Selasa, 29 Maret 2016

Sesuai tekad dan janji saya kemarin untuk terus berlatih menulis selama seratus hari non stop, hari ini saya kembali menulis. Meski bingung apa yang harus saya tulis disini, saya harus tetap menulis, agar saya bisa menaklukkan diri saya, dan memegang teguh komitmen yang telah saya buat.

Baiklah, kali ini saya ingin menulis tentang "time management" saya mulai dari tadi malam hingga saat ini. Kemaren sore, saya pulang dari kantor sekitar jam 17.30 karena harus menunggu suami. Dua pekan lalu suami dinas luar ke Bali, sehingga terasa sekali berkurangnya kebersamaan kami, dan saya tidak ingin melewatkan waktu berharga ini. Saya kangen duduk berdua dengan suami saya. Sebenarnya saya ingin pulang on time jam 17.00 karena pagi harinya status absensi pagi saya adalah TL2 yang artinya saya mendapatkan diskon alias potongan tunjangan kinerja sebesar 1% dan tidak mendapatkan kompensasi untuk mengganti jam keterlambatan saya karena saya tiba di mesin absensi pada pukul 08.27. Saya dan suami pulang berdua dengan naik mobil kesayangan kami, Karimun Wagon R GL. Sebelum pulang saya telah menyiapkan bekal untuk buka puasa kami. Saya telah membeli nasi goreng di jalan pecenongan dan juga membuat 1L teh manis hangat, disertai juga 2 buah pia legong, oleh-oleh suami dari Bali pekan lalu.
Saat adzan Maghrib berkumandang, kami telah sampai di jembatan roxy mas. Kami batalkan puasa dengan meminum teh manis dan air putih, juga memakan pia legong. Kami berhenti di Rumah Sakit Sumber Waras untuk menunaikan sholat Maghrib, kemudian kami melanjutkan perjalanan sembari memakan bekal yang telah saya siapkan tadi dan kami berhenti lagi di masjid di Seklah Al Azhar Meruya.
Kami tiba di rumah cukup malam, pukul 08.15. Anak-anak terlihat sudah mengantuk sehingga saya segera menyiapkan mereka untuk masuk kamar. Si Ganteng Umar lebih dahulu sampai di alam tidurnya. Si Cantik Sayahnaz meminta dibacakan cerita, dan semalam saya memilih untuk mengajarinya membaca. Si Sulung Afifah sedang tidak enak badan, meminta dibersihkan telinganya dan dipijit. Pukul 22.00 mereka telah pulas semuanya, dan sebenarnya yang paling pertama pulas adalah Abi, kelelahan menyetir.
Usai anak-anak tidur, kami berdua moving ke kamar atas. Kami ingin melatih anak-anak agar bisa tidur di kamar mereka sendiri, apalagi si sulung telah memasuki usia 7 tahun lebih. Sedianya kami juga ingin melakukan kewajiban kami sebagaimana layaknya pasangan suami istri. Namun belum lama kami naik ke atas, terdengar suara langkah di tangga, ternyata si sulung kami telah berada di depan pintu kamar kami. Hihihi...ya gini deh resiko pasangan suami istri yang telah dikaruniai anak-anak. Sering kali kami harus "bertahan" karena gangguan anak-anak. Gak mungkin lah ya kita mengabaikan mereka, sedangakan kita dulu begitu mengharapkan kehadiran mereak di tengah-tengah kita.
Pgi saya bangun saat suami pulang dari sholat berjamaah di musholla. Ini siang banget sebenernya untuk ukuran ibu bekerja yang jarak antara rumah dan kantornya kurang lebih 20km ditambah dengan kemacetan parah dimana-mana. Sesuai janji saya juga, saya sempatkan untuk memasak sayur bening caisim dan tahu isi, untuk sarapan kami berdua, untuk bekal, juga untuk snack tukang, agar lebih hemat. Ujung-ujungnya kami baru keluar dari rumah pukul 06.30 dan sudah pasti bisa ditebak, saya terlambat lagi sampai di knator, sama saja seperti kemarin. Tapi saya merasa puas karena saya telah menghasilkan karya berupa masakan sederhana dan merasa telah mebnghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak-anak semalam.
Kini, saatnya asay melakukan planning apa yang akan saya lakukan di rumah.
1. Touch up with the children plus murojaah, anak-anak tidur maksimal pukul 21.30
2. Touch up with the husband, hahaha...
3. Tidur maksimal pukul 23.00
4. Bnagun lebih awal pukul 04.00
5. Fun Cooking time, fastly. The menu is oseng kangkung plus cumi, roti goreng, tempe dan tahu tepung.
6. Berangkat ke kantor keluar dari rumah jam 06.00

Ok. Segitu dulu kiranya. Suami sudah on the way dan saya harus bersiap-siap pulang.

#2nd day 100 hari menulis