Printer Impian

Printer yang baru kubeli tiga hari lalu memang bukan printer keren dengan harga selangit. Sebuah printer biasa dengan all in one function : print-scan-copy. Hanya printer inkjet. Harganya pun hanya setengah juta lebih sedikit, sudah termasuk ongkos kirim. Tapi sungguh, bagiku ini adalah sebuah mimpi beberapa tahun lalu. Saat itu aku hanya seorang mahasiswa program diploma tiga sebuah perguruan tinggi kedinasan. Aku datang dari keluarga pas-pasan, pas pingin pas nggak ada. Tapi selalu pas butuh pasti Allah kasih jalan dan kesempatan. Jangankan untuk membeli printer, komputer, laptop dan alat-alat digital semacamnya. Buat biaya bulanan saja aku harus bekerja menjadi pengajar privat anak-anak kaum elit Bintaro dan sekitarnya. Dari SD hingga SMA, pelajaran Iqro hingga matematika, fisika da juga kimia. Hasilnya sungguh lumayan. Apalagi saat musim ujian anak sekolah. Aku benar-benar kebanjiran order. Dari satu tempat mengajar, aku langsung bermarathon ke rumah murid yang lain. Dalam bulan ujian, aku bisa mendapat honor empat ratus ribu rupiah. Sangat cukup untuk menutupi kekurangan kiriman dari orang tua yang hanya 300ribu sebulan. Setelah membayar uang kos 125ribu, belanja sabun mandi, deterjen, pasta gigi dan lain-lainnya, dengan uang segitu aku jadi bisa makan mewah. Mewah buat aku lho ya, yang biasa makan pake tempe atau paling banter telor jadi bisa makan ayam bakar di dekat gereja PJMI. Selain itu aku juga bisa membeli buku dan juga susu-i like this, secara susu kan mahal, ga tiap hari aku bisa minum ini. Aku juga bisa membeli pulsa dua puluh lima ribu sebulan untuk memastikan nomorku tetap aktif, meskipun setelah itu aku hanya bisa menerima sms atau telepon saja. Sungguh kalau dipikir-pikir kehidupanku sekarang jauh lebih baik. Meskipun ada cicilan dan hutang sana-sini, setidaknya aku tidak tinggal di kontrakan, tidak kurang makan, punya laptop dan printer, bahkan bisa memberikan komputer untuk adik iparku. Terima kasih ya Allah, atas segala ni'mat yang telah kau anugerahkan..