Kamis, 07 Juni 2012

Ikhlaskah Aku?

Ternyata ga mudah ya untuk ikhlas. Amalan hati yang satu ini terasa sangat berat kurasakan hari ini. Tadi pagi saat berangkat ke kantor, hujan turun sebelum aku sampai di tempatku bekerja. Mau tak mau aku harus naik bajaj. Mengejar absen pagi karena sudah terlalu sering terlambat akhir-akhir ini. Tanpa pikir panjang aku segera naik ke bajaj di dekat lampu merah harmoni. Tanpa tawar-menawar, karena tarif normalnya adalah 5 ribu perak, baik ojek maupun bajaj. Sesampainya di halaman kantor, aku buru-buru turun dan memberikan uang sepuluh ribu kepada bapak tukang bajaj. Kutunggu sejenak, tak ada uang kembalian yang disodorkan. Akupun berinisiatif bertanya, "Pak, uang kembaliannya mana?" "Ga ada bu, ini aja ibu baru penglaris." jawabnya. Tak jauh dari bajaj ada seorang teman kantorku. Kuberteriak dari tempatku berdiri, "Punya uang lima ribuan ga?" "Kalo sepuluh ribu ada." "Yah.., kalo itu sih aku juga ada." "Gimana ni bu?"Kata si supir bajaj tadi. "Ya udahlah pak, ambil aja." Jujur, dengan berat hati aku mengatakannya. Ini memang baru tanggal 13. Tapi situasi keuanganku dedang krismon. Sudah sering kami menghadapi ini sebenarnya. Gaji kami, aku dan suamiku memang tergolong cukup besar, sepuluh koma. Sayang setiap bulan setelah tanggal 10, keuangan kami koma. Saldo minim dimana-mana. Inilah tantangan yang sedang aku hadapi saat ini. Ternyata Allah justru memberiku kesempatan untuk bersedekah di saat aku sedang sulit ekonominya. Mungkin selama ini aku terlalu pelit saat uang masih memenuhi rekeningku. Ya, aku memang sudah lama tak berzakat mal. Tak cukup, menurut hitungan matematisku. Apapun itu, ya Allah, tolong beri kami kemudahan dalmam setiap kesulitan kami. Beri kami kemudahan untuk berinfak di jalanmu, disaat lapang maupun sempit. Bimbing kami ya Allah, agar kami tetap istiqomah di jalanMu.