Minggu, 26 Oktober 2014

Kado dari Fidia



Adalah Fidia, yang selalu mengingat hari ulang tahunku selama dia sekantor denganku. Tiga tahun berturut-turut dia selalu memberikan hadiah di hari kelahiranku. Tahun 2012, dia memberiku sebuah jilbab dengan kesan mewah yang dipenuhi manik-manik. Tahun 2013, dia memberikun buku dengan judul Humaira, sebuiah novel yang menceritakan kisah ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anhu. Dan hari ini, tahun 27 Oktober 2014 dia kembali menghampiuriku untuk  memberikan kado berupa Sebuah yang sditulis oleh ustadz Felix Siawdengan judul Beyond The Inspiration.Dia tahu aja kalo aku paling suka baca buku, palagi kalo gratisan. Emang selama ini aku suka pinjem buku darinya.Soal baca, kita berdua emang sehobi sejak kuliah dulu.  Tapi kalo soal beli buku, hm..aku mah kalah Soal beli buku, dia emang royal, gak kaya aku yang terlalu banyak perhitungan.
TERIMA KASIH, JAZAKILLAH FIDIA…
I have no words more. I just can pray to Allah, hope he’ll give you the best in all you life. Hope you’ll meet some one who will guide you into the paradise. I love u coz Allah my sista..




Balada Sakit Pinggang dan Romantisme Suami

Duh, ternyata begini ya rasanya sakit pinggang. Pasca bergerilya dengan empat keranjang gosokan dan puter-outer di pelosok Depok untuk melayat teman sekantor yang meninggal, rasanya sakit pinggang ini betul-betul tak tertahankan. Puncaknya adalah saat badan ini hendak direbahkan di waktu malam. Ya Allah, pegelnya...Pontang  panting aku mencari sesuatu yang dapat kuoleskan untuk meringankan pegalnya pinggang. Perasaan tadi pagi sekilas melihat ada benda bernama koyo dengan merek yang sudah tak asing lagi, s****p*s hot. Duh, dicari kemana-mana tak ketemu jua sementara si badan menagih jatah istirahatnya. Aku terus mencari si koyo ke temapt-tempat yang sepertinya aku pernah meliaht ia berada. Nihil. Wah, bakalan ga bisa bobo ni. Ga berharap banyak pada suami, karena biasanya dia kalau aku mengeluh sakit tresponnya tak seperti yang kuharapkan. Emang sih ada perhatiannya, dengan memijitku, tapi mijitnya sambil tiduran dengan mata tertutup yang ujung-ujungnya dia melayang duluan ke alam mimpi sementara aku masih ngoceh ngobrol ngalor ngidul untuk mengaihkan rasa sakit. Tapi ternyata tidak dengan malam ini. Alhamdulillah, beruntung sekali suami sepertinya. Ternyata dia ikut mencari sesuatu yang bisa meredakan sakit pingnagku. Dia menemukan s***cream. Tangannya yang perkasa mengoleskan krim itu perlahan-lahan di pinggangku. Hm...makasih sayang, i love u more :) muach...Akhirnya aku bisa terlelap malam ini, dengan terlabih dahulu merutuki panasnya kulit pinggang pasca diolesin krim itu.
Pagi subuh aku masih mengaduh. Gimana sakit pinggnagnya Mi? Masih sakit sayang, jawabku nyengir. Dalam hati aku tersanjung, subanallah, terima kasih sayang atas perhatianmu ini. This is a very rimantic thing for me. Your love, your attention, your touch.Yes, it's romantic.  Best wishes for u..

Kamis, 23 Oktober 2014

Sunnah Rasul di Hari Jumat

sumber : http://buletin.muslim.or.id/fiqih/sunnah-sunnah-di-hari-jumat

Hijab Up to date

Kali ini saya ingin bicara soal fashion. Hm, tiap saat ada saja up date dari dunia fashion yang dipelopori oleh para desainer dan artis-artis ternama. Konon, Parislah kiblat fashion dunia. Ada satu fakta mencengangkan dalam dunia fashion, bahwa ternyata fashion yang upto date sepanjang masa adalah hijab. Tanya kenapa? Karena yang membuat aturan fashion ini adalah Sang Pencipta, yang tak pernah tidur, yang Awal dan yang Akhir, yang tak kan mati, yang Maha Hidup. Ada beberapa gambar dan artikel yang saya rasa perlu saya bagi pada sahabat semua tentang hijab. Saya menemukan gambar seorang pejuang muslimah bernama Rahmah Yunusiyah, wanita asal Padang Panjang yang lahir pada tahun 1900, dengan hijabnya yang menutup dada, mirip dengan pasmina di zaman sekarang.




sumber :
http://akhsyahirul.wordpress.com/2011/12/15/rahmah-el-yunusiyyah-pelopor-pendidikan-muslimah-indonesia/

Usia Kepala Tiga

Hm..ternyata waktu semakin cepat berlari hingga membawaku pada usia tiga puluh satu bebrapa hari lagi. Usia tiga puluhan. Tiga puluh, tiga satu, dst. Aku kira usia tiga puluh saat aku kecil adalah usia yang cukup tua. Dan saat aku menginjak usia dua puluhan, akui mengira usia tiga puluhan tidak hanya sekedar usia tua, tapi juga dewasa. Dan kini, saat aku sendiri yang berada di dalamnya...Hm..Apa ya? Entahlah, aku tak tahu. Aku sempat galau saat aku berusia dua puluh sembilan menjelang tiga puluh. Nyatanya aku sendiri belum merasa terlalu tua, meski beranak tiga dan kadang pegal-pegal mulai menghampiri di beberapa bagian tubuh dan beberapa garis keriput halus menetap di wajahku. Suami pun tak pernah komplain (atau aku yang tak sadar ya?) dengan adanya penurunan kecantikanku.
Aku juga merasa belum dewasa karena masih sangat mudah untuk bersikap childish saat ada persoalan yang membebani pikiranku. Di saat yang lain, aku merasa lebih siap menjalani hidup, lebih siap menjalani peran yang aku jalani, terutama sebagai istri, ibu dan pekerja. Ya, tanpa disadari mungkin aku telah mulai matang, dengan segala kekurangan yang harus ditambal disana sini. Hanya saja aku merasa sangat terhibur mengingat perkataan salah seorang murobbiyahku ini :
Usia tiaga puluhan adalah usia puncak bagi wanita. Di usia tiga puluhan, wanita telah sempurna dewasa dan keluarlah segala aura kecantikannya. Pada saat dibangkitkan di surga nanti, maka kita akan dibangkitkan dengan usia sebaya, yaitu usia tiga puluhan.

Jadi, mari buang kegalauan itu. akan kuisi usia tiga puluhan ini dengan hal-hal yang bermanfaat dan meminimalisir kesia-siaan yang selama ini menjadi bagian dari diriku. Insya Allah. Allahu Akbar!!!

(semangat '45 mode on)

Rabu, 22 Oktober 2014

Situs Referensi bagi Orang Tua Muslim

Kali ini saya hanya ingin sedikit berbagi tentang revie situs referensi bagi orang tua muslim yang sering saya kunjungi, parentingnabawiyah.com. Ya, saya sangat menyukai isi situs ini. Situs yang digawangi oleh ustadz Budi Ashari ini membuka wawasanku bagaimana seharusnya kita mendidik generasi ini dengan cara yang telah ditempuh oleh Nabiyullah Muhammad Shalahu Alaihi Wasallam. Saya jadi tahu, bahwa sudah saatnya kita, kamum muslim bangkit dan berpegang teguh kembali pada Al Quran dan Sunnah dalam mendidik anak-anak kita. Sudah buklan waktunya lagi bagi kita menjadi pengekor para Yahudi yang berteori ini dan itu namun tak pernah tahu bagaimana hasil pastinya karena teorinya hanya atas landasan trial dan error, menduga-duga saja. 

Bukankah Rasululah saw adalah contoh terbaik atas segala peran yang telah diemban olehnya?
Beliaulah anak, kakak, adik, suami, orang tua, besan, menanntu, pendidik, kepala negara, panglima terbaik sepanjang zaman? Bukankah telah lahir darinya wanita dan juga pemuda penghulu surga? Bukankah telah diukir olehnya generasi emas para sahabat yang merupakan generasi terbaik, paling beriman dan bertakwa juga berkompeten di bidangnya masing-masing? Dan alangkah ruginya kita jika kita tak mengikuti jalan lurus yang telah beliau ajarkan dan memilih jalan-jalan lain yang kita tak pernah tahu akan seperti apakah kesudahannya? Itu saja.


7 Years With U


















Tujuh tahun bersamamu, sungguh cepat terasa waktu berlalu.
Tujuh tahun bersamamu, mengukir kisah cinta yang kan kita bawa hingga pasca akhir dunia.
Tujuh tahun bersamamu, menghadapi segala problema.
Tujuh tahun bersamamu, dikaruniai anak tiga.
Tujuh tahun bersamamu, usia menjadi kepala tiga.
Tujuh tahun bersamamu, berat badanku bertambah menggila.
Tujuh tahun bersamamu, ada suka dan duka.
Tujuh tahun bersamamu, ada harap dan cemas.
Tujuh tahun bersamamu, ada gembira dan kecewa.
Tujuh tahun bersamamu, ada senyum dan cemberut.
Tujuh tahun bersamamu, ada tawa dan air mata.
Tujuh tahun bersamamu, ada cinta dan cemburu.
Tujuh tahun bersamamu, aku bahagia.
Tujuh tahun bersamamu, tak kan pernah cukup.

Syukurku padaMu ya Robb, atas nikmat tujuh tahun kebersamaan kami.
Terima kasihku padamu cintaku, yang telah membersamaiku selama tujuh tahun ini.
Semoga kebersamaan ini akan terus berlanjut, hingga di nirwana sana.
Amin, insya allah.

Sang Penandai

Judul Novel     : Kisah Sang Penandai   
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Mahaka, Republika
Cetakan           : Pertama, Jakarta, Juli 2011
Jumlah hlm      : iv+295 hlm
Beli di             : Mba Hanik, Mei 2014
Harga              : Obral, maklum beli bekas :)

 
 
 
 
 
 
Prolog:
Duhai, apakah kau akan memilih mati ketika cinta sejatimu tidak terwujudkan? Ataukah hanya bisa memeluk lutut, menangis tersedu, bersembunyi di balik pintu seperti anak kecil tidak kebagian sebutir permen?
Adalah Jim, pemuda yatim piatu dipilih oleh Sang Penandai (penjaga dongeng-dongeng), untuk mengukir kisah melupakan sang pujaan hati, Nayla. Adalah Jim, pemuda yang jangankan memegang pedang, membaca pun dia tidak bisa, terpilih untuk menggurat cerita tentang berdamai dengan masa lalu. Dia harus menyelesaikan pahit-getir perjalanannya - apapun harganya!!! Karena kita sungguh membutuhkan dongeng ini.

Novel ini ber cerita tentang kisah cinta Jim sang tokoh utama yang bertemu dengan Sang Penandai-si Pembuat Dongeng. Kisah cintanya yang mengenaskan dengan Nayla, pertemuannya dengan Sang Penandai dan Laksamana Ramirez membawa Jim dalam sebuah petualangan panjang hingga ke Tanah Harapan. Laksamanan Ramirez telah menemukan Bunagamas dan Jim kembali bertemu dengan kekasih hatinya. Jim dan Laksamana Ramirez telah mengukir dongengnya masing-masing, sesuai dengan apa yang dituturkan oleh Sang Penandai.

Novel ini cukup menghibur, apalagi petualangannya sangat seru di lautan. Hany saja saya tidak suka dengan karakter Jim yang "termehek-mehek" dan ending yang terlalu cepat saat sudah bertemu dengan Tanah Harapan tanpa adanya keterangan siapakah itu Barikade Perawan yang tiba-tiba muncul di dalam ngarai di Tanah Harapan.

Menghilangkan Bau Khas Kambing

Buat yang habis dapat daging kambing kurban dan pingin masak tongseng atau gule, ternyata ada tips khusus agar bau khas kambing tidak terlalu menyengat setekah dimasak. Caranya adalah dengan tidak mencuci daging kambing sebelum memasaknya. Cukup rebus daging kambing hingga air mendidih, dan kemudian bunaghlah air rebusan tersebut, barulah kemudian kita masak daging kambing sesuai selera.

Ketika Harus Memilih

Hidup ini penuh pilihan. Ini tidak hanya soal takdir yang seolah-olah kita tak punya andil untuk ikut campur di dalamnya. Sejatinya takdir itu ada di setiap pilihan yang kita tentukan dalam menghadapi kenyataan hidup. Kadang pilihan itu tak hanya soal baik dan buruk. Bahkan dalam hal-hal yang baik pun kita dihadapkan dengan variasi pilihan yang menuntut kita untuk memilih yang terbaik diantara yang baik-baik itu. Ada kalanya juga kita dihadapkan pada pilihan-pilhan yang sangat sulit, bak peribahasa makan buah simalakama. Dimakan mati emak, tak dimakan mati bapak.
Sungguh, kehidupan itu soal memilih. Dan setiap keputusan kita untuk memilih akan mengasah ketrampilan hidup kita dalam memilih. Dan pilihan kita dalam menjalani kehidupan, akan sangat menentukan bagaimana cara kita menjalani kematian.

Sakitnya tuh disini...






















Sakitnya tuh disini, ketika kita tahu orang yang begitu kita sayangai dan hormati ternyata ngomongin keburukan kita dengan orang lain di belakang kita.
Sakitnya tuh disini, ketika kita tak tahu harus kemana mencari perlindungan dari kata-kata yang menyerang.
Sakitnya tuh disini hingga aku seperti bukan diriku, menjadi skeptis apatis tak mau tahu.
Sakitnya tuh disini, tak terelakkah hingga aku seperti ingin berlari dari kenyataan.
Sakitnya tuh disini, hingga aku merasa begitu sulit bagiku untuk disembuhkan.
Sakitnya tuh disini, hingga aku menyadari hanya pada Rabbku aku minta pertolongan.

#sebuah catatan hati yang tersakiti