Jumat, 07 September 2018

Rumah Demit

Alo Blog...

Ya Allah..ni yang punya rumah kemana aja coba sampe ni blog ga pernah dikunjungi, ga pernah diisi. Kalo rumha beneran mah ini blig udah full sama golongan demit sangkin lamanya ditinggal sama si empunya rumah?

Lama ga nulis, paling kadang cuma nulis di fb atau di chat wa dalam rangka curcol atau ngomelin suami, hahahaha...

Sekarang lagi kepikiran banget pingin jadi minimalis. Minimalis yang kayak gimana?
Yang rumahnya ga kebanyakan barang, tapi hanya barang yang benar-benar diperlukan
Yang pikirannya hanya dipenuhi oleh hal-hal penting dan sangat penting, yang akan bermanfaat bagi diri sendiri maupun sesama
Yang hatinya hanya terisi Allah dan hal-hal yang akan mendekatkan diri ini padanya
Yang waktunya hanya diisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat serta terjauh dari sia-sia dan maksiat

Yach kira-kira itulah ya seorang minimalis versi saya. Kira-kira itu juga yang menjadi resolusi bagi saya di tahun baru islam 1440 Hijriyah

Barakallahufiikum semuanya..
Mari berhijrah
Semoga Allah beri kita kekuatan untuk senantiasa memperbaiki diri di tahun baru hijriyah ini

Bercita-cita Menjadi Seorang Minimalis

Baca2 tentang merapikan rumah, decluttering, dl bikin saya pingin jadi orang minimalis atau dalam kata lain orang yang sederhana. Mungkin kalau pakai bahasa spiritualnya bersyukur atau qonaah, merasa cukup dengan segala permberian Allah.


Saat ini yang sedang berputar-putar di kepalaku adalah sesuatu yang berkaitan dengan merapikan rumah.  Dari yang tadinya ga punya apa-apa, kemaren waktu mau ada tukang untuk mengerjakan renovasi dapur dan harus mengeluarkan barang-nbarang keluar ternyata luar biasa. Saya, suami, ibu, dibantu 2 art aja perlu waktu seharian untuk mengeluarkan barang-barang yang ada di area dapur. Memang selama ini di area dapur ada juga ruang makan, ruang cuci, kamar art yang juga kami fungsiukan sebagai gudang. Malihat kenyataan ini, sungguh pusing pala Barbie…dan tetiba pingin banget merapikan rumah dengan decluttering ala peter walsh dan memakai magic tidying upnya marie kondo dan sekaligus juga pingin jadi seorang minimalis.
Being a minimalist doesn’t means rumahnya minimalis, lapang dan selalu rapi jali dengan perabotan serba putih. Buatku menjadi minimalis itu artinya kurang lebih adalah sebagai berikut
Start from the heart
Menjadi orang yang minimalis artinya adalah orang yang hatinya selalu merasa cukup dengan segala anugerahNya, tidak perlu lagi iri lagi dengan apa yang dimiliki oleh orang lain, tak ada kegelisahan karena belum memiliki sesuatu, dan tak akan berlaku lagi istilah rumput tetangga lebih hijau, karena kita ga makan rumput, hahahahah…..
Trus hatinya diisi apa? Diisi dengan keimanan pada Allah, dan segala sesuatu yang mendekatkannya padaNya
Declutter your mind
Cukup lah memori otak ini diisi dengan hal-hal penting, ga perlu lagi mikirin apa yang tak paptut kita pikirkan. Kita penuhi pikiran ini dengan hal-hal yang positif, tentang bagaimana kita semakin berubah menjadi lebih baik, dari hari ke hari
Save your time
Jadi waktunya itu hanya digunakan untuk ibadah, yang artinya Cuma dipakai buat mengerjakan hal-hal yang mendatangkan ridhoNya, menjauhi perbuatan sia-sia apalagi maksiat yang jelas-jelas terlarang.
Save your space
Iya banget yang ini mah. Bener banget ternyata aku itu suka banget numpuk-numpuk barang. Saking banyaknya pas nyari barang itu malah ga ketemu karena udah lupa nyimpennya sebelah mana. Kalau udah decluttering insya Allah rumah bakal jadi lebih rapid an lebih lapang.
Kayanya segini dulu ya. Ini masih dalam tataran konsep karena dapurnya masih diobrak-abrik sama para tukang. Nanti deh aku lanjutin cuap-cuapnya, aku kasih picnya sekalian kalau udah ada perkembangan, insya Allah.

 

Kamis, 23 Februari 2017

Tes Kesehatan Hari Ini




Hari ini ada tes kesehatan di kantor, yang katanya memakai alat canggih yang bisa mengetahui kondisi kesehatan seseorang luar dalam, bayarnya Cuma dua puluh lima ribu rupiah.

Hm, aku ikutan kepo. Aku ikut daftar. Pertama, aku disuruh melepas kaos kaki dan berdiri beberapa saat di atas alat semacam timbangan. Dari sana terlihatlah berat badan, massa tulang, persenatse lemak tubuh, dan usia metabolisme. Hasil penimbanganku adalah lemak 39% yang artinya 6.4% di atas normal, kepadatan tubuh tergolong padat, sedangkan yang paling menyedihkan adalah usia metabolism. Aku yang masih berumur 33 tahun ini menurut body scanner itu punya umur metabolism setara dengan nenek-nenek usia 50 tahun. Hiks…

Setelah ditimbang, aku ikut antri untuk memegang sebuah batangan alat dengan tangan kiri dan tanpa mengeluarkan suara selama kurang lebih satu menit. Setelahnya di laptop akan Nampak hasil pemeriksaan alama dalam tubuhku. Intinya, aku terlalu banyak lemak dan juga karbohodrat sehingga terjadi penumpukan lemak di pembuluh darah dan aliran darah dari jantung ke organ tubuh melambat. Aku ga boleh minum air es, ga boleh makan pedas-pedas dan asam-asam. Kalau mau mandi malam yang bagus adalah di atas jam 12 malam (wow, bukan gue banget). Aku juga harus meneruskan dietku yang tidak makan nasi dan harus berolah raga. Plus aku haruys beli produk suplemennya yang sangat membantu proses detoksifikasi dan penurunan berat badan serta lemak perut dengan harga 291 ribu untuk dikonsumsi selama satu bulan setiap pagi @3 butir. Aku bayar 125rb untuk tes darah plus scan body tadi. Oia, dari alat itu juga ketahuan kalau saya sedang haid karena terdeteksi sedikit ketidaknormalan hormon. 

Oke, baiklah. Aku akan berusaha  untuk apik dalam pola makanku, agar aku tetap sehat.

Udah gitu aja ceritaku hari ini.



One day one post in 7day
#2



Selasa, 21 Februari 2017

Soal telat absen



Wah, aku bener-bener lalai dan lupa kalau aku akan menulis tiap hari. Sekarang posting di facebook aja males luar biasa rasanya sodara-sodara. Eh ini tetiba ingin menulis. Entah menulis apa. 

Oia, aku mau curhat dikit ya…Seperti diketahui bersama, bahwa aku adalah pemegang rekor tertinggi di kantor sebagai pegawai telatan (hiks…hu hu hu…).  Dan tak bisa diingkari bahwa kontribusiku dalam penghematan anggaran dari mata anggaran tunjangan kinerja adalah juga paling besar, bahkan bulan lalu mencapai 20% (prok prok prok…). Mau tahu rasanya apa? Bahagia? Tentu tidak! Nyesek. Iya, nyesek. Gimanalah ga nyesek, penghasilan berkurang yang artinya ada pos pengelurana yang juga akan mengalami ketimpangan. Dan lebih dari sekedar urusan financial, telat ini bikin saya merasa rendah diri, tidak menghargai diri saya sendiri, disamping juga menjadi bahan “bullying” atau candaan teman-teman. Saya melabeli diri sendiri sebagai pegawai telatan dan saya sulit keluar dari label ini. Entah kenapa. Mungkin saya kurang azzam. Dua minggu ini saya berusaha berangkat lebih pagi, meskipun hanya memajukan 5-15 menit. Tapi ternyata itu belum cukup saudara-saudara. Banyak situasi di jalanan atau bahkan di parkiran kantor yang tak terduga sehingg amenghalangi saya untuk bersentuhan dengan mesin absennsi kurang dari jam 8. Hiks…Saya sampai nangis, dan suami adalah korban pertama atas tangis dan amukan saya. Alhamdulillah beliau tahan banting. Suami Cuma cengar-cengir, meluk, bilang besok berangkat lebih pagi dan menggodaku dengan kiss byenya yang lucu dan kemarin mau menyisihkan waktunya menemani saya makan pagi di kantin kantor.
Hm, begitulah cerita tentang “ketelatanku”. Banyak hal saya sesali, dan semoga ini menjadi titik awal bagi saya untuk berubah menjadi lebih baik lagi.  Dan sekarang saya berazzam bersama suami, berusaha maksimal untuk tidak terlambat lagi. Bisa. Pasti Bisa, Insya Allah.


One day one post in 7day
#1



Sabtu, 18 Februari 2017

Selasa, 13 September 2016

Hilang

Aku mencari hingga lupa diri
Aku menggali, terkubur dan mati
Aku terbang dan hilang
Aku menyelam tenggelam
Aku tak tahu lagi dimana diriku
Aku tersesat dan tak mampu kembali
Aku hilang kendali

Senin, 12 September 2016

Husnudzon pada Sesama Muslim

Salah satu nasehat ustadz yang menurut saya sangat susah untuk dilaksanakan adalah keharusan berbaik sangka pada sesama muslim. Baik sangka atau husnudzon pada sesama muslim adalah sebuah kunci dalam bermuamalah. Baik sangka, tak hanya bermanfaat bagi dia, orang yang kita sangka dengan baik, tapi paling utama manfaatnya adalah bagi diri kita sendiri.

Hm, mudahnya mata, hati,  dan lisan ini memberikan 'judgement'  yang sering kali lebih mengarah pada sesuatu yang negatif atau su'udzon, berburuk sangka. Lihat si A begini kita berpikir jelek, dengar si B begitu, langsung mikir yang enggak-enggak. Bahkan terkadang cuma baca status di Facebook seseorang kita langsung baper, mewek, dan mengatakan si X bla bla bla lalu kita bikin status tandingan sebagai balasannya. Kamu gitu nggak? Kalo aku pernah banget gitu.
Kalau diri ini lagi waras, trus buka-buka lagi itu fb, ya Allah, aku ngapain sih kemaren? Nurutin emosi sampai ngono banget, gak karu-karuan. Trus manfaatnya apa coba. Ya kalo yang dia tulis itu buat aku, kalau bukan gimana coba? Berprasangka buruk saja sudah dosa, apalagi membalasnya dengan hal yang jelas-jelas gak baiknya. Benar memang apa kata Nabi, bahwa sebagian prasangka itu dosa. Lha wong di pengadilan aja, selama belum ada bukti yang memberatkan pelaku, berlaku asas praduga tak bersalah -maaf kalau salah istilah,maklum, bukan orang hukum, hanya seorang mak-mak rempong saja. Kita kok menghakimi Saudara kita dengan asumsi-asumsi kita sendiri yang kita gak tahu bener enggaknya.

Banyakin istighfar ya, jangan mikir yang enggak-enggak. Kita ini kan cuma manusia super biasa, mata cuma dua, telinga juga. Tapi kita punya mata hati. Asahlah ketajamannya. Arahkan pandangan mata hati ini hanya pada hal yang baik-baik, agar tak sempat mikir yang jelek-jelek. Paling tidak meminimalisasi yang jelek-jelek itu. Jika setidaknya sehari 100 kali berburuk sangka, maka kurangilah intensitasnya, sedikit demi sedikit. Ganti dengan berbaik sangka. Keburukan yang diiringi dengan kebaikan, insya Allah lama-lama akan terkubur oleh kebaikan. Gitu kan ya?

Ingat ya, jangan cuma mikir, tapi juga dzikir, agar nafsu dan makhluq jahat tak mudah menggelincirkan kita.

#menulisadalahmengingatkandirisendiri
#bukanorangbaiktapiberharapadayangtergerakuntukberbuatbaikdengantulisanini, kepedean ada yang baca apa?
#ngetagdirisendiriaja

Selamat Idul Adha 1437 Hijriyah
Taqobballahu minna waminkum