Senin, 11 Juni 2012

Krisis Lagu Anak-anak


“Iwak peyek..iwak peyek..iwak peyek nasi jagung” dendang seorang anak temanku dalam family gathering kantor kami.
 “Dasar kau keong racun..”Seorang anak sepupu saya di kampung menyanyikannya, dari awal sampai akhir dan terlihat sangat hafal.
Awalnya saya sangat heran melihat dan mendengar anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa. Tapi ketika anak saya tumbuh dengan perkembangan kecerdasan linguistik yang begitu cepat, ia pun mulai menirukannya.
“Susis..ow ow ow susis…”Saya pernah mendengar Afifah menyanyikannya. Di lain waktu Afifah juga menyanyikan lagu cherrybelle dengan lancer tanpa tahu artinya sama sekali “Nobody nobody but you..”
Inilah profil anak-anak sekarang, lebih hafal dengan lagu-lagu dewasa. Bagaimana tidak, setiap hari lagu-lagu itulah yang akrab mengalun di televisi, radio, MP3 player handphone orang-orang dewasa di sekitar mereka, baik orang tua, pembantu, tetangga, di jalanan dan-lain-lain. Awalnya hanya terdengar di telinga mereka. Dari terdengar menjadi didengar, dihafal lalu diputar ulang.  Bisa dibilang anak-anak jaman sekarang mengalami krisis lagu. Menurut saya yang bukan ahli anak atau ahli parenting ini, hal ini tidak bisa didiamkan.
Ada sebuah lagu melayu jadul yang pernah saya dengar saat naik bis di family gathering, saya sendiri tidak tahu judulnya, dinyanyikan oleh artis jadul juga, Titiek Sandhora, liriknya seperti  ini..
kala ku bernyanyi.. dengan nada murni... itulah suara hati suatu tanda seni..... kala ku berkata penuh rasa jiwa..... itulah mustika terpendam di dada.... dalam suatu lagu penuh rasa kalbu.... apa yang terkata itulah suara jiwa...
Kalau saya mengartikannya secara bebas, kurang lebih seperti ini : Lagu ini tidak diciptakan tanpa maksud oleh seorang pencipta lagu. Tak ada yang sia-sia. Biasanya lagu dicipta adalah gambaran suasana hati atau suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang pencipta lagu. Mungkin ada yang tak percaya. Tapi coba amati, isi lagu itu kan macam-macam. Kalau biasanya lagu-lagu dewasa temanya ga jauh-jauh dari cinta. Ada lagu orang yang sedang jatuh cinta, ada lagu orang yang patah hati, ada lagu tentang pengantin baru, ada lagu yang kekasihnya pergi tak kembali, dan lain-lain.
Bagaimana lagu jika dipandang dari orang yang menyanyikannya?Sama saja. Biasanya yang lagi jatuh cinta akan menyanyikannya lagu-lagu cinta yang bahagia, dan sebaliknya. Yang stress dan suka dugem biasanya akan menyanyikan atau memutar lagu ajeb-ajeb.
 Saya yakin semua tercipta dengan maksudnya sendiri-sendiri dan seharusnya diperdengarkan dengan suasana hati masing-masing. Pada sebuah acara pernikahan Islami, biasanya akan diputar lagu selama ini kumencari-cari, rembulan di langit hatiku atau nasyid dengan suasana ngepink. Kalau pernikahan yang nasional, apa saja asalkan lagu cinta yang biasanya diperdengarkan.
Oke balik ke topic awal. Lagu anak-anak. Yang saat ini umurnya ga jauh-jauh dari saya (saya lahir 25 oktober 1983) pasti masih ingat lagu-lagu anak-anak apa yang sangat ngetop pada tempo doeloe.
Abang tukang bakso by Melissa-ya ampun, bakso pada waktu itu murah banget bo! Cuma 200 perak!-tuh kan, dari lagu ini aja kita bisa menghitung inflasi secara kasar dengan membandingkan harga semangkuk bakso jaman sekarang dengan jaman dulu.
Masih ingat boneka yang bisa ngomong?Susan dengan Kak Ria Enes behind and beside her. Segudang lagu dinyanyikan oleh Susan dan Kak Ria. Ada cita-cita, kodok, aku sayang adek, susan masuk sekolah dan lain-lain. Dulu saya sangat ngefans lho dengan Susan dan Kak Ria. Merasa beruntung sekali saat bisa bersalaman dengan Kak Ria, tapi waktu itu susannya diem aja di gendongan Kak Ria-Tak seajaib yang saya bayangkan dulu.*apa sih!ga penting!*
Lalu ada Enno Lerian dengan nyamuk-nyamuk nakal, dakochan, dudidam dll
Juga ada Chikita Meydi, Maissy, Sherina, Trio Kwek-kwek, Saskia dan Geofanny, Joshua.

Coba deh pembaca semua kalo ada waktu cari lirik atau video lagu-lagu anak-anak tempo dulu. Bedakan dengan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan anak-anak jaman sekarang, mana yang lebih baik untuk mereka kira-kira?Saya yakin hampir semuanya setuju dengan saya. Saya lebih memilih lagu-lagu anak-anak jaman dahulu untuk diperdengarkan kepada anak-anak saya. Isinya sangat mendidik. Bisa lah disebut edutaninment, educative entertainment. Hiburan yang mendidik.
Lagu anak-anak memang banyak yang everlasting, seperti bintang kecil, pelangi, satu-satu, selamat ulang tahun dll. Tapi jika itu-itu saja, ketika anak bertambah usianya, anak menjadi bosan dan ingin sesuatu yang baru, termasuk dalam hal lagu-lagu yang mereka nyanyikan.
Sewaktu saya kecil dulu saya sering melihat tulisan gini di layar televisi : Pencipta :Papa T. Bob atau Ibu Kasur dan lain-lain. Sedangkan sampai saat ini, saat saya sudah menjadi orang tua, saya belum pernah tahu lagi pencipta lagu-lagu anak anak masa kini. Ada yang tahu kah?
Kepada para seniman pencipta lagu, mohon pikirkan generasi yang kelak akan menjadi penerus kita. Ciptakanlah lagu untuk anak-anak. Karena dari lagu lah mereka bisa belajar sambil bernyanyi. Jangan melulu mengejar selera pasar yang semakin edan dengan menciptakan lagu-lagu perselinghkuhan yang tak senonoh didengar.