Jumat, 27 Februari 2009

Tentang Belajar

"Dinda, kanda disini malas belajar." 
"Kok malas? Jangan malas dunk Kanda...Masa' udah jauh-jauh ninggalin anak-istri malas belajar? Dinda di sini juga belajar." "Belajar apa? Dinda kan ga' kuliah, cuman kerja." 
"Ya belajar jadi ummi. Jangan kalah sama Afifah dunk sayang." 
Usianya anakku baru tiga bulan, tapi sudah nampak perubahan-perubahan yang signifikan. Sungguh menggemaskan putri kami yang pertama ini. Dari bayi merah yang tak bisa apa-apa, kini sudah terlihat perkembangannya yang cukup menggembirakan. Dari tidak bisa melihat, bisa melihat dari jauh, tertawa dan menjawab dengan "baby language-nya", bahkan kini sudah pintar mengajak ngobrol orang yang ada di dekatnya-masih dengan bahasanya tentunya. Dari tak bisa menggerakkan tangan dengan benar, kini gerakannya sudah mulai terkoordinasi. Dalam gendongan, Afifah sudah bisa menarik-narik jarik yang dipakai untuk menggendongnya. Apapun yang didekatkan padanya berusaha untuk diraihnya, tanpa menyerah, tak lain untuk dilihat, dipegang dan kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Afifah ingin merasakan semuanya. Dan kini, Afifah sedang sibuk belajar untuk tengkurap. Tengkurap sih bisa, hanya saja masih sangat kesulitan untuk menarik tangan kiri yang tertindih badannya. Hup, akhirnya bisa juga, meskipun baru dua kali. Ummi yakin, kau pasti bisa sayang... Subhanallah, betapa agungnya kekuasaanMu ya Allah yang telah mengajari makhluk-makhlukmu dengan ilmuMu.. 
 Afifah bukan satu-satunya bayi yang sibuk belajar. Semua bayi, bahkan kita sendiri pada waktu bayi adalah seorang pembelajar keras yang tak kenal putus asa. Tak sadarkah kita bahwa dulu kita tak bisa apa-apa? Jangankan untuk membaca, pipis dan saja masih ngompol di popok. Kita dulu hanyalah bayi merah yang tak bisa dan tak tahu apa-apa. Berkat rahmat Allah, usaha keras kita dan tentunya ketelatenandan kesabaran orang tua kita akhirnya bisa seperti sekarang. Tadinya kita tak bisa apa-apa, lalu sedikit demi sedikit akhirnya kita bisa tersenyum, ngoceh, tertawaa, tengkurap, duduk, merangkak, berjalan dan berlari. Bahkan lebih dari itu, kini kita bisa membaca, menulis, berhitung. Lebih jauh lagi, akhirnya kita bisa mempunyai keahlian khusus. Tuhkan, ternyata manusia memang terlahir untuk menjadi pribadi pembelajar. Belajar itu tak kenal usia, tak kenal henti. Pernah kan dengar ungkapan-ungkapan seperti,
"Belajar dari buaian hingga liang kubur"
" Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina"
Bahkan Allah memerintahkan lewat sabda Nabi Muhammad saw :
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim laki-laki dan muslim perempuan."

Jadi, jangan berhenti belajar. Jangan malas belajar.

AYO BELAJAR

Special written 4 Kakanda, SMANGAT YA SAYANG...