Selasa, 22 Maret 2016

Baca Buku Vs Buka Internet

Usia yang semakin bertambah, jumlah anak yang bertambah, kerjaan di kantor dan dirumah yang juga menyita waktu sering kali menjadi alasan bagiku untuk meninggalkan hobi yang sangat menyenangkan sekaligus bermanfaat ini. Yap, apalagi kalau bukan baca buku. Sebaik-baik teman duduk adalah buku, begitu kata mutiara yang selalu saya ingat dan menjadi salah satu motivasi bagi saya untuk terus membaca buku. Buku adalah jemdela dunia dan juga jendela ilmu, ini juga menyemangati saya agar teru berteman dengan buku, agar terbukalah cakrawala ilmu kita dan juga terbentanglah dunia yang begitu luas di depan mata kita tanpa kita harus beranjak dari tempat duduk kita. 

Hm, disamping beberapa alasan kesibukan yang telah saya sebutkan di paragraf satu yang membuat saya malas membaca buku, juga adanya kehadiran internet dan gadget di tangan kita. Koneksi internet di kantor yang cepat membuat saya bisa surfing dengan mudah membuka banyak tab. Memiliki android yang sebenarnya gak canggih-canggih amat tapi dilengkapi dengan paket internet dan juga modem juga menjadi godaan tersendiri bagi saya. Saya jadi lebih sering memegang HP dibandingkan dengan memegang buku, meskioun saya selalu menyediakan buku di tas saya. Facebook, WA, telegram, BBM, browsing terkadang lebih "memanggil" dibandingkan buku yang sebenarnya sudah saya targetkan untuk di baca. Rasanya waktu saya sangat kurang untuk dapat membaca seluruh pesan yang masuk di jejaring sosial saya. Betapa gadget telah menjadi pencuri waktuku yang sempurna. Di angkot, di kantor, bahkan di rumah.

Oke, mulai sekarang saya mau back to book. Akan saya siapkan buku di tempat-tempat strategis yang pasti akan saya akses dan saya lihat, kapan saja, dimana saja. Di tas kerja, di tempat tidur, di meja kerja, di loker musholla. Paling tidak saya sudah pasang niat dulu, dan semoga niat ini sudah dicatat menjadi sebuah kebaikan dan diaminkan oleh para malaikat sehingga kelak saat saya lupa dan lalai mereka akan mengingatkan saya.

Oia, buat saya, meskipun sama-sama ilmu, membaca buku dengan membaca artikel di internet itu beda banget loh. Kira-kira ini beberapa alasannya.

Membaca buku mengajak kita berpikir lebih sistematis dan lebih fokus. Kalau saya amati, semua buku ditulis oleh penulisnya secara sistematis. Coba deh lihat, ada ga buku yang dimulai dari penutup atau bab inti. Kayanya setahu saya belum ada. Mulai dari cover judul, kata pengantar, daftar isi, bab pendahuluan atau pembuka, bab initi baru kemudian bab penutup yang menyimpulkan dan daftar pustaka yang berisi referensi. Memang sih, banyak juga artikel di internet yang disajikan dengan sistematika yang runtut, namun kadang kita lah yang tergoda untuk mengacak-acaknya. Kayanya ga puas deh kalau cuma buka satu tab saja, merasa rugi karena kan sudah disetting untuk bisa membuka banyak tab dan window. Kalau bisa multi tasking, kenapa harus single tasking. Kira-kira gini yang ada di otak kita saat berselancar di dunia maya. Apalagi buat saya yang ibu bekerja ini. Satu tab buka berita. Satu tab buka blog. Satu tab buka resep masakan. Satu tab buka tentang parenting. Satu tab buka email. Sau tab buka tentang agama. satu tab untuk belanja baju. Satu tab media sosial. Satu tab media sosial. Bahkan masing-masingnya ga  cukup satu tab hingga tak terasa sudah dua puluh tab terbuka dan tiba-tiba saja terjadi rush dan tertutup dengan sendirinya sama si mozilla, hahaha...Nah kalo kayak gitu gimana kita mau fokus coba? Perhatian kita pecah untuk banyak tab atau window atau keduanya yang telah kita buka, namun yang kita baca kadang tidak semuanya. Kita jadi berpikir melompat-lompat karena harus membaca banyak tab dengan tema yang sering kali jauh berbeda.

Membaca buku lebih nyaman di mata. Ya, meskipun tak jarang aku juga baca buku sambil tiduran, tetap saja buta mata saya buku lebih ramah dibandingkan dengan layar PC atau HP yang selalu berkedip mengeluarkan radiasi. Saya kira semua orang memahaminya.

Membaca buku membuat kita berpikir lebih dalam. Buku yang isinya runtut juga seklaigus menyajikan materi yang lebih komprehensif dibandingkan internet yang kadang hanya mengupas sekedarnya sesuai dengan mood penulis. Secara sebuah tulisan di internet tidak sebanyak halaman buku yang untuk menulisnya membutuhkan waktu lebih panjang, pemikiran yang mendalam, bahkan setelah jadi pun harus melalui proses penyuntingan atau editing oleh orang lain. 

Membaca buku membuat kita lebih bertanggung jawab. Secara buku itu bisa kita raba dan kita pegang bentuk fisiknya. Kita bertanggung jawab untuk terus membaca buku itu hingga selesai, dan merasa memiliki hutang saat belum selesai membacanya, meskipun untuk orang seperti saya, membaca sebuah buku membutuhkan waktu yang lama karena kadang saya jenuh ketika harus membaca hanya sebuah buku dari awal hingga akhir. Saya sering menyelinginya dengan membaca buku lain namun kemudian di lain waktu saya akan kembali lagi pada buku yang pertama karena merasa memiliki hutang untuk membacanya lagi hingga selesai. I have to finish what i had started. 
Coba kalau cuma baca di internet, apalagi kalau nemunya artikel yang puaannjaang, seringnya udah males duluan buat baca, apalagi menyelesaikan. Gak mau lah lama-lama baca di PC atau hp kalau kebanyakan. Tinggal klik, ketutup deh, heheheh...Oia, disamping tanggung jawab untuk membaca, membaca buku juga membuat kita lebih bertanggung jawab dalam menyimpannya. Kita akan berhti-hati dalam menyimpan buku agar tidak sampai terlipat, kotor, rusak, basah, sobek, atau hilang. Apalagi kalau bukunya pinjaman dari teman atau perpustakaan. Pasti deh saya akan lebih berhati-hati, dari pada disuruh ganti di belakang hari, kan saya yang bakal rugi. Gitu kan ya?!

Membaca buku lebih menghemat waktu. Coba deh sesekali pasang timer. Berapa sih ketahanan kita membaca buku? Berapa banyak waktu maksimal yang kita habiskan dalam sehari untuk membaca buku? Saya pribadi sih belum pernah melakukannya. Tapi saya merasa belum pernah selama satu jam penuh saya membaca buku. Tapi....kalau buka internet, baik lewat HP atau PC bakalan tahan berjam-jam sampai lupa waktu. Yakin deh. Kamu gitu juga kan?

Kira-kira segini dulu ya...Monggo kalau mau nambahin, dengan senang hati saya akan menerima saran dari para pembaca sekalian. Jadi, yuk kita baca buku lagi...

sumber gambarnya dari sini ya...