Senin, 23 September 2013

Sampai Jumpa Balitaku

Balitaku, maafkan Ummi. Bukan atas apa-apa, tapi atas pilihan yang Ummi jalani. Dulu, sewaktu masih sendiri, kakek dan nenek kalian menginginkan Ummi menjadi pegawai negeri. Sebagai anak yang berbakti, selayaknya Ummi patuh pada perintah mereka, karena Umi yakin, pilihan terbaik bagi seorang anak adalah pilihan yang diiringi restu dan doa orang tua-meski Ummi tak pernah menginginkannya. Ummi tak pernah tahu, setelah satu per satu dari kalian hadir dalam hidup Ummi, pilihan sebagai ibu bekerja akan menjadi sebuah dilema.
Balitaku, maafkan Ummi, jika mulai jam enam pagi Ummi sudah harus rapi, meninggalkan kalian hingga malam datang. Sungguh, bukan hal mudah bagi Ummi menjalani hal ini. Memang belum terlambat bagi Ummi untuk mengambil pilihan yang lain agar bisa menemani kalian sepanajang hari. Tapi, akan berat bagi Abi bekerja seorang diri karena biaya hidup yang semakin meninggi.
Balitaku, maafkan Ummijika Ummi terpaksa harus menggaji orang untuk merawat, menjaga, dan melayanimuselama Ummi bekerja. Dia jelas bukan orang yang kalian inginkan, tapi kehadiranya akan bermanfaat bagi kalian selama Ummi tak berada di samping kalian.
Balitaku, pada Allah kutitipkan kalian, semoga Dia selalu menjaga kelaian dalam setiap keadaan. Ummi yakin, Dia lah yang paling baik dalam menjaga titipan.
Balitaku, Ummi berjanji, sepulang Ummi bekerja nanti, akan Ummi bawakan oleh-oleh yang kalian senangi. Permen, coklat, wafer, mainan, atau apa sajayang akan menghadirkan senyum di bibir mungil kalian, meski itu sangat tak cukup untuk menebusrasa bersalah Ummi yang terlalu lama meninggalkan kalian. Nnati malam, akan kuajarkan kalian membaca, mengaji, juga menulis, mewarnai, menyanyi, memasang puzzlw, saling menggelitiki dan juga permainan lain yang akan membuat kita bergembira bersama
Balitaku, sekarang saatnya Ummi bekerja dulu, membentu Abi juga berbakti pada negeri, semampu Ummi.
Sampai jumpa balitaku...