Sudah berhari-hari aku
memikirkannya, di alam sadar juga di alam mimpiku. Kau begitu dekat denganku,
hingga beberapa waktu yang lalu. Mungkinkah aku telah membuat kesalahan besar,
hingga enkau diam tak menyapaku. Sungguh, aku tak mampu lagi mengenalimu. Tak
pernah lagi kita bercerita tentang indahnya masa yang telah kita lalui bersama.
Tak pernah lagi kita bertukar berita tentang keluarga nun jauh disana. Tak
pernah lagi kulihat tawa bahkan senyum tersungging dibibirmu, sebagai penghias
persahabatan kita. Sunggu sahabat, aku tak lagi mengenalmu. Hingga rasa sakit
yang menyerangku, aku terus memimpikanmu, bahkan dalam mimpi di masa
istirahatku. Namun kau tetap diam. Aku begitu mneghargaimu, sejak kita kenal
dulu. Tak ada inginku mengganggumu. Privasi, itu yang selalu kujaga darimu. Entah
aku atau kamu yang kehilangan topic bicara untuk saling bertegur sapa. Dalam
hatiku yang paling dalam, inginku bertanya tentang padamu, apa kabarmu hari ini
wahai sahabatku? Hanya doa yang mampu kupintakan semoga Allah mencairkan
hati-hati kita yang beku. Semoga Allah berkenan mempersatukan kita dalam
persahabatan indah karenaNya. Aku tak tahu lagi apa yang harus kuperbuat. Dekat
di mata jauh di hati, mungkin itu ungkapan yang paling tepat untukmu.
#Untuk seorang teman yang kini terus diam tanpa aku tahu sebabnya…