Minggu, 03 Mei 2009

Berpisah dengan anak


Ini baru rencana. Tujuh belas hari lagi, Ibu minta pulang ke Jawa. Kangen Bapak dan adik bungsuku yang sedang belajar keras menghadapi UAS dan SNMPTN. Aku kelabakan. Disatu sisi aku juga tak mau menjauhkan Ibu dari Bapak dan adikku. Tapi aku juga bingung nanti tak ada yang mengasuh Afifah karena hingga kini aku belum mendapatkan pengasuh. Hanya ada satu jalan tengah. Afifah harus kubawa ke Jakarta untuk diasuh sementara oleh Mbah Putrinya disana selama kurang lebih 2 minggu. Aku "mengultimatum" ibuku untuk segera mendapatkan pengasuh sesampainya Ibu di Pemalang.
Ini terpaksa kutempuh, karena tak mungkin aku menitipkan buah hatiku yang baru menginjak 6 bulan ke sembarang orang. Di Jakarta nanti Afifah diasuh oleh Mbah yang pasti sayang pada cucunya. Suamiku juga saat ini sedang melanjutkan pendidikan disana. Paling tidak Afifah bisa bertemu dengan abinya seminggu sekali.
Hiks..sedih rasanya harus berpisah dengan buah hati tercinta. Apalagi disini bisa dibilang aku sendiri. Tak ada keluarga. Siang mungkin aku kuat jauh dari Afifah, toh selama ini Afifah sudah biasa kutinggal bekerja. Tapi nanti kalo malam...
Tak ada lagi yang ngoceh ngobrol dengan ummi
Tak ada lagi yang merajuk minta nenen dan gendong
Tak ada lagi yang beratraksi nungging2 dihadapan ummi
Tak ada lagi wajah riang penuh senyum dan tawa
Tak ada lagi tubuh kecil yang kupeluk dan kukecup di malam hari
Tak ada lagi...

Hiks..aku dah ga kuat lagi buat nulis. Padahal ini baru rencana. Dan Allahlah sebaik-baik perencana. Ya Muqollibal quluub,tsabbit qolbi 'ala diinik..