Afifah in the air... |
Lagi musim
liburan ni, enaknya kemana ya? Yang murah meriah aja. Kalau ada yang sedang
mencari tempat liburan untuk keluarga yang murah meriah dan masih di Jakarta,
saya merekomendasikan Kampung Main Cipulir. Cipulir,ternyata tidak hanya
memiliki ITC untuk berwisata belanja, tapi juga punya KMC. Kemarin hari minggu,
24 Juni 2012 saya, suami dan Afifah baru saja kesana. Awalnya adalah rihlah
kelompok pengajian pekanan saya, tapi dilanjutkan dengan acara bebas.
Kalo dari Bintaro, untuk sampai di KMC dengan menggunakan sepeda motor di
hari Minggu jam 9an, kurang lebih dibutuhkan waktu setengah jam. Alhamdulillah
perjalanan kami saat itu lancar, tak menemui kemacetan. Kami lebih memilih
lewat TPU Tanah Kusir belok kiri di perumahan Jl. Bendi, lalu keluar di
SESKOAL. Dari SESKOAL, menyeberang ke arah Cidodol hingga melewati sekolah
Muhammadiyah. Satu blok lagi setelah Muhammadiyah, belok kiri terus hingga
masuk ke komplek mewah, saya tidak tahu itu komplek apa. Tepat di perkampungan
setelah komplek yang saya maksud, itulah lokasi KMC. Kalau menurut sebuah
website, alamat KMC adalah sebagai berikut :
Belakang Komp. Cipulir
Permai/Cipta Sarana
Jl.
Masjid Cidodol, Gg. H. Sairi No. 1A Grogol Selatan
Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan
Telp. 021
7202868
HTM untuk KMC adalah
Rp7.000,00. Anak mulai usia tiga tahun sudah harus membeli tiket masuk. Kemaren
saya membeli tiket terusan untuk Afifah seharga Rp35.000,00. Menurut petugas
loket, tiket terusan bisa digunakan untuk outbond anak, ATV motor dan flying
fox. Saat saya masuk ke dalam, suasana saat itu ramai karena memang musimnya
liburan anak sekolah. Banyak gubug-gubug dipenuhi oleh rombongan mulai dari
PAUD, TK, SD hingga SMP. Ada juga gubug yang dipenuhi oleh rombongan keluarga.
Banyak fasilitas yang bisa dinikmati di KMC. Ada kolam renang, outbond anak,
outbond dewasa, flying foxz, berkuda, mendayung, bola gelinding di air, dan
lain-lain. Soal makan tak perlu khawatir kelaparan, ada PUJASERA disana dengan
menu bakso, mie ayam, pecel, rujak, jus, teh botol, pop ice dan sejenisnya. Ada
juga counter Mc Donald disana. Harga makanan disana juga tak terlalu mahal.
Semangkuk bakso bisa dinikmati dengan harga Rp7.000,00 dan segelas jus dengan
harga yang sama. Cocoklah dengan kocek orang seperti saya…
Dengan tiket terusan di
tangan, Afifah memulai petualanggay dengan naik ATV motor bersama Abi.
Nabrak-nabrak terus katanya. Sayang saya tak punya dokumentasinya, saat itu
kamera dibawa Abi yang sedang menyetit ATV, sementara saya sibuk dengan
teman-teman pengajian.
Selesai acara kelompok
pengajian, kami sholat dhuhur di mushola KMC. Alhamdulillah air lancar, hanya
saja mengantri karena hanya tersedia dua toilet sementara pengunjung begitu
ramai, sedang yang lain adalah kamar ganti untuk yang habis berenang. Cukup
representatiflah musholanya. Selesai sholat, kami makan di salah satu gubug
pujasera dengan menu Mc D-hasil traktiran guru ngaji saya- dan minum teh botol
serta jus jambu.
Petualangan dilanjutkan
setelah makan siang. Saat outbond. Arena outbond bisa dimasuki dengan tiket
Rp10.000,00 jika tak menggunakan tiket terusan. Orang tua yang ingin menemani
anaknya outbond pun harus membeli tiket meskipun tidak memanfaatkan wahana
outbond. Kurang lebih ada 5 wahana outbond yang kontinyu di areana outbond anak
ini. Kebanyakan didominasi dengan jarring-jaring. Ada beberapa orang
pemuda-pemudi yang ramah dan siap memandu serta menolong para peserta outbond.
Afifah sempat takut saat harus berjalan seperti merayap di atas jaring-jaring.
Namun berkat kesigapan om yang memandu dan menjaganya, dukungan Abi yang siap
dengan jepretan kameranya, juga teriakan semangat dan doa-doa saya sebagai
umminya, Alhamdulillah Afifah berhasil menyelesaikan petualangannya disini.
Oiya, ada juga labirin yang terbuat dari pagar-pagar kayu.
Setelah outbond, kami
memutuskan menggunakan tiket terusan flying fox. Sempat kecut juga nyali saya
saat melihat tangga setinggi dua belas meter. Duh, tinggi banget ya. Jarak
tempuh ke titik akhirnya pun lumayan. Entah berapa saya tak tahu. Saya atau
Afifah ya? Saya pengen, tapi masih takut diiket-iket perutnya pasca Caesar.
Kalo Afifah kan masih unyil banget. Kalo dilihat dari peserta flying fox saat
itu, Afifah adalah peserta terkecil dan termuda. Rata-rata peserta adalah
anak-anak usia SMP, orang dewasa, dan anak-anak SD. Sedangkan Afifah baru
berumur tiga tahun tujuh bulan.
Dalam penantian menunggu
giliran, saya sibuk berbisik mengajari Afifah berdoa. Mulut dan hati saya
komat-kamit seperti mengucap mantra. Ya Allah, lindungi buah hatiku…
Lumayan lama juga kami
mengantri saat itu.Apalagi saat giliran kakak-adik seumuran anak SMP yang
menangis di atas karena takut. Kami yang dibawah sampai sibuk meneriaki member
semangat agar si anak itu berani. Saya juga sempat menerima telpon dari Ibu
saya di kampung sampe ngobrol ngalor-ngidul, namun saya tak berani bercerita
kalau Afifah akan melakukan flying fox, bisa-bisa ngomel Nenek Afifah
mendengarnya. Kalo Abinya malah sempat sempatnya mengambil telor kutu dari kepala
Afifah-duh, malu saya menulis bagian ini.
Akhirnya tibalah giliran
Afifah. Dengan gagahnya ia menaiki tangga. Tenang namun pasti meski dua orang
anak laki-laki-kira-kira usia sepuluh tahunan-tak sabar dan sibuk
meneriakiAfifah agar bergerak lebih cepat. Tapi gimana lagi, namanya juga anak
baru tiga tahunan, panjang kakinya aja kalah jauh disbanding mereka. Saat
Afifah berada di atas, hati saya sempat mencelos cemas. Namun Alhamdulillah,
dengan berdoa hati saya pun tenang kembali. “Pegang talinya ya..” Kata sang
pemandu.Afifah hanya mengangguk dan….meluncurlah ia dengan lancarnya. Saya
mendengar suara kecilnya berteriak
aaaaaaaggghhkkk…..Subhanallah....Alhamdulillah…flying foxnya berhasil. Terima
kasih ya Allah atas kesempatan ini. Semoga kelak akan bermanfaat sebagai bekal
masa depannya. Afifah terlihat begitu gembira saat sudah dilepas talinya.
Kupeluk gadis kecilku, kuciumnya dan kuajak dia untuk “TOS”. Selamat ya Kaka..
Kayaknya cukup sampe sini
aja ceritanya. Karena hari sudah sore dan gerimis mulai datang membasahi, kami
memutuskan untuk pulang.