Senin, 01 Oktober 2012

Aku dan Al Quran

Duh, lagi kerja tapi pikiran malah melompat ingin menulis. Daripada lupa, mending dicicil nulisnya, mengikat makana yang berserak. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Kemarin, tanggal 11 Ramadhan, saya mengkhatamkan Al Quran untuk pertama kalinya di bulan Romadhon ini. Entah kenapa saat saya membaca doa khatam Al Quran yang ada di bagian belakang mushaf, ada gerimis yang menyejukkan membasahai hati ini. Tiba-tiba saya merasa bahwa Qur’anlah sebenar-benar penolong bagi saya. Quranlah satu-satunya yang akan menyelamatkan saya di hari ketika tak ada lagi yang mampu menjadi penyelamat. Quran lah yang akan menemani dan menerangi saya di dalam pekatnya alam kubur saya nanti. Quran lah yang akan selalu memberi putunjuk kea rah jalan yang benar dalam setiap langkah kehidupan saya. Tapi apa yang telah saya perbuat dengan Al Quran?Membaca hanya sedikit saja rasanya mata sudah sepet. Padahal saya betah berjam-jam memelototi laptop atau computer untuk berinternet ria. Mentadabburi? Tidak juga. Hanya saat mendengar pengajian atau membaca artikel Islami saya sedikit mentadabburinya. Menghafal apalagi. Saya menghafal hanya karena saya wajib menyetorkan hafalan saya di akhir pekan. Itupun sangat sedikit dang ga nambah-nambah. Dengan segala keterbatasan kemampuan, kemalasan dan banyak lagi hal lainnya, saat ini saya ingin anak-anak saya menjadi hafidz/hafidhoh atau penghapal Al Quran. Siapalah saya ini, entah harta atau keahlian apa yang dapat saya berikan kepada anak-anak saya sebagai bekal hidupnya nanti. Saya bukan ibu yang full of skill dengan keterampilan wanita. Saya juga sangat terbatas ilmunya, baru sampai D3. Harta hanya sedikit dibanding kebutuhan anak-anak nanti di masa depan. Oleh karenanya, saya ingin membekali mereka dengan Al Quran. Kenapa harus Al Quran? Ya, harus. Quran itu kan firman Allah, sang Maha Pencipta, sang Maha Berkehendak, sang Maha Sempurna. Saya yakin jika dengan menghafal Alquran, maka hati, jiwa dan raga kita akan selalu connect dengan Allah. Bayangkan jika seorang pelayan selalu connect dengan Tuang yang dilayaninya. Pastilah sang pelayan akan selalu berhati-hati dalam mengerjakan tugasnya karena selalu merasa diawasi. Pastilah dia akan selalu melakukan yang terbaik bagi yang ia layani. Sang Tuan pun pasti akan suka dengan sang pelayan karena ia selalu taat pada perintahnya. Dan hasilnya, tentu saja bila sang pelayan meminta sesuatu, pastilah Sang Tuan tak berkeberatan memberikannya. Gaji, THR, Tunjangan Kesehatan dan segala insentif lainnya akan menjadi haknya. Ini baru connect dengan manusia lho ya...Coba bayangkan kalau kita selalu connect dengan Sang Maha Pencipta. Jika kita selalu connect dengan Sang Maha Kuasa, tentu saja segala urusan akan dipermudah olehnya. Doa-doa diijabah, kesulitan dimudahkan, kesempitan dilapangkan, dan yang pasti kita akan merasakan ketenangan. Yang lain ngumpat karena macet ditengah panas terik, kita adem ayem aja dan jalan dikasih lancar. Yang lain rejekinya seret, kita akan selalu diberikan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka, bahakan dengan gaji bulanan kita yang pas-pasan untuk mencicil ini dan itu. Lalu apa ya hubungannya semua ini dengan Al Quran? Hubungannya baik-baik saja. Eh, maksud saya sangat erat. Ya, sangat erat hubungannya antara Al Quran dengan kemudahan hidup kita. Siapa yang tak tahu Al Quran, saya yakin semua tahu, kitab suci umat Islam. Kitab suci lho ya, gak main-main. La yamassuhu illal muthoharun, dan tidaklah diperbolehkan untuk menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Kitab suci itu bukan buku atau kitab sembarangan. Kitab suci Al Quran juga bukan hasil karangan seseorang, termasuk Nabi Muhammad. Al Quran sesungguhnya adalah firman Allah. Artinya semua isi Al Quran adalah kata-kata Allah, bukan kata-kata manusia. Firman Allah adalah aturan hidup kita, sumber dari segala sumber hukum. Tiada yang luput darinya. Dengan begitu jelas Allah menerangkan segala hukumnya di dalam Al Quran. Al Quranlah petunjuk hidup kita. Bagaimana seharusnya kita hidup, Al Quran memiliki jawabannya. Bagaimana kehidupan orang-orang terdahulu, Al Quran juga memuatnya, baik orang-orang yang diberi petunjuk maupun orang-orang yang tergelincir. Bahkan kehidupan masa depan kita di akhirat pun sudah Allah gambarkan dalam AL Quran. Kenapa bisa ya? Kenapa tidak. Lha wong yang mengucapkan adalah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Hidup, Yang tak pernah tidur, yang selalu tahu apa yang dilakukan makhluknya, pasti saja Allah tahu Maha Tahu segalanya. Dari zaman manusia pertama-Nabi Adam hingga hari kiamat, Allah tahu segalanya. Perlahan dan tertatih saya mulai memperbaiki hubungan saya dengan Al Quran. Begin from zero, kumulai lagi memperbaiki bacaan Al Quran saya dengan mengikuti les tahsin tahfidz Al Quran dua minggu sekali dengan memanggil seorang ustadzah ke kantor. Meski kadang pekerjaan sangat menyibukkan, saya memastikan diri untuk hadir dalam majelis ilmu tersebut, walaupun tidak bisa on time karena saya ditugaskan di loket surat yang tak pernah sepi. Meski hanya segelintir orang yang mengikuti majelis ini, saya berusaha menjaga semangat saya dalam memperbaiki bacaan Al Quran dan juga menghafal ayat demi ayat Al Quran. Sungguh terkadang terasa begitu sulit menghafalkan ayat-ayat Allah karena dunia yang begitu melenakan. Tapi saya yakin, Allah yang memberi jaminan memelihara Al Quran hingga akhir zaman, maka Allah pulalah yang akan memberikan kemudahan bagi hamba-hambaNya yang ingin menghafal firmanNya. Ya Allah, saat ini saya berazzam akan terus memelihara semangat ini hingga waktunya tiba, hingga tak mungkin lagi bagi lidah dan pita suara ini melafadzkan namaNya karena tercekat oleh ruh yang sedang dicerabut dari raga. Ya Allah, kami ingin menjadi keluargamu, yang menyerukan firmanMu, yang dekat kepadamu. Mohon jaga semangat ini ya Allah, jangan buat dunia ini menjadi tujuan kami, karena sesungguhnya hanya kepadaMulah kami kembali. Ya Allah, karunikanlah kasih sayang-Mu dengan Al Qur’an. Jadikan Al Qur’an sebagai imam, cahaya, hidayah, dan sumber rahmat (bagi hamba). Ya Allah, ingatkan bila ada ayat yang hamba lupa mengingatnya. Ajarkan bila ada ayat yang hamba bodoh memahaminya. Karuniakan pada hamba kenikmatan membacanya, sepanjang waktu, baik tengah malam atau tengah hari. Jadikan Al Qur’an bagi hamba sebagai hujjah, ya Rabbal ‘Alamin. Ya Allah, karunikan hamba kebaikan dalam beragama, yang merupakan kunci kehormatan bagi hamba. Karuniakan hamba kebaikan di dunia, yang merupakan tempat hamba menjalani hidup. Karuniakan hamba kebaikan di akhirat, yang merupakan tempat hamba kembali. Jadikan kehidupan hamba senantiasa lebih baik. Jadikan kematian sebagai kebebasan hamba dari segala keburukan. Ya Allah, jadikan umur terbaik hamba di penghujungnya, jadikan amal terbaik hamba di penutupnya, jadikan hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan-Mu. Ya Allah, hamba memohon kepadamu kehidupan yang jembar, kematian yang normal, dan tempat kembali yang tidak menyedihkan dan terhindar dari prahara. Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu permintaan terbaik, doa terbaik, kesuksesan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian terbaik. Kuatkanlah hamba, beratkanlah timbangan kebajikan hamba, realisasikan keimanan hamba, tinggikan derajat hamba, terima shalat hamba, ampuni dosa-dosa hamba, dan hamba memohon surga tertinggi.