Kamis, 26 Juli 2012

Bicara Hati

Hati-hati..
Hati-hati, apa sebenarnya makna kata ulang ini. Menyebut hati hingga dua kali. Ada apa dengan hati? Hati, seperti kata Nabi, adalah segumpal daging dalam tubuh manusia yang menentukan baik buruknya manusia. Apakah ini berlaku secara fisik ataukah non fisik? Sepertinya dua-duanya. Mari kita lihat satu per satu. Hati, jika yang dimaksud adalah hepar, maka fungsinya adalah penyaring racun. Jika hati tak berfungsi maka racun akan dengan bebas memasuki pembuluh darah dan mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh kita. Lalu apa akibatnya? Tentu saja racun-racun itu pun ikut beredar, masuk satu-persatu organ tubuh kita. Berbahaya atau lebih parahnya mematikan. Jika yang dimaksud adalah heart atau jantung maka jantung yang tak pernah lelah memompa darah setiap saat darah dalam tubuh kita. Jika jantung kita sedikit bocor saja klepnya, fatal akibatnya. Peredaran darah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Darah kotor dan bersatu dengan darah bersih sehingga kotorlah semua. Bengkak tak terhindarkan di bagian-bagian tubuh kita yang lain seperti kaki dan wajah. Sungguh saya pernah mengenal seseorang yang begitu sabar diuji dengan jantug yang tak sempurna hingga maut mendatanginya di usia yang masih muda. Semoga Allah merahmatimu, ukhti.
Hati juga tak jarang disebut dengan perasaan. Kenapa, karena hatilah yang mampu merasakan semuanya. Perasaan susah senang, suka duka, sedih gembira, cinta benci, hatilah yang merasakan.Saya yakin malah apa yang dirasakan oleh hati jauh lebih banyak daripada apa yang bisa dirasakan oleh lidah dan kulit. Seperti lidah, hati mampu merasakan manisnya senyuman seseorang. Bahkan senyum kecut terasa oleh hati. Pahit dan getirnya kehidupan juga dirasakan oleh hati. Hati pun bisa tergores dan terluka, seperti kulit. Perih. Halus dan kasar, panas, hangat dan dingin pun tak luput dari penginderaan hati. Jadi bagaimana keadaan hati kita hari ini? Apa yang mampu terindera oleh hati kita saat ini?
Oke, sekarang kita lanjutkan ya dengan hati sebagai cermin. Hati adalah cermin, tempat pahala dan dosa berpadu. Begitu kata Bimbo. Hati itu cermin. Ia mampu menampilkan apa yang ada dihadapannya. Tapi tahulah, cermin itu kan akan memperlihatkan bayangan objek yang ada dihadapannya jika cermin itu bersih dan bening. Hati yang bening mampu menampilkan bayangan yang sempurna tanpa pernah berdusta. Jika kita memang sudah berdandan dengan rapi, maka bayangan yang terlihatpun akan rapi. Jika kita masih acak-acakan, baju kusut disana-sini, maka begitu pulalah bayangan yang nampak di cermin itu. Hati sebagai cermin pun demikian. Jika memang kita baik maka hati mengatakan kita baik. Jika kita keliru, hati yang bening pun menampilkan bayangan bahwa ada yang tak beres dengan diri kita.  Lalu hati pun berbisik agar kita segera membenahi diri. Inilah mungkin yang disebut hati kecil atau hati nurani. Hati yang tak pernah berdusta. Dan kita semua pun memilikinya. Meski beribu orang memberi fatwa bahwa kita benar namun hati gelisah dengan fatwa itu, bisa dipastikan bahwa kita telah bebuat salah. Hati itu sungguh berarti. Ialah penunjuk arah yang tak menyesatkan. Sungguh, mulialah manusia karena punya hati. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain, terutama malaikat dan binatang. Wallahu a'lam bagaimana bentuk malaikat itu hanya Allah Sang Pencipta yang Maha Tahu. Yang saya tahu, malaikat selalu patuh pada perintah Allah. Ini sangat wajar karena malaikat tidak dianugerahi nafsu. Jika binatang, kita semua tentu sudah tahu bagaimana rupa dan bentuknya. Memang binatang seperti ayam, sapi dan lain lain punya hati secara fisik dan bbiologi yang fungsinya sama seperti hati manusia. Tapi hati binatang tidak berfungsi dalam hal "merasa" sebagaimana hati manusia. Seekor singa yang lapar akan dengan beringas mengejar sang rusa untuk dimangsa meskipun sang rusa terlihat takut. Tak ada rasa "tak tega" di hati singa. Yang ia tahu adalah ia lapar dan ia harus makan. Tapi kalau manusia kan lain, tidak seperti itu. Kecuali memang orang itu tak punya hati atau hatinya mati sehingga tega berbuat dzolim pada sesamanya. Naudzubillah..
Oh iya, hati itu itu ternyata bisa hidup dan mati lho. Meskipun si empunya hati masih bernafas dan bernyawa bisa saja hatinya sudah mati. Memang sih, bukan mati secara fisik tapi mati secara ruh. Hatinya mati, sudah tak dapat lagi digunakan untuk merasa ataupun membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,mana yang salah dan mana yang benar,mana yang halal dan mana yang haram. Tadinya hanya sedikit melanggar ketentuan dengan berbagai pembenaran alasan. Berikutnya pelanggaran menjadi kebiasaan dan bahkan 'kurang nendang' jika ditinggalkan. Cobalah tengok keadaan negeri kita. Entah apa yang terjadi dengan hati-hati para pemimpin. Berlomba menampakkan keserakahan, tanpa mempedulikan hak-hak yang telah ia langgar. Sudah diamanahi kekuasaan selama lima tahun tapi masih merasa kurang. Lima tahun berikutnya pun diincar. Haus kekuasaan. Huh, entahlah. *kok jadi ngelantur gini ya, dari soal hati yang segumpal daging ke soal negara* Maksud saya gini. Saya yakin pada awalnya para pemimpin di negeri ini adalah orang-orang dengan idealisme tinggi pada masa muda mereka. Mereka mengkritik ketidakjujuran pemimpin sebelum mereka, hingga populerlah nama mereka. Namun ketika sudah masuk dalam lingkungan "lingkaran setan birokrasi" mereka pun berubah. Sedikit demi sedikit. Pelan tapi pasti. Hingga akhirnya jadilah negeri kita negeri yang super lucu. Kaya tapi miskin. Atau cobalah tengok diri kita masing-masing. Kita juga adalah pemimpin dari diri kita dan juga orang-orang yang berada dalam tanggungan kita. Mata, telinga, lidah, tangan, kaki, kemaluan, hati kitalah yang memiliki kehendaknya. Jika ada yang menganggap otak adalah sang raja bagi tubuh, itu memang benar. Tapi diatasnya, hatilah yang menjadi filter atau pengendali. Saat melihat yang terlarang, otak kotor kita akan memerintahkan untuk meneruskan yang kita lakukan. Tapi apa kata hati? Jika hati yang kita adalah hati yang bersih, yang tahu mana yang boleh dan mana yang tidak, tentu kita akan menghentikan perbuatan kita. Perkataan, sikap dan perilaku kita adalah perwujudan dari hati. Perilaku yang baik tentu saja lahir dari hati yang baik dan demikian pula sebaliknya.

Jagalah hati, jangan kau kotori. Jagalah hati, lentera hidup ini. Jagalah hati jangan kau nodai. Jagalah hati..

Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah pemilik hati ini. Engkau lah yang berkuasa membolak-balikkannya. Tetapkanlah hati ini dalam agamaMu. Sungguh, tak mampu kami menjaga walau sedetik tanpa pertolonganMu. Jika kami lengah, sungguh syaithan dan nafsu siap menerkam dan menggelincirkan kami dari jalanMu. Ampuni kami ya Robb atas segala kelalaian kami dalam menjaga hati ini..

Jumat, 13 Juli 2012

Selamat Jalan Kang Ilyas...

Sudah lama aku ingin menuliskannya, namun aku tak jua menyempatkan diri. Hingga akhirnya pikiran ini mengusikku, membuat mataku tak mau terpejam sebelum menuangkannya.
Hari ini, Jumat 13 Juli 2012 suasana kantorku mendadak berubah. Kesenduan itu datang tiba-tiba. Ya, benar-benar datang dengan sendirinya tanpa diminta. Perasaan sendu, terharu, iba, sedih, diliputi rasa duka dan kehilangan seolah datang kembali. Perasaan itu datang dengan massiv dari masing-masing hati penghuni kantor ini bersamaan dengan datangnya seorang perempuan muda dengan seorang anak lelaki kecil dalam gendongannya. Perempuan itu tak lain adalah janda almarhum kang Ilyas yang telah berpulang dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 10 Mei 2012.
Aku memang sedang tak berada di kantor saat peristiwa duka itu menyelimuti keluarga besar kantor kami. Aku sedang berada dalam sebuah taksi dalam perjalanan pulang dari ujian dinas. Aku hanya mendapat berita duka itu dari seorang rekan terdekatku di kantor. SMS itu benar-benar membuatku tersentak. Sedih, kaget, kehilangan, dan segala jenis perasaan semacam itu meliputiku dengan segera. Aku sedih mengingat Kang Ilyas meninggal dalam usia yang begitu muda, 28 tahun, kurang lebih sama dengan usiaku (ya Robb, aku belum siap untuk Kau panggil). Ia meninggalkan Teh Sri, istri yang juga muda usianya yang telah dinikahinya kurang lebih lima tahun lalu. Ia juga meninggalkan seorang bocah laki-laki yang baru berusia satu tahun lebih. Cukup lama mereka menikah dan menantikan kehadiran si kecil. Tapi saat Allah melengkapkan kebahagiaan rumah tangga mereka, saat si bocah sedang lucu-lucunya, sang ayah harus pergi meninggalkannya. Innalillahi, wainna ilaihi rojiún. Segala sesuatu berasal dari Allah dan kepadaNyalah segala sesuatu itu akan kembali. Ya, kami semua, seperti Kang Ilyas akan pergi untuk kembali padaMu ya Allah...itu pasti, hanya soal waktu.
Teh Sri hari ini datang ke kantor untuk mengambil sesuatu yang mungkin berkaitan dengan hak almarhum suaminya. Entah gaji, santunan atau apa aku tak tahu. Yang jelas kedatangannya kembali mengaduk-aduk perasaan kami, terutama kaum Ibu di kantor. Betapa kami ikut merasakan apa yang Teh Sri rasakan, hingga air mata pun menerobos pertahanan kami meleleh membasahi pipi. Padahal kami bertekad untuk tidak memperlihatkan kesedihan kami, agar tak menambah bebannya. Namun kami cuma perempuan yang perasaannya berada di depan logika. Air mata pun mengalir menjadi bahasa tanpa ada aba-aba.
Tak banyak yang kami katakan pada Teh Sri. Selain kunjungannya yang sangat singkat, kami pun tak ingin membuatnya bersedih. Hanya bertanya apa kabarnya dan juga sang putra. Dimana ia tinggal sekarang. Apa aktivitasnya sementara ini. Kapan mau ambil barang yang masih tersisa di ruang bawah menara masjiId, tempat mereka tinggal bersama dulu. Itu saja. Sebisa mungkin kami ingin membantunya menghadapi duka yang ia alami. Sepeser dua peser kami sodorkan untuknya sebagai bentuk empati yang semoga bisa sedikit menghibur hatinya. Bahkan ada teman yang secara spontan membeli baju anak yang aku jual untuk diberikan kepada Ilham, si bocah kecil yang kini telah menjadi yatim itu.
Ilham, sang bocah satu tahun itu mewarisi wajah ayahnya. Sorot matanya mengingatkan kami pada almarhum Bang Togar-begitu ia biasa dipanggil-hey, tapi Kang Ilyas kan asli Sunda tulen seratus persen. “Kalau kangen Ilyas ya liat aja wajah si Ilham. Mirip banget dia sama bapaknya.” Begitu komentar seorang teman. “Iya,untung ada gantinya.” Jawab sang Ibu. Subhanallah, bocah kecil itu telah menjadi ILHAM bagi kedua orang tuanya. Aku  pernah mendengar, jika Allah telah mengambil sesuatu dari hambaNya, maka seharusnya kita berdoa semoga Allah memberi ganti yang lebih baik. Semoga ia adalah pengganti yang lebih baik dari yang telah pergi. Ialah pewaris tunggal, keturunan sang ayah dengan segala keluhuran budinya. Senyum, kerja keras, keramahan, suka menolong dengan segera tanpa pamrih, dan segala sifat baik almarhum semoga ia warisi semuanya. Bahkan lebih.
Masih segar dalam ingatanku kenangan-kenangan tentangnya. Sering kulihat ia termenung di pojok ruangan sub bagian umum duduk di depan gudang ATK, tempat kami memerah ASI saat itu. Betapa aku termasuk orang yang menerima banyak pertolongan dari Almarhum Kang Ilyas. Fotokopi dan mengirim surat undangan ke satker, bon ATK mulai pita printer, tinta, kertas, pena, pensil yang bon ini-itu lainnya, Kang Ilyas lah yang paling cepat dimintai tolong. Tak lupa dengan senyum khasnya yang bilang “sama-sama Mba Anna”. Urusan mengantar ke Stasiun Tanah Abang, dialah yang paling mudah mengatakan iya. Dengan motor dinas atau motor pinjaman dari teman, ia akan segera meluncur mengantarku ke stasiun Tanah Abang. Pernah juga ia mengantar dengan mobil dinas dengan ditemani teman kantorku yang bisa menyetir tentunya. Biasanya aku akan memberikan uang sekedar pengganti ongkos ojek padanya saat aku sampai di stasiun dan uang itu akan Kang Ilyas terima sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Namun dua hari terakhir di akhir tahun itu ia langsung “ngacir” tak mau menerima pemberianku. Aku sungguh berhutang budi padanya. Mungkin saat itu Kang Ilyas sedang menabung kebaikan, hingga ia akan menerimanya kelak di surga nanti.
Selamat jalan Kang Ilyas...Doa kami mengiringi, semoga Allah melapangkan kubur bagimu atas segala kebaikanmu. Semoga Allah memberikan kesabaran dan jalan keluar terbaik bagi istri dan putramu. Amin...

Kamis, 05 Juli 2012

For My Best Friend I Ever Had

i wonder to know
why there is no smile from you to me
i wonder to know
why you keep silence
i wonder to know
 why don't u share your laugh n pain to me again

it's may be you don't need me any longer
it's may be youu had found a new best friend
it's may be our friendship couldn't be last forever
it's may be i don;t have any space in your heart anymore
it's just may be.

but...
i still call you in my pray
i still remember all of memories that we ever had
i still wan't to keep our friendship
i still have a very very big space in my heart for you
i still have shoulders to cry on
i still have ears to hear your good and bad news
i stiil have hands to give you a big huge
i still have number to call
i still have Allah, and it means i still have everything

hope you will be better
hope everything about you is ok
hope you will find best in everyhing you need
best wishes for you

if there is no chance to us to get closer
i just can say sorry, if i had any false to you
i really miss you

Minggu, 01 Juli 2012

Mari Sambut Ramadhan


Waktu benar-benar cepat berlalu, berjalan atau bahkan berlari. Tanpa terasa saat ini kita sudah sampai pada 11 Rajab 1433H (tolong dikoreksi kalau saya salah). Itu artinya tak berapa lama lagi kita akan kedatangan tamu luar biasa. Ya, tamu yang akan datang 19 hari lagi bukanlah tamu biasa. Ia adalah tamu agung yang patut kita sambut dengan gegap gempita dan hati gembira.
Pernah ga kedatangan tamu penting ke rumah kita? Misal Presiden. Eh janganlah, terlalu susah untuk dibayangkan buat saya. Kita cari contoh yang lebih gampang ya. Misalnya Ibu dan Bapak Mertua aja deh. Bila beliau-beliau menelepon mengabarkan kedatangannya ke rumah kita, apa yang kita lakukan? Sebagai menantu yang baik, tentu kita melakukan beberapa persiapan. Beres-beres rumah misalnya. Jangan sampai ada sesuatu yang kurang berkenan di hati mereka nampak dalam pandangannya. Atau mungkin kita akan memasak hidangan favorit untuk menggoyang lidah mereka. Tak lupa beberapa oleh-oleh pun kita siapkan untuk mereka bawa saat pulang nanti.
Begitu pula dengan tamu yang satu ini. Ramadhan. Kenapa sih kita harus menyambut Ramadhan? Kenapa tidak?! Ada banyak keutamaan yang dimiliki oleh Ramadhan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan yang lainnya. Kenapa bisa begitu ya? Itu karena Allah yang telah memilih Ramadhan sebagai bulan yang paling utama. Karena Dialah Sang Pemilik Waktu. Dalam sebuah literatur berjudul Panduan Menuju Kemenangan di Bulan Ramadhan yang saya dapat via email dari seorang sahabat saya, tertulis begini :

Ikhwati wa akhowati fillaah, Salah satu sifat Allah SWT adalah Ia memiliki irodah
(kehendak), sebagaimana firman-Nya:
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak
ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)." (QS Al Qoshosh [28]:68).
Allah memilih sesuatu yang dikehendakiNya. Allah memilih tempat yang dikehendakiNya. Allah memilih manusia yang dikehendakiNya, pilihanNya sendiri ada yang menjadi Rasul, pemimpin negara, cendekia, dsb. Allah memilih gua Hiro' yang dikehendakiNya sebagai tempat pertemuan Rasul dan Malaikat Jibril. Allah memilih Mekkah yang dikehendakiNya sebagai kiblat kaum Muslimin dan memilih pula kota Madinah sebagai basis pertahanan Rasulullah dalam menyebarkan risalah Ilahi. Begitu pula halnya dengan bulan-bulan dalam setahun, Allah telah memilih Ramadhan sebagai bulan yang istimewa, yang namanya disebutkan dalam Al Qur-an.
Firman Allah:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari -hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." QS Al Baqoroh [2]:185.
Jika Allah berkehendak, tentu ada suatu maksud tertentu dibalik kehendakNya itu. Allah mengutus Rasulullah dengan satu maksud, untuk menyampaikan risalah-Nya. Begitu halnya dengan bulan Ramadhan, sebab Allah tidak akan mengatakan Ramadhan sebagai bulan istimewa jika tidak ada sesuatu dibalik itu. Baginda Rasulullah SAW, ketika berada di penghujung bulan Sya'ban, selalu mengatakan kepada sahabatnya:"Telah datang padamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka sambutlah kedatangannya. Telah datang bulan shiyam membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu." (HR. Ath Thabrani).
Dalam sabdanya yang lain:
"Sesungguhnya telah datang padamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah memerintahkan berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu, dibukakan segala pintu Surga, dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu syetan-syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan." (HR. An Nasai dan Al Baihaqi) Jika kita menengok ke belakang, melihat sirah Rasulullah SAW kita akan melihat betapa banyaknya kejadian penting terjadi pada bulan Ramadhan, di antaranya:

1. Bulan diturunkannya Al Qur-an.
Firman Allah:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."
(QS Al Baqarah [2]:185)
Dalam tafsir Mafatihul Ghaib, berkenaan dengan ayat diatas, Ar Razi berkata: "Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan jalan menurunkan Al Qur-an. Karenanya, Allah SWT mengkhususkannya dengan satu ibadah yang sangat besar nilainya, yakni puasa (shaum). Shaum adalah satu senjata yang mengungkapkan tabir-tabir yang menghalangi kita manusia memandang nur Ilahi yang Maha Quddus. Al Qur-an adalah suatu kitab yang tiada bandingannya, pemisah yang haq dan bathil, berlaku sepanjang masa, dan menjadi pengikat seluruh ummat Islam di seluruh dunia.

2. Bulan diturunkannya kitab-kitab suci lainnya.

Di bulan ini pula, Allah menurunkan kitab-kitabNya yang lain kepada para Rasul, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits:
"Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan dan Injil diturunkan pada 13 Ramadhan sedangkan Al Qur-an diturunkan pada 24 Ramadhan." (HR. Ahmad)
Itulah keberkahan bulan Ramadhan, bulan turunnya ayat-ayat Qouliyyah, minhajul hayah bagi keberadaan manusia di muka bumi, penunjuk jalan bagi orang-orang yang mau mensucikan dirinya.

1.  Bulan pilihan Allah bagi terjadinya perang Badr.

Perang pertama yang dilakukan kaum Muslimin, dimana perang ini menjadi penentu kelangsungan perjuangan da'wah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya. Perang Badr dinamakan Allah dengan sebutan "yaumul furqon"
(hari pembeda antara yang haq dan bathil), sebagaimana firmanNya:
"Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anakanak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
QS Al Anfal [8]:41.

Muhammad Qutb mengatakan dalam tafsirnya bahwa perang ini dari awal hingga akhirnya adalah rencana Allah SWT yang dilaksanakan dengan pimpinan dan bantuanNya. Dimana dalam jalannya pertempuran, Allah SWT memenangkan kaum Muslimin yang mempunyai personil dan persenjataan minim, ditambah kondisi fisik kaum Muslimin yang secara lahiriah lebih lemah karena sedang berpuasa, setelah menerima perintah yang baru beberapa saat diterimanya. Namun itu bukanlah hambatan untuk menang, karena kekuatan utama kaum Muslimin adalah kekuatan ruhiyyah mereka dengan keyakinan akan kebenaran janji Allah SWT. Peperangan ini membuahkan babakan baru dalam sistem gerakan Islam. Perang ini
memperbaharui kondisi ummat Islam, setelah dengan sabar dan tabah menempuh tahapan-tahapan perjuangan da'wah. Lahir tatanan baru dalam kehidupan manusia, bagi penerapan hak-hak asasi serta sistem dan struktur baru bagi masyarakat dan negara.

2. Bulan yang dipilih bagi terbukanya kota Mekkah.

Peristiwa "fathul makkah" terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, sekitar 10000 kaum Muslim mendatangi Makkah dari segala penjuru. Pada saat itulah terjadi fenomena kemenangan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah manapun, dimana semua musuh, hingga para pemimpinnya menerima dan mengikuti agama lawan. Ini tidak terjadi melainkan dalam sejarah Islam. Kemenangan ini hakikatnya adalah kemenangan akidah, kalimat tauhid dan bukan kemenangan individual atau balas dendam.

3. Bulan yang dipilih Allah untuk Lailatul Qadar.

Dijelaskan dalam firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al Qadr [97]:1-5)

4. Bulan yang dipilih untuk pelaksanaan puasa dan pemindahan qiblat.

Firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. " QS Al Baqarah [2]: 183.
Bersamaan dengan turunnya ayat perintah berpuasa di bulan Ramadhan, pemindahan qiblat ummat Islam dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram inipun menjadi  pembeda antara yang haq dan bathil, dimana pada saat sebelumnya orang Yahudi merasa lebih benar karena puasa mereka dan kiblat mereka diikuti kaum Muslimin. Namun dengan perintah itu, maka berbedalah kaum Muslimin dengan ahlul kitab. Berbeda pula kiblat Muslimin dengan mereka, serta puasa Muslimin dengan mereka. Kecongkakan merekapun berakhir dengan barokah bulan ini.

Semoga para pembaca masih penasaran ya dengan hal-hal lain seputar Ramadhan. Buat yang masih penasaran, silakan komen dibawah disertai atau kirim email  kosong ke saya dengan alamat mannawasalwa@gmail.com. Nanti akan saya kirim e-book Panduan Menuju Kemenangan Dalam Ramadhan. Don’t worry, it’s free. Saya juga dulu dapatnya gratis kok.

Allahumma bariklana fi rojaba wa sya'banan..
waballighna romadhon, wa ballighna romadhon, waballighna romadhon...
Jadi, mari sambut Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan…