Kamis, 28 Juni 2012

Puisi Cinta


Cinta itu sakit
Sakit bila yang kita cinta terluka
Cinta itu tak kan lama
Jika kita tak saling menjaga
Cinta itu benci
Benci jika yang jika yang kita cinta dirusak kehormatan dan harga dirinya
Cinta itu menuntut
Menutut diri melakukan yang terbaik untuk yang tercinta
Cinta itu sabar
Sabar atas kekurangan karena kita pun memilikinya
Cinta itu lupa
Lupa dan maafkan kesalahannya, lihat kelebihannya
Cinta itu bahagia
Bahagia melihatnya bahagia
Cinta itu hampa
Hampa bila hanya cinta dunia tanpa cinta karenaNya
Cinta itu…
Ah, cinta adalah cinta
Berjuta kata takkan mampu mendefinisikannya
Biarlah cinta mengerti artinya sendiri tanpa perlu intervensi


Jurangmangu, 27 Januari 2012

Rabu, 27 Juni 2012

Review Buku Para Pencari Tuhan


Mumpung masih fresh ni…saya ingin mereview sedikit buku yang telah saya baca. Kalau tidak disegerakan takut lupa. Daripada disimpen sendiri dan akhirnya hilang tak berbekas, lebih baik saya membaginya dengan para pembaca semua. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Penulis            : Rindu ( nama sebenarnya Istiqomah 
                         Saeful, biasa dipanggil Ade)
Dimensi          : 14x21 cm, xvi+204 halaman
Penerbit         : Qultummedia, 2012
Harga             : Rp35.500,00
“Ketika saya memutuskan untuk kembali meniadakan keinginan-keinginan dunia, mengosongkan cinta selain kepada Allah, maka kemudian tarikan-tarikan Allah terus membetot ubun-ubun saya untuk melepas atribut kejahiliyahan saya. TANPA saya sadari, saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada Sang Pemilik napas saya. Tanpa saya sadari, saya terbawa arus kebaikan, saya tenggelam di danau pengajian. Saya terdampar di padang ilalang yang berisi zikir.”
Demikianlah perenungan seorang Rindu, si perempuan pencari Tuhan. Pencariannya menyadarkan ia bahwa ia tidak memiliki hak untuk menafikan perintah Tuhannya. Tubuhnya bukan haknya maka ia harus menghijabinya seperti yang diperintahkan Tuhan. Harta yang dimilikinya hakikatnya bukan miliknya maka ia harus membersihkannya dengan zakat dan sedekah. Dan, rasa cinta terhadap makhluk tidaklah boleh melebihi rasa cintanya kepada Tuhan karena itu berarti ia menjadikan cinta semu itu berhala. Bukan cinta yang menyejukkannya. Subhanallah, alangkah indahnya perjalanan hidup ini jika demikian adanya.

Membaca buku ini seperti diajak berkelana. Bak seorang musafir kita mengembara untuk mencari makna hidup dan kehidupan kita. Kita diajak merenung untuk bertanya dan berdiskusi akan banyak hal hakiki. Apa itu hidup. Untuk apa kita hidup. Siapa saya. Apa itu bahagia. Banyak lagi pertanyaan sederhana dan sangat mendasar yang ada dalam buku ini. Apa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita sendrilah yang nanti akan menemukannya.
Bila Anda adalah orang yang sedang “galau” karena patah hati, carilah penghibur di buku ini. Rindu, sang penulis yang tak lain adalah seorang gadis yang pernah patah hati mengutarakan kisahnya dalam buku ini. Dalam sekali ia bercerita dan akhirnya menemukan solusinya atas masalah patah hatinya itu. Baginya, tak ada satu cinta pun di dunia ini yang mampu mematahkan hati manusia jika cinta Allah di atas segalanya. Bila Anda gelisah karena masalah dunia yang mendera dan merasa membutuhkan rumah untuk jiwa, baca juga buku ini. Penulis menuntun kita untuk kembali saat jiwa membutuhkan rumahnya.
Bila Anda merasa dibelit problema yang yang tak kunjung ketemu solusinya. Jangan khawatir, ada jalan keluarnya juga di buku ini. Apa itu? Sabar dan shalat. Ya, ketika masalah datang, Allah tidak meminta kita memikirkan jalan keluar hingga penat. Allah hanya meminta kita sabar dan shalat.
Bila Anda adalah orang yang sedang merasa kekurangan atau kesepian, carilah teman dalam buku ini. Rindu telah menemukan rumus jitu jika Anda merasa kurang atau sepi. Saya + Allah = Cukup. Itu dia rumus patennya. Dijamin tokcer menyelesaikan masalah Anda, apapun itu.
Sungguh, buku ini adalah lautan hikmah yang luas dan dalam yang bisa setiap saat kita ambil, kapan saja, dimana saja. Tanpa menggurui, buku ini mengajarkan banyak hal tentang agama, nasihat dan kebaikan yang sebenarnya bersumber dari Al Quran dan Sunnah. Sangat mencerahkan.
Saya kira cukup sekian, namanya juga review, cukup sekilas aja. Saya mau kerja dulu ya. Takut ada yang komentar pagi-pagi kok udah ngeblog. Kalau masih penasaran, silakan baca bukunya sendiri. Kalau ingin membelinya, bisa kok lewat saya. Harga belum termasuk ongkos kirim ya.  :)promosi mode on:).

Apa Kabar (1)

Suatu hari seseorang bertanya kabar padaku dan juga tentang harapan-harapanku. Pertanyaan-pertanyaan itu menyadarkanku, betapa selama ini banyak hal penting yang merupakan substansi dari hidup dan kehidupan ini yang telah aku lupakan.

1. Apa kabar imanmu?

Apa kabar imanmu hari ini? Apakah semakin meningkat, biasa-biasa saja atau malah justru menurun dan sedang berada di titik nadhir terendah? Sudahkah iman menjadi kekuatan utama yang menggerakkan setiap langkah hidup kita?
Iman adalah adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan dengan lisan dan dinyatakan dengan amal perbuatan. Iman tak cukup hanya disimpan dan dikubur dalam hati. Ia harus diucapkan dan direalisasikan dalam tindakan. Hendaknya setiap getar hati, setiap ucapan dan segala tindakan didasari dengan iman. Iman yang membedakan kualitas makhluk di hadapan Sang Pencipta.
Iman malaikat selalu stabil. Tak naik atau turun. Malaikat selalu setia pada Rabb-Nya. Setiap saat mereka selalu bertasbih padanya, siang dan malam, di setiap lapisan langit. Bagaimana tidak, malaikat adalah makhluk yang tak dikaruniai nafsu oleh Allah SWT.
Iman para Nabi selalu naik. Ujian berat yang selalu menimpa para Nabi justru malah menambah keimanannya pada Allah SWT. Mereka adalah manusia dengan kepribadian luar biasa.
Bagaimana dengan iman kita? Jika digambarkan dalam bentuk grafik, iman kita adalah grafik yang fluktuatif, ada kalanya naik, namun ada kalanya pula turun. Iman akan meningkat seiring dengan meningkat ibadah yang kita lakukan dan akan turun karena kemaksiatan. Begitulah iman kita. Karena kita adalah makhluk yang dilengkapi dengan akal sekaligus nafsu. Nafsu yang tidak dikendalikan dan disertai bujukan syaithan akan selalu mengajak kita pada hal-hal yang menyimpang ketentuan yang digariskan Allah. Coba saja dipikir. Ibadah apa yang paling kita senangi? Kalo kita hanya pake nafsu, tentu tidak ada. Sholat? Buat apa? Sedekah? Itukan hasil kerja keras saya sendiri, kenapa harus dibagi dengan orang lain? Enak saja. Mungkin ada yang menjawab menikah itu enak. Benarkah? Bukannya enak “jajan” di luar, tak perlu tanggung jawab. Selesai urusan. Namun tidak demikian jika kita melihatnya dengan kacamata iman. Sholat sudah bukan lagi rutinitas yang membosankan, malah jadi kebutuhan. Sedekah pun menjadi sesuatu keinginan yang selalu ingin direalisasikan setiap ada rezeki yang sampai di tangan kita. Menikah apa lagi…jika semuanya memang sudah dipersiapkan.

2. Apa yang kamu harapkan dengan keadaan imanmu?

Dengan keadaan iman kita saat ini, apa yang kita harapkan? Masuk surga kah? Mati khusnul khatimah kah? Terbebas dari azab? Hanya diri kita sendiri yang paling tahu. Mari bertanya, sudah layakkah kita untuk mendapatkan semua itu dengan keadaan iman kita sekarang? Kenapa iman kita sekarang yang ditanyakan? Ya, karena hanya sekaranglah, hari ini waktu yang kita punya. Hari kemarin yang sudah berlalu, sudah barang tentu bukanlah lagi milik kita. Itu hanya masa lalu. Sedangkan hari esok, kita tak pernah tahu, apakah kita akan mendapatinya.

Wahai Tuhan ku tak layak ke surgamu..
Namun tak pula aku sanggup ke nerakamu..
Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
Dengan RahmatMu, ampunkan daku oh Tuhanku..

Tulisan ini sebelumya dimuat di blog saya gama2.wordpress.com. Saya mendapatkan "makanan ruhani" ini dalam sebuah kajian pekanan oleh ustadz di Kota Manna dulu, tahun 2007. Duh, tapi parah banget, saya lupa nama ustadnya.Afwan ustad...

Tausiyah beliau ini cukup singkat, tapi mengena sasaran. Mengingatkan hati yang lupa dan terlena oleh dunia. Apalah dunia, jika semua akan kita tinggalkan pada akhirnya.

Terima kasih ya Allah...hari ini masih engkau izinkan aku untuk mereguk segala nikmatmu. Mata yang dengan jelas melihat, telinga yang mendengar, lidah yang mampu berkata-dan sering menyakitkan.

Semoga bermanfaat.

Selasa, 26 Juni 2012

Di Sini Ku Menanti

Ternyata tak mudah untuk bersabar, baik dalam kesenangan maupun kesusahan, menjalankan ibadah dan melaksanakan perintah maupun dalam menjauhi larangan.
Aku sedang mencoba untuk bersabar dalam penantian panjangku, menunggu kedatangan suamiku yang hingga kini masih jadi rahasia besar dalam hidupku. Suami yang kudambakan dapat menjadi teman hidupku, mengiringi langkah-langkahku, menjadi penjaga hatiku.
Suamiku, dimanakah dirimu? Bagaimanakah caranya kita bertemu? Hmm…no body knows..Hanya ALLAH saja yang Maha Tahu segalanya. Di tanganNya tergenggam segala rahasia.
Ya Allah, sungguh aku merindukan kehadirannya. Semoga dengannya dapat ku raih cintaMu, ridhaMu.Pula aku berdoa semoga denganku suamiku dapat menggapai cintaMu.kuharapkan langkahku dan langkahnya serempak di jalanMu tuk menggapai ridho Mu. Dalam setiiap do`a kupinta semua itu. Maafkan aku ya Rabb, jika doaku berlebihan, namun itulah yang aku rasakan saat ini, Engkaupun tahu itu.
Jujur aku iri pada orang-orang yang kini sedang berbahagia karena sudah bertemu dengan sang belahan jiwa. Semoga aku bukan termasuk golongan pendengki, aku cuma ingin merasakan kebahagiaan yang sama, itu saja. Tentu ridhaMulah yang kuharapkan dalam kebahagiaan yang kuinginkan.

Manna, menjelang tengah malam

8 Februari 2007
20 muharram 1428H

Tulisan ini dulu di muat di blog saya yang lain. gama2.wordpress.com. Dengan alasan penertiban, agar pembaca semua bisa mudah menemukan tulisan-tulisan saya, saya pindahkan ke sini. Saya pun jadi bisa merefleksi diri, betapa jauh sudah perjalanan hidup saya. Sudah hampir lima tahun saya menikah. Terima kasih ya Allah, atas lima tahun yang penuh cinta ini. Dari hidup sendiri nan sepi, hingga kini beranak-pinak- maksudnya sudah dikaruniai dua orang anak. Subhanallah wal hamdulillah...Saya pun jadi bisa melihat ke dalam diri saya, juga masa lalu saya. Betapa saya pernah mengalami hal itu. Sendiri, sepi,patah hati, menanti. Ternyata dulu saya melow juga, sampai bikin tulisan untuk mengungkapkan perasaan di blog segala. Zaman dulu kan belum ada facebook ya, kalo friendster udah ada.  Paling banter orang bisa nulis 'galau' di blog. Kebetulan sampai sekarang pun saya jarang update status 'galau' di facebook. Apapun itu, semoga 'kegalauan' saya bisa diambil hikmahnya. Silakan juga untuk menulis kegalauan dimanapun Anda inginkan sekalian belajar menulis, tak hanya cari perhatian. Apapun itu, semoga bermanfaat.

Senin, 25 Juni 2012

Cinta itu seperti kupu-kupu..

















Cinta itu seperti kupu-kupu..
Semakin dikejar, semakin lari.
Tapi jika dibiarkan terbang,
dia akan datang disaat kamu tidak mengharapkannya.
Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga membuat bersedih,
tapi cinta akan terasa berharga jika diberikan
kepada seseorang yang menghargainya.
Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan
yang "sempurna" bagi seseorang. Tapi bagaimana
menemukan seseorang yang dapat membantumu
menjadi dirimu sendiri.

Jangan pernah mengatakan "I love you" jika kamu tidak peduli.
Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada.
Jangan pernah menyentuh hidup seseorang
jika hal itu akan menghancurkan hatinya.
Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya
berbohong.

Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada
orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta,
sementara kamu tidak berniat untuk
menangkapnya…

Cinta bukan "Ini salah kamu", tapi "Ma'afkan aku".
Bukan "Kamu dimana sih?", tapi "Aku disini".
Bukan "Gimana sih kamu?", tapi "Aku ngerti kok".
Bukan "Coba kamu gak kayak gini", tapi "Aku cinta
kamu seperti kamu apa adanya".

Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur
berdasarkan berapa lama kalian sudah bersama
maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah
selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi
satu sama lain dan saling membuat hidup yang
berkualitas.

Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama
yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang
kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana
caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan
itu, tapi bagaimana belajar darinya.

Caranya jatuh cinta: jatuh tapi jangan terhuyung-
huyung, konsisten tapi jangan memaksa, berbagi
dan jangan bersikap tidak adil, mengerti dan
cobalah untuk tidak banyak menuntut, sedih tapi
jangan pernah simpan kesedihan itu.

Memang sakit melihat orang yang kamu cintai
sedang berbahagia dengan orang lain tapi lebih
sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak
berbahagia bersama kamu.

Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah
dengan seseorang lebih menyakitkan apabila kamu
dilupakan oleh kekasihMu, tapi cinta akan lebih
menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu
sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu
rasakan.

Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah
menemukan seseorang dan jatuh cinta, hanya
untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kamu
dan kamu sudah menghabiskan banyak waktu
untuk orang yang tidak pernah menghargainya.
Kalau dia tidak "worth it" sekarang, dia tidak akan
pernah "worth it" setahun lagi ataupun 10 tahun
lagi. Biarkan dia pergi…

nah…cinta seperti apakah yang kita inginkan?

Semoga cinta kita HANYA untuk dan KARENA Allah sajaaaaa…

Puisi ini pernah menemani saya beberapa tahun lalu, saat saya patah hati. Saya lupa saya dapat dari mana, mungkin hasil googling atau baca buku. Kalau ada yang tahu pengarangnya, tolong saya dikasih tahu.
Sungguh mengena isi puisi di atas, membuat saya tetap bersemangat untuk meneruskan hidup, meski jodoh belum datang menghampiri. Dibandingkan membaca puisi-puisi yang malah membuat hati remuk redam dan termehek-mehek, lebih baik membaca puisi ini. Itu saran saya buat yang lagi patah hati. Percayalah, Allah telah menyiapkan yang lebih baik dari dia yang pergi. Semua terjadi atas izin Allah. Jadi patah hati yang kita alami pun juga terjadi atas izinNya, dan Dialah yang akan menyembuhkannya. Tetaplah tegak. Jangan lupa bangun setelah jatuh. Masih ada harapan jika kita terus memperbaiki diri. Yakinlah..., karena Allah adalah sebaik-baik pemberi janji dan Yang Maha Menepati Janji.

Makna Sebuah Titipan


Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
“aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah…
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja” 



Dalam sekali ya puisi karangan W.S. Rendra ini. Saya menemukan puisi ini saat membaca buku Perempuan Pencari Tuhan karya Rindu. Puisi ini ada di halaman prakata buku tersebut. Begitu mengena, menohok. Jujur saja, selama ini saya sangat posesif dengan apa-apa yang sudah saya miliki. Seolah-olah hanya saya yang paling berhak atas apa yang saya miliki. Suami, anak, harta dll. Padahal, jangankan suami, anak, atau harta kekayaan. Nyawa kita saja bukan milik kita. Juga raga kita ini. Ada saatnya Sang Pemilik yang sebenarnya akan mengambil segalanya, termasuk diri kita. Tinggallah jasad yang tadinya kita bangga-banggakan hanya menjadi seonggok daging yang harus segera dikuburkan. Sungguh, tak ada lagi tempat bernaung. Tak ada lagi tempat berlari. Hanya kepadaMu lah kami semua akan kembali…




Petualangan Afifah di Kampung Main Cipulir


Afifah in the air...
Lagi musim liburan ni, enaknya kemana ya? Yang murah meriah aja. Kalau ada yang sedang mencari tempat liburan untuk keluarga yang murah meriah dan masih di Jakarta, saya merekomendasikan Kampung Main Cipulir. Cipulir,ternyata tidak hanya memiliki ITC untuk berwisata belanja, tapi juga punya KMC. Kemarin hari minggu, 24 Juni 2012 saya, suami dan Afifah baru saja kesana. Awalnya adalah rihlah kelompok pengajian pekanan saya, tapi dilanjutkan dengan acara bebas.
Kalo dari Bintaro, untuk sampai di KMC dengan menggunakan sepeda motor di hari Minggu jam 9an, kurang lebih dibutuhkan waktu setengah jam. Alhamdulillah perjalanan kami saat itu lancar, tak menemui kemacetan. Kami lebih memilih lewat TPU Tanah Kusir belok kiri di perumahan Jl. Bendi, lalu keluar di SESKOAL. Dari SESKOAL, menyeberang ke arah Cidodol hingga melewati sekolah Muhammadiyah. Satu blok lagi setelah Muhammadiyah, belok kiri terus hingga masuk ke komplek mewah, saya tidak tahu itu komplek apa. Tepat di perkampungan setelah komplek yang saya maksud, itulah lokasi KMC. Kalau menurut sebuah website, alamat KMC adalah sebagai berikut :
Belakang Komp. Cipulir Permai/Cipta Sarana
Jl. Masjid Cidodol, Gg. H. Sairi No. 1A Grogol Selatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telp. 021 7202868
HTM untuk KMC adalah Rp7.000,00. Anak mulai usia tiga tahun sudah harus membeli tiket masuk. Kemaren saya membeli tiket terusan untuk Afifah seharga Rp35.000,00. Menurut petugas loket, tiket terusan bisa digunakan untuk outbond anak, ATV motor dan flying fox. Saat saya masuk ke dalam, suasana saat itu ramai karena memang musimnya liburan anak sekolah. Banyak gubug-gubug dipenuhi oleh rombongan mulai dari PAUD, TK, SD hingga SMP. Ada juga gubug yang dipenuhi oleh rombongan keluarga. Banyak fasilitas yang bisa dinikmati di KMC. Ada kolam renang, outbond anak, outbond dewasa, flying foxz, berkuda, mendayung, bola gelinding di air, dan lain-lain. Soal makan tak perlu khawatir kelaparan, ada PUJASERA disana dengan menu bakso, mie ayam, pecel, rujak, jus, teh botol, pop ice dan sejenisnya. Ada juga counter Mc Donald disana. Harga makanan disana juga tak terlalu mahal. Semangkuk bakso bisa dinikmati dengan harga Rp7.000,00 dan segelas jus dengan harga yang sama. Cocoklah dengan kocek orang seperti saya…
Dengan tiket terusan di tangan, Afifah memulai petualanggay dengan naik ATV motor bersama Abi. Nabrak-nabrak terus katanya. Sayang saya tak punya dokumentasinya, saat itu kamera dibawa Abi yang sedang menyetit ATV, sementara saya sibuk dengan teman-teman pengajian.
Selesai acara kelompok pengajian, kami sholat dhuhur di mushola KMC. Alhamdulillah air lancar, hanya saja mengantri karena hanya tersedia dua toilet sementara pengunjung begitu ramai, sedang yang lain adalah kamar ganti untuk yang habis berenang. Cukup representatiflah musholanya. Selesai sholat, kami makan di salah satu gubug pujasera dengan menu Mc D-hasil traktiran guru ngaji saya- dan minum teh botol serta jus jambu.
Petualangan dilanjutkan setelah makan siang. Saat outbond. Arena outbond bisa dimasuki dengan tiket Rp10.000,00 jika tak menggunakan tiket terusan. Orang tua yang ingin menemani anaknya outbond pun harus membeli tiket meskipun tidak memanfaatkan wahana outbond. Kurang lebih ada 5 wahana outbond yang kontinyu di areana outbond anak ini. Kebanyakan didominasi dengan jarring-jaring. Ada beberapa orang pemuda-pemudi yang ramah dan siap memandu serta menolong para peserta outbond. Afifah sempat takut saat harus berjalan seperti merayap di atas jaring-jaring. Namun berkat kesigapan om yang memandu dan menjaganya, dukungan Abi yang siap dengan jepretan kameranya, juga teriakan semangat dan doa-doa saya sebagai umminya, Alhamdulillah Afifah berhasil menyelesaikan petualangannya disini. Oiya, ada juga labirin yang terbuat dari pagar-pagar kayu.
Setelah outbond, kami memutuskan menggunakan tiket terusan flying fox. Sempat kecut juga nyali saya saat melihat tangga setinggi dua belas meter. Duh, tinggi banget ya. Jarak tempuh ke titik akhirnya pun lumayan. Entah berapa saya tak tahu. Saya atau Afifah ya? Saya pengen, tapi masih takut diiket-iket perutnya pasca Caesar. Kalo Afifah kan masih unyil banget. Kalo dilihat dari peserta flying fox saat itu, Afifah adalah peserta terkecil dan termuda. Rata-rata peserta adalah anak-anak usia SMP, orang dewasa, dan anak-anak SD. Sedangkan Afifah baru berumur tiga tahun tujuh bulan.
Dalam penantian menunggu giliran, saya sibuk berbisik mengajari Afifah berdoa. Mulut dan hati saya komat-kamit seperti mengucap mantra. Ya Allah, lindungi buah hatiku…
Lumayan lama juga kami mengantri saat itu.Apalagi saat giliran kakak-adik seumuran anak SMP yang menangis di atas karena takut. Kami yang dibawah sampai sibuk meneriaki member semangat agar si anak itu berani. Saya juga sempat menerima telpon dari Ibu saya di kampung sampe ngobrol ngalor-ngidul, namun saya tak berani bercerita kalau Afifah akan melakukan flying fox, bisa-bisa ngomel Nenek Afifah mendengarnya. Kalo Abinya malah sempat sempatnya mengambil telor kutu dari kepala Afifah-duh, malu saya menulis bagian ini.
Akhirnya tibalah giliran Afifah. Dengan gagahnya ia menaiki tangga. Tenang namun pasti meski dua orang anak laki-laki-kira-kira usia sepuluh tahunan-tak sabar dan sibuk meneriakiAfifah agar bergerak lebih cepat. Tapi gimana lagi, namanya juga anak baru tiga tahunan, panjang kakinya aja kalah jauh disbanding mereka. Saat Afifah berada di atas, hati saya sempat mencelos cemas. Namun Alhamdulillah, dengan berdoa hati saya pun tenang kembali. “Pegang talinya ya..” Kata sang pemandu.Afifah hanya mengangguk dan….meluncurlah ia dengan lancarnya. Saya mendengar suara kecilnya berteriak aaaaaaaggghhkkk…..Subhanallah....Alhamdulillah…flying foxnya berhasil. Terima kasih ya Allah atas kesempatan ini. Semoga kelak akan bermanfaat sebagai bekal masa depannya. Afifah terlihat begitu gembira saat sudah dilepas talinya. Kupeluk gadis kecilku, kuciumnya dan kuajak dia untuk “TOS”. Selamat ya Kaka..
Kayaknya cukup sampe sini aja ceritanya. Karena hari sudah sore dan gerimis mulai datang membasahi, kami memutuskan untuk pulang.