Ternyata tak mudah untuk bersabar, baik dalam
kesenangan maupun kesusahan, menjalankan ibadah dan melaksanakan
perintah maupun dalam menjauhi larangan.
Aku sedang mencoba untuk bersabar dalam
penantian panjangku, menunggu kedatangan suamiku yang hingga kini masih
jadi rahasia besar dalam hidupku. Suami yang kudambakan dapat menjadi
teman hidupku, mengiringi langkah-langkahku, menjadi penjaga hatiku.
Suamiku, dimanakah dirimu? Bagaimanakah
caranya kita bertemu? Hmm…no body knows..Hanya ALLAH saja yang Maha Tahu
segalanya. Di tanganNya tergenggam segala rahasia.
Ya Allah, sungguh aku merindukan
kehadirannya. Semoga dengannya dapat ku raih cintaMu, ridhaMu.Pula aku
berdoa semoga denganku suamiku dapat menggapai cintaMu.kuharapkan
langkahku dan langkahnya serempak di jalanMu tuk menggapai ridho
Mu. Dalam setiiap do`a kupinta semua itu. Maafkan aku ya Rabb, jika doaku
berlebihan, namun itulah yang aku rasakan saat ini, Engkaupun tahu itu.
Jujur aku iri pada orang-orang yang kini
sedang berbahagia karena sudah bertemu dengan sang belahan jiwa. Semoga
aku bukan termasuk golongan pendengki, aku cuma ingin merasakan
kebahagiaan yang sama, itu saja. Tentu ridhaMulah yang kuharapkan dalam
kebahagiaan yang kuinginkan.
Manna, menjelang tengah malam
8 Februari 2007
20 muharram 1428H
Tulisan ini dulu di muat di blog saya yang lain. gama2.wordpress.com. Dengan alasan penertiban, agar pembaca semua bisa mudah menemukan tulisan-tulisan saya, saya pindahkan ke sini. Saya pun jadi bisa merefleksi diri, betapa jauh sudah perjalanan hidup saya. Sudah hampir lima tahun saya menikah. Terima kasih ya Allah, atas lima tahun yang penuh cinta ini. Dari hidup sendiri nan sepi, hingga kini beranak-pinak- maksudnya sudah dikaruniai dua orang anak. Subhanallah wal hamdulillah...Saya pun jadi bisa melihat ke dalam diri saya, juga masa lalu saya. Betapa saya pernah mengalami hal itu. Sendiri, sepi,patah hati, menanti. Ternyata dulu saya melow juga, sampai bikin tulisan untuk mengungkapkan perasaan di blog segala. Zaman dulu kan belum ada facebook ya, kalo friendster udah ada. Paling banter orang bisa nulis 'galau' di blog. Kebetulan sampai sekarang pun saya jarang update status 'galau' di facebook. Apapun itu, semoga 'kegalauan' saya bisa diambil hikmahnya. Silakan juga untuk menulis kegalauan dimanapun Anda inginkan sekalian belajar menulis, tak hanya cari perhatian. Apapun itu, semoga bermanfaat.