemen waktu. Misal, anda memutuskan kapan akan ke kampus, belajar di rumah, berolah raga, beribadah, mengunjungi perpustakaan, bersantai, berdiskusi dengan teman, berbelanja, dstnya. Semua putusan ini berperan penting di dalam penyusunan strategi manajemen waktu anda.
    Jika anda dapat menyeimbangkan waktu, maka diharapkan hasilnya adalah konsentrasi anda akan meningkat, organisasi waktu anda akan lebih baik, produktifitas akan meningkat, dan terpenting tingkat stress anda akan terkurangi. Dengan menata waktu anda secara lebih baik maka anda akan menemukan keseimbangan antara kapan harus belajar, bekerja, bersantai, dan beristirahat yang akhirnya akan membuat hidup anda sedikit lebih muda dan bahagia.
    Ketika anda merasakan bahwa kerap kali anda terlambat ke kampus, lupa ada kelas yang harus anda hadiri, lupa sama sekali bahwa ada pertemuan tertentu yang harus anda ikuti, membuang-buang waktu tanpa hasil yang jelas, mengerjakan tugas secara terburu-buru karena terpepet oleh dead-line, atau sehari menjelang ujian anda merasa panik karena merasa belum selesai membaca bahan pelajaran, atau tiba-tiba merasa waktu untuk bersantai hilang sehingga menjadi tertekan atau stress, maka itu gejala bahwa anda membutuhkan manajemen waktu yang baik.
  2. ALASAN MENGAPA MANAJEMEN WAKTU MENJADI PENTING
    Mengatur waktu secara rapi dan efektif bukanlah pekerjaan yang mudah apalagi berupaya untuk mentaatinya secara konsisten dan persisten. Sebagai anak muda dan mahasiswa anda pasti akan memiliki sekian banyak kegiatan dan tantangan baru, peran dan sekaligus tanggung jawab serta prioritas lain yang harus anda lakukan. Semua kegiatan dan tuntutan itu akan selalu bersaing merebut waktu dan perhatian anda. Masa adaptasi dari masa remaja yang sebelumnya menjalani pendidikan menengah ke masa dewasa muda yang mulai merintis pendidikan tinggi di perguruan tinggi membuat dan menuntut terjadinya perubahan besar di dalam menata manajemen waktu anda. Perubahan besar itu antara lain karena beberapa hal berikut ini:
    1. Meningkatnya peran dan tanggung jawab untuk belajar mandiri;
    2. Banyaknya aktivitas baru yang harus diikuti, misal olah raga baru, asosiasi mahasiswa dan/atau kelompok belajar baru, kegiatan kemahasiswaan di dalam atau di luar kampus;
    3. Teman-teman dan pengalaman baru;
    4. Tuntutan untuk lebih banyak mengambil putusan mandiri tanpa campur tangan dari orang tua atau keluarga;
    5. Tempat tinggal dan lingkungan baru;
    6. Kebutuhan yang lebih besar untuk misalnya melakukan hal-hal rutin sehari-hari secara mandiri, misal berbelanja, memasak, mencuci, membersihkan kamar, membayar beberapa tagihan rutin;
    7. Mungkin pula anda harus bekerja paruh waktu atau mengurus keluarga yang tinggal bersama anda.

  3. BAGAIMANA CARA MEMPERBAIKI MANAJEMEN WAKTU?
    Kunci dari manajemen waktu adalah perencanaan (planning)! Tanpa ini, anda tidak akan pernah berhasil menata waktu apalagi meraih hasil optimal. Betapapun enggannya anda karena terkesan membosankan, namun menyusun daftar panjang kegiatan ini-itu yang harus dilakukan, menyisihkan waktu sejenak untuk berpikir mana dari daftar itu yang harus dipilih terlebih dahulu untuk dilaksanakan esok hari, lusa, minggu depan atau bulan depan, adalah momen paling kritis bagi anda untuk mengontrol waktu ‘hidup’ anda sendiri.
    Berikut ini langkah-langkah untuk membantu anda menyusun atau menata manajemen waktu:
    1. Buatlah buku agenda atau kalender atau catatan khusus, baik secara manual ataupun elektronik;
    2. Tulis semua tanggal, hari, waktu yang berkaitan dengan kegiatan akademik anda. Misal, tanggal ujian tengah dan akhir semester, tanggal paling akhir menyerahkan tugas kelas, tanggal terakhir batas pembayaran uang kuliah, tanggal perwalian akademik dengan dosen wali, tanggal pendaftaran rencana studi, dstnya;
    3. Tulis semua tanggal, hari, dan waktu untuk kegiatan yang bersifat sosial dan personal. Misal, kapan punya janji untuk konsultasi ke dokter, kapan harus bayar tagihan listrik, tagihan uang sewa kamar, jadwal kompetisi olah raga, jadwal untuk pulang ke rumah orang tua di daerah, atau untuk berkunjung ke sanak famili, dstnya;
    4. Susun prioritas kegiatan yang terdapat di dalam daftar b dan c di atas, mulai dari yang paling utama hingga paling tidak utama, sehingga menghasilkan sebuah jadwal rutin mingguan. Contoh, anda dapat menyusun jadwal dengan membagi serangkaian kegiatan anda ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu:
      1. Aktivitas akademik yang sudah ‘fixed’ (sebagai prioritas paling utama):
        • Jadwal kuliah kelas
        • Jadwal praktikum
        • Jadwal ke perpustakaan
        • Jadwal tutorial wajib
        • Jadwal belajar mandiri (di luar kelas) harian
      2. Aktivitas sosial atau personal yang sudah ‘fixed’ (juga sebagai prioritas paling utama):
        • Jadwal rutin makan, minum obat
        • Jam tidur
        • Waktu berolah raga
        • Jadwal beribadah, perjalanan ‘mudik’
        • Merawat hewan peliharaan
      3. Aktivitas akademik pendukung (sebagai prioritas tetapi peringkat di bawah paling utama):
        • Jadwal diskusi kelompok untuk membuat tugas kelas
        • Jadwal mentoring (tentatif alias tidak diwajibkan oleh fakultas)
      4. Aktivitas sosial atau personal pendukung (penting tetapi bukan prioritas utama):
        • Jadwal berkunjung ke sanak famili dan teman
        • Jadwal berbelanja bahan makanan, mencuci pakaian, membersihkan kamar
        • Nonton pertunjukan konser musik, teater, kompetisi olah raga
        • Jadwal ke museum, pertemuan pemuda di lingkungan tempat tinggal
        • Jadwal rapat dalam organisasi kemahasiswaan
        • Jadwal untuk berkomunikasi rutin dengan orang tua yang tidak tinggal serumah dengan anda
    5. Pastikan jadwal rutin mingguan anda itu terdiri dari perpaduan yang seimbang di antara komponen/kelompok di atas. Di titik inilah anda jarus belajar bijak untuk secara hati-hati tapi bersungguh-sungguh memilih mana yang menjadi prioritas pertama, kedua, dan seterusnya. Ingat, bahwa bagaimanapun anda sedang menjalani pendidikan tinggi sehingga sudah layak dan sewajarnya jika anda meletakkan aktivitas nomor 1 di atas di tempat tertinggi. Di sinilah makna penting dari keseimbangan, maksudnya anda harus belajar menyusun jadwal yang isinya seimbang di antara keempat kelompok di atas. Perlu diketahui bahwa tujuan penyusunan jadwal rutin mingguan tersebut bukanlah agar semua aktivitas itu terlaksana, melainkan lebih pada memastikan bahwa hal-hal yang butuh untuk dikerjakan pada akhirnya memang benar anda lakukan.
    6. Pastikan bahwa anda mematuhi jadwal rutin mingguan yang anda susun. Misal, hadir di kelas pada semua perkuliahan, kerjakan tugas dan belajar mandiri yang telah terjadwal, hindari kebiasaan menunda pekerjaan (procrastination).

  4. PEDOMAN MENYUSUN MANAJEMEN WAKTU
    Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anda sebagai pedoman untuk menyusun manajemen waktu yang baik (selain kelima langkah dalam bagian 3 di atas):
    1. Cukupkan waktu tidur antara 6 - 8 jam/per hari;
    2. Upayakan jadwal aktivitas anda berlangsung antara pukul 06.00 - 22.00 WIB;
    3. Tiap minggu jadwal anda berisi 4 kelompok aktivitas dalam uraian nomor 3 di atas;
    4. Jadwalkan bahwa waktu belajar mandiri anda minimal 20 jam/per minggu (di luar waktu kuliah di kelas);
    5. Rencanakan waktu belajar mandiri maksimum 10 jam/per hari;
    6. Rencanakan waktu belajar mandiri untuk setiap subyek atau topik maksimum 5 jam/per hari;
    7. Selang-seling topik belajar mandiri secara teratur jika anda misalnya memutuskan bahwa dari jam 07.00 hingga 13.00 adalah waktu belajar mandiri (maksudnya anda tidak menghabiskan waktu 6 jam hanya untuk belajar satu topik);
    8. Ketahui diri anda apakah sebagai ‘morning person’, ‘night owl person’, atau ‘late afternoon person’ untuk memastikan bahwa jadwal tersebut sesuai dengan irama kerja dan ‘jam biologis’ anda;
    9. Luangkan waktu untuk istirahat sejenak ditengah waktu belajar (misal, istirahat tidak lebih 10 menit dari setiap jam);
    10. Latih dan biasakan diri anda untuk mengerjakan sesuatu cukup sekali, alias hindari kebiasaan untuk mengulang-ulang. Misal, membaca teks tentang suatu topic sedapat mungkin cukup 1 kali tetapi dengan memastikan anda paham dan ingat apa isinya. Hindari mitos bahwa untuk dapat memahami isi sebuah bacaan, anda harus membacanya 2-3 kali.
    11. Belajar untuk focus atau konsentrasi, tanpa jeda untuk waktu minimal 15-20 menit; kemudian ditingkatkan menjadi focus selama 30-50 menit tanpa jeda. Hal ini diperlukan sekali terutama untuk membantu anda mendengarkan dosen menjelaskan di kelas, mencatat, membaca, dan menulis. Ingat, membaca dan menulis akademik membutuhkan waktu lebih panjang disbanding anda menulis surat biasa, membaca majalah, komik, atau apalagi menulis email, pesan elektronik, twitter atau sejenisnya.
    12. Kadang kala perlu untuk menyusun jadwal mingguan di mana 1 hari di antaranya bersih dari tugas-tugas akademik;
    13. Biasakan untuk melakukan hal-hal kecil dan ‘remeh atau ringan’ di sela-sela waktu istirahat atau ketika anda sedang menunggu sesuatu. Misal, merespon pesan elektronik dapat dilakukan hanya ketika anda istirahat atau ketika anda menunggu untuk bertemu dokter, dosen, mengantri di loket, atau ketika sedang di dalam angkot (tapi, awas dengan telepon seluler anda karena melakukan ini di dalam angkot juga potensial mengundang orang jahat untuk mengganggu anda);
    14. Belajar dan biasakan diri untuk berani menolak ajakan atau mengatakan ‘tidak’ pada teman, sahabat, sanak famili ketika mereka mengundang atau mengajak melakukan satu kegiatan tertentu yang dapat mengacaukan manajemen waktu anda. Demikian pula untuk menolak keluar rumah menjelang hari ujian; atau ajakan untuk melakukan beberapa komitmen secara bersamaan;
    15. Mintalah teman, sahabat, dan sanak famili untuk menghormati manajemen waktu anda juga serta buatlah mereka paham bahwa mereka tidak bisa setiap saat mengganggu anda atau meminta berkomunikasi dengan anda setiap saat semau mereka ketika anda sedang belajar;
    16. Isolasikan diri anda sendiri agar dapat berkonsentrasi atau fokus belajar (membaca atau menulis), dengan misalnya: menutup pintu kamar, mematikan perangkat audio visual, mematikan telepon seluler, berhenti merespon email atau pesan elektronik, twitter, facebook atau sejenisnya;
    17. Bersikap realistik dan cukup fleksibel, jangan kaku. Menyusun jadwal yang amat ketat dan memaksa untuk mematuhinya secara kaku justru dapat membuat anda pada akhirnya menjadi jenuh, dan kehilangan gairah (passionate) belajar sehingga menjadi kontra produktif. Perhatikan pula bahwa kecepatan anda dalam belajar dan mengelola manajemen waktu belajar dapat berubah seiring dengan pertambahan semester. Misal, pada 1-2 semester pertama di bangku perguruan tinggi anda mungkin merasakan amat sulit menyusun manajemen waktu dan berat sekali tuntutan yang harus anda penuhi; tetapi pada semester 3 dan seterusnya anda mungkin akan merasa sedikit lebih longgar, dinamis, dan lebih fleksibel. Hal ini terjadi karena anda sudah terbiasa, mengenal lingkungan lebih baik, mengenali kebiasaan diri sendiri, dan juga anda bertambah dewasa.

  5. BAGAIMANA MENGHINDAR MENJADI PROCRASTINATOR?
    Procrastinator adalah orang yang amat suka menunda pekerjaan hingga jelang hari atau menit akhir dari batas waktu. Tindakan menunda pekerjaan hingga jelang dead-line disebut procrastination. Jika hal ini dibiarkan berlangsung terus menerus jelas akan menjadi kebiasaan belajar yang buruk. Bahkan, kebiasaan ini akan terus membudaya di saat anda sudah bekerja sebagai profesional atau pengemban profesi yang akibatnya adalah kinerja anda tidak akan optimal, stress berat, berdampak buruk pada kesehatan fisik hingga kegagalan. Oleh karena itu, biasakan diri anda untuk tidak menjadi procrastinator. Bagaimana caranya? Beberapa petunjuk berikut ini mungkin dapat anda lakukan:
    1. Biasakan belajar atau bekerja berdasarkan agenda sebab dengan cara ini anda akan menyadari berapa banyak aktivitas dalam sehari yang mampu anda lakukan sesuai kemampuan dan akhirnya anda akan mengetahui bahwa menunda belajar/pekerjaan pada akhirnya tidak akan membantu anda sama sekali.
    2. Jika anda memulai mengerjakan suatu tugas besar seketika pada saat anda merasa siap atau berada di bawah tekanan harus selesai karena esok adalah tenggat waktu penyelesaian, maka memang mungkin anda akan berhasil, tapi ingat tidak selalu akan berhasil.
    3. Jadi, mulailah dari hal kecil sejak awal. Cobalah untuk mengurai atau menjabarkan satu tugas besar menjadi beberapa tahap atau bagian kecil yang memungkinkan anda untuk segera mengerjakannya sedini mungkin. Dengan mengerjakan tugas besar itu bagian demi bagian sejak awal akan menyadarkan anda seberapa besar sesungguhnya tugas itu dan membutuhkan berapa lama waktu untuk menyelesaikannya. Pada akhirnya, ketika jelang tenggat waktu anda menyelesaikannya, maka anda tidak akan merasa terlalu terbebani. Misal, ada ditugasi membuat suatu makalah dengan topik dan tema tertentu yang harus selesai dalam waktu 30 hari. Jika anda menunda mengerjakannya hingga jelang 1 minggu bahkan 2 hari sebelum tenggat waktu habis, anda sama saja dengan bunuh diri! Jika anda berpikir bahwa menulis esai berupa makalah ilmiah itu mudah karena tokh ditulis dalam Bahasa Indonesia, isinya bisa ‘ngarang saja’, bahkan tinggal ‘copy and paste’, maka anda tidak pantas menjadi mahasiswa apalagi kaum intelektual dan profesional. Oleh sebab itu, mulailah dengan mengerjakan hal-hal kecil terlebih dahulu pada hari 1-4 tugas itu diberikan dengan misalnya membuat (a) mind mapping tentang topik dari tugas itu (b) menentukan tema atau argumentasi utama anda untuk makalah itu (c) mengumpulkan bahan pustaka (d) menyeleksi dan mencatat judul-judul bahan pustaka yang nantinya akan menjadi daftar pustaka dalam makalah anda. Lalu pada hari 5 - 10 anda mulai membaca kritis dan membuat catatan terhadap hasil bacaan itu; pada hari 11 - 12 anda harus mulai menyusun sistematika penulisan makalah; pada hari 13 - 18 anda harus mulai menulis dan menyelesaikan draf pertama, hari 19 - 21 merevisi kembali draf pertama untuk memeriksa dan melakukan perbaikan, penambahan atau pengurangan bagian-bagian tertentu terutama masalah tata bahasa, pemilihan kata, kekuatan argumentasi, kelengkapan data, konsistensi dengan tema awal, dsbnya; kemudian hari 22 - 25 anda harus menyelesaikan draf kedua, kemudian hari 26 - 28 anda revisi dan periksa kembali untuk memastikan bahwa makalah anda benar sesuai dengan sistematika penulisan esai mulai dari pengantar hingga simpulan, ketepatan pencantuman referensi berupa catatan kaki dan daftar pustaka, tidak ada kesalahan ketik, pencantuman halaman-nama-nomor mahasiswa anda-nama dosen-kelas, lalu tulis hasilnya untuk menjadi draf ke tiga atau final; hari 29 anda cetak dan/atau jilid dan periksa kerapian dan detil lainnya, lalu serahkan atau kirim lewat email ke dosen kelas. Jadi, bayangkan pekerjaan sebesar dan sepanjang itu tidak mungkin akan anda kerjakan hanya dalam waktu 1 minggu apalagi 2 hari jelang batas waktu berakhir!
    4. Bekerjalah tanpa mengundang kemungkinan ada gangguan, misal matikan pemutar musik, video, telepon seluler, koneksi internet dan sejenisnya yang jelas-jelas dapat mengganggu kosentrasi anda. Jika anda orang yang tergantung pada musik untuk membantu konsentrasi anda, maka lakukan sebaliknya yakni putar perangkat audio anda.
    5. Untuk mengurangi kebosanan, modifikasi sedikit topik belajar anda pada hari itu, misal dengan diselingi baca surat kabar, baca komik, coret coret menggambar suatu obyek, bertanam, memberi makan ikan di kolan/akuarium atau bermain dengan hewan peliharaan anda seperti anjing atau kucing, dsbnya. Hal penting adalah anda ingat bahwa jangan terlena mengerjakan hal-hal ini sehingga lupa topik utama hari itu!

Selasa, 22 Maret 2016

Baca Buku Vs Buka Internet

Usia yang semakin bertambah, jumlah anak yang bertambah, kerjaan di kantor dan dirumah yang juga menyita waktu sering kali menjadi alasan bagiku untuk meninggalkan hobi yang sangat menyenangkan sekaligus bermanfaat ini. Yap, apalagi kalau bukan baca buku. Sebaik-baik teman duduk adalah buku, begitu kata mutiara yang selalu saya ingat dan menjadi salah satu motivasi bagi saya untuk terus membaca buku. Buku adalah jemdela dunia dan juga jendela ilmu, ini juga menyemangati saya agar teru berteman dengan buku, agar terbukalah cakrawala ilmu kita dan juga terbentanglah dunia yang begitu luas di depan mata kita tanpa kita harus beranjak dari tempat duduk kita. 

Hm, disamping beberapa alasan kesibukan yang telah saya sebutkan di paragraf satu yang membuat saya malas membaca buku, juga adanya kehadiran internet dan gadget di tangan kita. Koneksi internet di kantor yang cepat membuat saya bisa surfing dengan mudah membuka banyak tab. Memiliki android yang sebenarnya gak canggih-canggih amat tapi dilengkapi dengan paket internet dan juga modem juga menjadi godaan tersendiri bagi saya. Saya jadi lebih sering memegang HP dibandingkan dengan memegang buku, meskioun saya selalu menyediakan buku di tas saya. Facebook, WA, telegram, BBM, browsing terkadang lebih "memanggil" dibandingkan buku yang sebenarnya sudah saya targetkan untuk di baca. Rasanya waktu saya sangat kurang untuk dapat membaca seluruh pesan yang masuk di jejaring sosial saya. Betapa gadget telah menjadi pencuri waktuku yang sempurna. Di angkot, di kantor, bahkan di rumah.

Oke, mulai sekarang saya mau back to book. Akan saya siapkan buku di tempat-tempat strategis yang pasti akan saya akses dan saya lihat, kapan saja, dimana saja. Di tas kerja, di tempat tidur, di meja kerja, di loker musholla. Paling tidak saya sudah pasang niat dulu, dan semoga niat ini sudah dicatat menjadi sebuah kebaikan dan diaminkan oleh para malaikat sehingga kelak saat saya lupa dan lalai mereka akan mengingatkan saya.

Oia, buat saya, meskipun sama-sama ilmu, membaca buku dengan membaca artikel di internet itu beda banget loh. Kira-kira ini beberapa alasannya.

Membaca buku mengajak kita berpikir lebih sistematis dan lebih fokus. Kalau saya amati, semua buku ditulis oleh penulisnya secara sistematis. Coba deh lihat, ada ga buku yang dimulai dari penutup atau bab inti. Kayanya setahu saya belum ada. Mulai dari cover judul, kata pengantar, daftar isi, bab pendahuluan atau pembuka, bab initi baru kemudian bab penutup yang menyimpulkan dan daftar pustaka yang berisi referensi. Memang sih, banyak juga artikel di internet yang disajikan dengan sistematika yang runtut, namun kadang kita lah yang tergoda untuk mengacak-acaknya. Kayanya ga puas deh kalau cuma buka satu tab saja, merasa rugi karena kan sudah disetting untuk bisa membuka banyak tab dan window. Kalau bisa multi tasking, kenapa harus single tasking. Kira-kira gini yang ada di otak kita saat berselancar di dunia maya. Apalagi buat saya yang ibu bekerja ini. Satu tab buka berita. Satu tab buka blog. Satu tab buka resep masakan. Satu tab buka tentang parenting. Satu tab buka email. Sau tab buka tentang agama. satu tab untuk belanja baju. Satu tab media sosial. Satu tab media sosial. Bahkan masing-masingnya ga  cukup satu tab hingga tak terasa sudah dua puluh tab terbuka dan tiba-tiba saja terjadi rush dan tertutup dengan sendirinya sama si mozilla, hahaha...Nah kalo kayak gitu gimana kita mau fokus coba? Perhatian kita pecah untuk banyak tab atau window atau keduanya yang telah kita buka, namun yang kita baca kadang tidak semuanya. Kita jadi berpikir melompat-lompat karena harus membaca banyak tab dengan tema yang sering kali jauh berbeda.

Membaca buku lebih nyaman di mata. Ya, meskipun tak jarang aku juga baca buku sambil tiduran, tetap saja buta mata saya buku lebih ramah dibandingkan dengan layar PC atau HP yang selalu berkedip mengeluarkan radiasi. Saya kira semua orang memahaminya.

Membaca buku membuat kita berpikir lebih dalam. Buku yang isinya runtut juga seklaigus menyajikan materi yang lebih komprehensif dibandingkan internet yang kadang hanya mengupas sekedarnya sesuai dengan mood penulis. Secara sebuah tulisan di internet tidak sebanyak halaman buku yang untuk menulisnya membutuhkan waktu lebih panjang, pemikiran yang mendalam, bahkan setelah jadi pun harus melalui proses penyuntingan atau editing oleh orang lain. 

Membaca buku membuat kita lebih bertanggung jawab. Secara buku itu bisa kita raba dan kita pegang bentuk fisiknya. Kita bertanggung jawab untuk terus membaca buku itu hingga selesai, dan merasa memiliki hutang saat belum selesai membacanya, meskipun untuk orang seperti saya, membaca sebuah buku membutuhkan waktu yang lama karena kadang saya jenuh ketika harus membaca hanya sebuah buku dari awal hingga akhir. Saya sering menyelinginya dengan membaca buku lain namun kemudian di lain waktu saya akan kembali lagi pada buku yang pertama karena merasa memiliki hutang untuk membacanya lagi hingga selesai. I have to finish what i had started. 
Coba kalau cuma baca di internet, apalagi kalau nemunya artikel yang puaannjaang, seringnya udah males duluan buat baca, apalagi menyelesaikan. Gak mau lah lama-lama baca di PC atau hp kalau kebanyakan. Tinggal klik, ketutup deh, heheheh...Oia, disamping tanggung jawab untuk membaca, membaca buku juga membuat kita lebih bertanggung jawab dalam menyimpannya. Kita akan berhti-hati dalam menyimpan buku agar tidak sampai terlipat, kotor, rusak, basah, sobek, atau hilang. Apalagi kalau bukunya pinjaman dari teman atau perpustakaan. Pasti deh saya akan lebih berhati-hati, dari pada disuruh ganti di belakang hari, kan saya yang bakal rugi. Gitu kan ya?!

Membaca buku lebih menghemat waktu. Coba deh sesekali pasang timer. Berapa sih ketahanan kita membaca buku? Berapa banyak waktu maksimal yang kita habiskan dalam sehari untuk membaca buku? Saya pribadi sih belum pernah melakukannya. Tapi saya merasa belum pernah selama satu jam penuh saya membaca buku. Tapi....kalau buka internet, baik lewat HP atau PC bakalan tahan berjam-jam sampai lupa waktu. Yakin deh. Kamu gitu juga kan?

Kira-kira segini dulu ya...Monggo kalau mau nambahin, dengan senang hati saya akan menerima saran dari para pembaca sekalian. Jadi, yuk kita baca buku lagi...

sumber gambarnya dari sini ya...







Azzamku sebagai istri dan ibu



Sebuah dialog di toilet saat saku sedang mencuci muka pagi ini cukup menyentakku. Dilaog dengan kawan, seorang ibu yang sudah sangat senior yang kurang lebih seumuran dengan Ibu saya. Tentang peran dan tanggung jawab serta kodrat wanita sebagai seorang ibu dan seorang istri, meskipun jugaa seorang pekerja. Tentang memasak, melayani suami, mendidik anak. Bahwa setinggi appaun status kita sebagai pekerja di kantor, setinggi appaun pendidikna kita, sebagai ibu dan istri tanggung jawab itu tetaplahj melekat dan harus dijalani, tak pernah berpindah pada asisten atau kita tak pernah akan setara dengan suami.

Ya Allah ya Robb, usia saya sudah 32 tahun. Saya sudh delapan tahun menikah, sudah Engkau karuiai 3 buah hati. Juga masih Engkau izinkan untyuk membantu suami dalam mencari nafkah. Namun saya merasa saya telah begitu banyak melalaikan tanggung jawab saya sebagi ibu dan istri. Adalah biasa bagi saya meninggalkan anak-anak bekerja tanpa memasak dan memandikan mereka. Aku tahu ini kesalahan besar, namun aku sering merasa kekurangan waktu dengan alas an jarak kantor dan rumah yang cukup jauh. Beberapa kali mencoba tapi kemudian berhenti karena saya terlambat sampai di kantor. Sebenernya adalah karena kami tekat sampai di rumah, telat tidur dan tentu saja telat bangun.

Bismillah, muai hari ini, 22 Maret 2016, saya berazzam untuk lebih meningkatkan peran domestic saya sebagai ibu dan istri. Akan saya perbaiki diri saya dengan terlebih dahulu meluruskan niat karena Allah semata, berdiskusi mencari solusi dengan suami, tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, mengambil lebih banyak peran dan tanggung jawab sebagai istri dan ibu yang berfungsi sebagai ratu rumah tangga, pendidik bagi anak-anak, koki, manajer keuangan, dll dan tentu saja dengan tetap bertanggung jawab pada peranku sebagai seorang pns di KPPN Jakarta 4. Jadi tak hanya berbenah saat di rumah, tapi juga di kantor. Yang lebih penting dari itu adalah mencoba menjalani peran sebagai hamba Allah dengan segala kompleksitasnya dimanapun berada dengan lebih bertanggung jawab. Begitu kan ya?!.

Ya Allah bimbinglah kami...