Selasa, 24 September 2013

A Little Bit About Democracy -my opinion-

Membaca buku-buku kuliah Universitas Terbuka yang berjudul Perbandingan Sistem Komunikasi dan Pengantar Ilmu Politik , ada sedikit catatan yang bisa saya simpulkan. Demokrasi semakin hari semakin kabur definisinya hari ini, di negeri ini. Paling tidak, ada tiga wajah demokrasi yag bisa saya indera.

Pertama
Demokrasi itu kebebasan menyuarakan pendapat bagi setiap individu dalam menentukan nasib bersama. Dan jika setiap individu yang ada memilki pendapat yang berbeda maka ini akan sangat menyulitkan untuk mengambil keputusan. Demokrasi dalam wajah ini tak mampu memberikan solusi.

Kedua
Demokrasi itu kebebasan menyaurakan pendapat bagi golongan mayoritas. Golongan minoritas tak dihargai haknya dalam mengemukakan pendapat. Yang ada hanyalah pemaksan kehendak dari golongan mayoritas kepada golongan minoritas agargolongan minoritas ini mengikuti golongan mayoritas. Suara terbanyak adalah pemenang dalam sebuah pengambilan keputusan. Dan ini adalah tentu saja merupakan sebuah pelanggaran atas demokrasi yang mengutamakan mudyawarah untuk mufakat.

Ketiga
Demokrasi itu kebebasan menyuarakan pendapat bagi golongan minoritas. Meski jumlah mereka minor (sedikit), kalau mereka punya banyak 'duit' maka mereka akan bebas berkoar-koar menyatakan pendapat mereka, bahkan menekan golongan mayoritas.

Itu yang dari buku. Berikutnya tambahan dari saya.

Keempat
Demokrasi tidak datang dari ajaran Islam. Maka Demokrasi juga bukan untuk kejayaan Islam, juga bukan untuk kemaslahatan Ummat, khususnya kaum muslimin. Demokrasi benar-benar tidak diperuntukkan bagi muslim. Ga percaya? Tengok lah Afganistan, Iraq, Lebanon, Libya, Mesir, Syria, dan terakhir Turki. Meski yang saya sebut terakhir gagal di kudeta. Cobalah cari taju apa yang sebenarnya terjadi dengan negara-negara tersebut. Dengan dalih demokrasi mereka mengobok-obok negera dengan pemerintah yang telah settle. Mereka menggulingkan pemerintah yang saha dengan alasan pemerintah yang berkuasa otoriter. Lalu mereka ajukan calon-calon  boneka mereka, direkayasa sedemikian rupa hingga akhirnya rakyat memilih pemimpin boneka tersebut dan menjadi pemenang dalam pemilihan umum. Dan jika yang menjadi pemenang adalah dari pihak muslim, maka mereka akan melakukan makar yang negitu licik, kotor, dan kejam untuk menggulingkan pemerintah yang sah yang menjadi pemenang dalam pemilihan umum tersebut.

Well, ga usahlah ya mengagung-agungkan demokrasi. Yakinlah, bahwa yang terbanyak belum tentu benar. Jangan lah menjadi pembela bagi yang bayar. Karena kelak, setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban.

Eits, tunggu dulu. Ini bukan berarti saya anti pemilihan umum di negara kita ya. Kalau di negara kita ada pemilihan umum, manfaatkan suaramu. Pilih pemimpin yang Muslim dan sholeh. InsyaAllah dia akan menjadi pemimpin yang amanah. Bayangin, sama Tuhan yang tak terlihat saja Dia takut, insyaallah dia akan sayang sama rakyatnya. Jangan pilih yang bukan muslim ya, ini serius. Bagi kita yang muslim, haram hukumnya memilih yang non muslim untuk dijadikan pemimpin. Sila cari informasinya sendiri. Ini bukan soal ga toleran, tapi inj soal yang sangat prinsip. Aqidah. Tauhid. Jangan kau gadaikan agamamu dalam hal ini. Saya percaya, selama masih ada yang muslim, dia jauh lebih baik daripada yang non muslim.

Tadi bilang demokrasi bukan dari Islam, tapi kok nyuruh milih? Maksudnya apa? Lha iya, lha wong cuman itu toh yang bari bisa kita lakukan. Mana bisa kita ujug2 membentuk khilafah, kalau keadaan kaum muslimin aja masih seperti ini. Paling tidak, lakukan apa yang bisa kita lakukan. Ambillah partisipasi dalam rangka mengembalikan kejayaan Islam, dengan apa yang bisa kita lakukan. Memilih atau tidak, kita tetap dimintai pertanggungjawaban di hadapanNya kelak.

Itu saja ya.