
Pernah ga kedatangan
tamu penting ke rumah kita? Misal Presiden. Eh janganlah, terlalu susah untuk
dibayangkan buat saya. Kita cari contoh yang lebih gampang ya. Misalnya Ibu dan
Bapak Mertua aja deh. Bila beliau-beliau menelepon mengabarkan kedatangannya ke
rumah kita, apa yang kita lakukan? Sebagai menantu yang baik, tentu kita
melakukan beberapa persiapan. Beres-beres rumah misalnya. Jangan sampai ada
sesuatu yang kurang berkenan di hati mereka nampak dalam pandangannya. Atau
mungkin kita akan memasak hidangan favorit untuk menggoyang lidah mereka. Tak
lupa beberapa oleh-oleh pun kita siapkan untuk mereka bawa saat pulang nanti.
Begitu pula dengan tamu
yang satu ini. Ramadhan. Kenapa sih kita harus menyambut Ramadhan? Kenapa
tidak?! Ada banyak keutamaan yang dimiliki oleh Ramadhan yang tidak dimiliki
oleh bulan-bulan yang lainnya. Kenapa bisa begitu ya? Itu karena Allah yang
telah memilih Ramadhan sebagai bulan yang paling utama. Karena Dialah Sang
Pemilik Waktu. Dalam sebuah literatur berjudul Panduan Menuju Kemenangan di
Bulan Ramadhan yang saya dapat via email dari seorang sahabat saya, tertulis
begini :
Ikhwati wa akhowati fillaah, Salah
satu sifat Allah SWT adalah Ia memiliki irodah
(kehendak), sebagaimana firman-Nya:
"Dan Tuhanmu
menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak
ada pilihan bagi
mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan
(dengan Dia)." (QS Al Qoshosh [28]:68).
Allah memilih
sesuatu yang dikehendakiNya. Allah memilih tempat yang dikehendakiNya. Allah
memilih manusia yang dikehendakiNya, pilihanNya sendiri ada yang menjadi Rasul,
pemimpin negara, cendekia, dsb. Allah memilih gua Hiro' yang dikehendakiNya
sebagai tempat pertemuan Rasul dan Malaikat Jibril. Allah memilih Mekkah yang
dikehendakiNya sebagai kiblat kaum Muslimin dan memilih pula kota Madinah
sebagai basis pertahanan Rasulullah dalam menyebarkan risalah Ilahi. Begitu
pula halnya dengan bulan-bulan dalam setahun, Allah telah memilih Ramadhan sebagai
bulan yang istimewa, yang namanya disebutkan dalam Al Qur-an.
Firman Allah:
"(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan
mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari -hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur." QS Al Baqoroh [2]:185.
Jika Allah
berkehendak, tentu ada suatu maksud tertentu dibalik kehendakNya itu. Allah mengutus
Rasulullah dengan satu maksud, untuk menyampaikan risalah-Nya. Begitu halnya
dengan bulan Ramadhan, sebab Allah tidak akan mengatakan Ramadhan sebagai bulan
istimewa jika tidak ada sesuatu dibalik itu. Baginda Rasulullah SAW, ketika
berada di penghujung bulan Sya'ban, selalu mengatakan kepada sahabatnya:"Telah
datang padamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka sambutlah kedatangannya.
Telah datang bulan shiyam membawa segala keberkahan, maka alangkah mulianya
tamu yang datang itu." (HR. Ath Thabrani).
Dalam sabdanya
yang lain:
"Sesungguhnya
telah datang padamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah memerintahkan
berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu, dibukakan segala pintu Surga, dikunci
segala pintu neraka dan dibelenggu syetan-syetan. Di dalamnya ada suatu malam
yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang tidak diberikan kebajikan malam
itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan." (HR. An
Nasai dan Al Baihaqi) Jika kita menengok ke belakang, melihat sirah
Rasulullah SAW kita akan melihat betapa banyaknya kejadian penting terjadi pada
bulan Ramadhan, di antaranya:
1. Bulan diturunkannya Al Qur-an.
Firman Allah:
"(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan
(permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan
mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."
(QS Al Baqarah [2]:185)
Dalam tafsir
Mafatihul Ghaib, berkenaan dengan ayat diatas, Ar Razi berkata: "Allah telah
mengistimewakan bulan Ramadhan dengan jalan menurunkan Al Qur-an. Karenanya,
Allah SWT mengkhususkannya dengan satu ibadah yang sangat besar nilainya, yakni
puasa (shaum). Shaum adalah satu senjata yang mengungkapkan tabir-tabir yang
menghalangi kita manusia memandang nur Ilahi yang Maha Quddus. Al Qur-an adalah
suatu kitab yang tiada bandingannya, pemisah yang haq dan bathil, berlaku
sepanjang masa, dan menjadi pengikat seluruh ummat Islam di seluruh dunia.
2. Bulan diturunkannya kitab-kitab suci lainnya.
Di bulan ini
pula, Allah menurunkan kitab-kitabNya yang lain kepada para Rasul, sebagaimana
diriwayatkan dalam hadits:
"Shuhuf
Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6
Ramadhan dan Injil diturunkan pada 13 Ramadhan sedangkan Al Qur-an diturunkan
pada 24 Ramadhan." (HR. Ahmad)
Itulah
keberkahan bulan Ramadhan, bulan turunnya ayat-ayat Qouliyyah, minhajul hayah
bagi keberadaan manusia di muka bumi, penunjuk jalan bagi orang-orang yang mau
mensucikan dirinya.
1. Bulan pilihan Allah bagi terjadinya perang Badr.
Perang pertama
yang dilakukan kaum Muslimin, dimana perang ini menjadi penentu kelangsungan
perjuangan da'wah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya.
Perang Badr dinamakan Allah dengan sebutan "yaumul furqon"
(hari pembeda
antara yang haq dan bathil), sebagaimana firmanNya:
"Ketahuilah,
sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka
sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anakanak yatim,
orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada
apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
QS Al Anfal
[8]:41.
Muhammad Qutb
mengatakan dalam tafsirnya bahwa perang ini dari awal hingga akhirnya adalah
rencana Allah SWT yang dilaksanakan dengan pimpinan dan bantuanNya. Dimana
dalam jalannya pertempuran, Allah SWT memenangkan kaum Muslimin yang mempunyai
personil dan persenjataan minim, ditambah kondisi fisik kaum Muslimin yang
secara lahiriah lebih lemah karena sedang berpuasa, setelah menerima perintah
yang baru beberapa saat diterimanya. Namun itu bukanlah hambatan untuk menang,
karena kekuatan utama kaum Muslimin adalah kekuatan ruhiyyah mereka dengan
keyakinan akan kebenaran janji Allah SWT. Peperangan ini membuahkan babakan
baru dalam sistem gerakan Islam. Perang ini
memperbaharui
kondisi ummat Islam, setelah dengan sabar dan tabah menempuh tahapan-tahapan
perjuangan da'wah. Lahir tatanan baru dalam kehidupan manusia, bagi penerapan
hak-hak asasi serta sistem dan struktur baru bagi masyarakat dan negara.
2. Bulan yang dipilih bagi terbukanya kota Mekkah.
Peristiwa
"fathul makkah" terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, sekitar
10000 kaum Muslim mendatangi Makkah dari segala penjuru. Pada saat itulah
terjadi fenomena kemenangan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah manapun, dimana
semua musuh, hingga para pemimpinnya menerima dan mengikuti agama lawan. Ini
tidak terjadi melainkan dalam sejarah Islam. Kemenangan ini hakikatnya adalah
kemenangan akidah, kalimat tauhid dan bukan kemenangan individual atau balas
dendam.
3. Bulan yang dipilih Allah untuk Lailatul Qadar.
Dijelaskan dalam
firman Allah SWT:
"Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar." (QS Al Qadr [97]:1-5)
4. Bulan yang dipilih untuk pelaksanaan puasa dan
pemindahan qiblat.
Firman Allah:
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. " QS Al Baqarah [2]:
183.
Bersamaan dengan
turunnya ayat perintah berpuasa di bulan Ramadhan, pemindahan qiblat ummat
Islam dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram inipun menjadi pembeda antara yang haq dan bathil, dimana
pada saat sebelumnya orang Yahudi merasa lebih benar karena puasa mereka dan
kiblat mereka diikuti kaum Muslimin. Namun dengan perintah itu, maka berbedalah
kaum Muslimin dengan ahlul kitab. Berbeda pula kiblat Muslimin dengan mereka,
serta puasa Muslimin dengan mereka. Kecongkakan merekapun berakhir dengan
barokah bulan ini.
Semoga para
pembaca masih penasaran ya dengan hal-hal lain seputar Ramadhan. Buat yang
masih penasaran, silakan komen
dibawah disertai atau kirim email kosong
ke saya dengan alamat mannawasalwa@gmail.com.
Nanti akan saya kirim e-book Panduan Menuju Kemenangan Dalam Ramadhan. Don’t worry, it’s free. Saya juga dulu
dapatnya gratis kok.
Allahumma bariklana fi rojaba wa sya'banan..
waballighna romadhon, wa ballighna romadhon, waballighna romadhon...
Jadi, mari
sambut Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan…